Thursday, March 28, 2024
HomeBasis AplikasiMerespon Tanggapan Masyarakat, MRT Jakarta Gandeng Qlue Indonesia

Merespon Tanggapan Masyarakat, MRT Jakarta Gandeng Qlue Indonesia

PT MT Jakarta bekerjasama dengan PT Qlue Performa Indonesia terkait dengan fasilitas aduan berbasis daring untuk mengetahui tanggapan masyarakat secara langsung terhadap proyek MRT Jakarta. Direktur PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, kerja sama ini dibuat agar warga Jakarta yang terdampak selama proses pembangunan, pengguna jalan dan calon pengguna MRT Jakarta bisa berkontribusi meenyampaikan laporan dan aspirasinya kepada pihak MRT Jakarta.

Baca juga: Keren! Ini Dia Penampakan Stasiun MRT Senayan

“Berdasarkan laporan tersebut, PT MRT Jakarta akan menganalisis masalah di lapagan sehingga kami mampi memberikan solusi yang tepat sasaran selama masa pembangunan menuju beroperasinya MRT Jakarta pada Maert 2019. Penanganan Keluhan atau komplain handling wajib menjadi bagian dari proses dan bukti kepada pemerintah, donor dan masyarakat bahwa kami berupaya membuat pembangunan fasilitas publik ini bersifat patisipati,” ujar William yang ddikutip KabarPenumpang.com dari siaran pers (6/9/2017).

Selain itu, CEO Qlue, Rama Raditya mengatakan, bahwa Qlue merupakan aplikasi berbasis media sosial yang memngkinkan warga untuk melaporkan keluhan secara langsung kepada para pembuat kebijakan dan aparat kota terutama penyedia fasilitas umum dan jasa publik agar adanya komunikasi dua arah tanpa terhambat birokrasi.

“Aplikasi ini terdiri atas aplikasi gawai dan papan instrumen yang mampu memantau, menganalisis, dan menyelesaikan masalah agar warga yang telah melaporkan keluhan turut berkontribusi terhadap perbaikan kota. Mereka juga akan merasa memiliki kota dan menjadi lebih berdaya,” ujar Rama.

Perjanjian Kerja Sama antar MRT Jakarta dengan Qlue akan berlangsung selama satu tahun dan ini bisa diperpanjang. Diharapkan kedepannya dengan kerja sama ini, warga Jakarta turut memiliki dan merawat fasilitas transportasi publik yang dapat dinikmati dalam waktu kurang dari 1,5 tahun kedepan. Laporannya sendiri bisa dikirim melalui telepon genggam dalam format teks, foto maupun video melalui sistem operasi Android maupun iOS dan memberikan geo tagging supaya laporan tersebut lebih akurat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mewujudkan transportasi Moda Raya Terpadu (MRT) yang akan menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta. Hingga 29 Agustus 2017, secara garis besar pengerjaan MRT Jakarta telah mencapai 78,01 persen. Pengerjaan MRT Jakarta struktur bawah tanah telah selesai 89,27 persen (±6 km), sementara struktur layang sendiri telah selesai 66,86 persen (±10 km). Terdapat 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini: 7 stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja), dan 6 stasiun bawah tanah (Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia).

Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus – Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta; 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang merupakan teknologi baru bagi Indonesia.

Baca juga: Antara Viaduct, MRT dan Pergeseran Makna

Fase kedua Bundaran HI – Kampung Bandan ditargetkan mulai dibangun pada bulan Oktober 2018. Pemerintah berencana membangun MRT Jakarta untuk dua koridor, yakni Selatan – Utara dan Timur – Barat. Koridor Timur – Barat, dari Cikarang, Bekasi, hingga Balaraja, Banten, ini akan dimulai pada tahun 2020, membentang sepanjang 87 km. MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru