Buyar sudah mimpi reunifikasi di semenanjung Korea, pasalnya pihak militer Korea Utara akan memutuskan secara permanen jalur kereta api yang selama ini menghubungkan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Baca juga: Setelah 18 Hari Inspeksi, Kereta Korea Selatan Kembali dari Korea Utara
Seperti dikutip Reuters.com, militer Korea Utara mengatakan akan mengambil “langkah substansial” dengan memutus sepenuhnya wilayahnya dari Korea Selatan pada hari Rabu, setelah berbulan-bulan memperkuat perbatasannya yang dipersenjatai dengan ketat.
Pengumuman tersebut, yang muncul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membatalkan kebijakan lama untuk mencari reunifikasi damai dengan Korea Selatan awal tahun ini, menyatakan bahwa jalan raya dan rel kereta api yang tersisa yang terhubung ke Korea Selatan akan diputus sepenuhnya, sehingga menghalangi akses di sepanjang perbatasan.
“Situasi militer akut yang terjadi di semenanjung Korea mengharuskan angkatan bersenjata Korea Utara untuk mengambil tindakan yang lebih tegas dan lebih kuat untuk lebih dapat dipercaya dalam mempertahankan keamanan nasional,” kata Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA), menurut pemberitahuan di kantor berita milik pemerintah Korea Utrara KCNA yang menyebut Korea Utara dengan inisial nama resminya, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Sejak Januari, Pyongyang telah memperkuat pertahanan perbatasannya, memasang ranjau darat, membangun perangkap anti-tank, dan menyingkirkan infrastruktur rel kereta api, menurut militer Korea Selatan.
Kim juga telah meningkatkan retorikanya yang berapi-api terhadap Korea Selatan, menyebutnya sebagai “musuh utama dan musuh utama yang tidak berubah-ubah” Korea Utara, sebuah deskripsi yang digaungkan dalam pemberitahuan KPA terbaru.
Staf Umum mengatakan tindakan tersebut merupakan respons terhadap “latihan perang” baru-baru ini yang diadakan di Korea Selatan dan kunjungan oleh apa yang diklaimnya sebagai aset nuklir strategis AS di kawasan tersebut. Selama setahun terakhir, sebuah kapal induk AS, kapal serbu amfibi, pembom jarak jauh, dan kapal selam telah mengunjungi Korea Selatan, yang menuai teguran keras dari Pyongyang.
Dalam tanggapannya pada hari Rabu, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pengumuman Korea Utara adalah “tindakan putus asa yang berasal dari ketidakamanan rezim Kim Jong Un yang gagal” dan “hanya akan mengarah pada isolasi yang lebih keras [baginya].”
Korea Utara dan Korea Selatan telah terpisah sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953 dengan perjanjian gencatan senjata. Kedua belah pihak secara teknis masih berperang, tetapi kedua pemerintah telah lama berupaya mencapai tujuan untuk bersatu kembali suatu hari nanti.
Dewan Keamanan PBB Beri Lampu Hijau untuk Survei Lapangan Jalur Kereta Korea Utara dan Korea Selatan