Jetlag biasanya dirasakan penumpang yang melakukan penerbangan jarak jauh dan memiliki perbedaan waktu dari negara asalnya. Namun, jetlag sendiri bisa hilang secara normal paling lama dua hari. Maskapai plat merah Australia, Qantas yang memiliki penerbangan jarak jauh dengan rute Perth menuju London membantu mengatasi jetlag pada penumpang.
Baca juga: April 2018, Qantas Buka Penerbangan Langsung Perth – London
KabarPenumpang.com merangkum dari laman airlineratings.com (1/3/2018), para ilmuwan baru-baru ini menemukan cara untuk membantu penumpang mengatasi jetlag dengan coklat, cabai dan teh herbal. University of Sydney Charles Perkins Center dan pengalaman dalam dapur Qantas serta koki selebriti Neil Perry’s Rockpool baru saja menemukan pada Kamis (9/3/2018) kemarin.
Pilihan dan penyegaran baru pada hidangan yang bisa membantu penumpang tidur pada waktu yang optimal selama penerbangan. Salah satunya adalah teh herbal yang dikembangkan oleh produsen Qantas dan teh Dilmah dengan lemon verbena chamomile dan sereh untuk membatu dalam relaksasi.
Minuman yang baik pada malam hari adalah coklat panas atau gabungan susu dan coklat yang menghasilkan asam amino dimana mampu merangsang tidur. Ini bertujuan untuk membantu siklus tidur pada tubuh penumpang.
Hidangan yang disediakan pun bisa membantu dalam menghidrasi tubuh seperti sayur hijau, timun, stroberi, seledri dan beberapa jenis lainnya yang memiliki kandungan probiotik untuk membantu pencernaan. Makanan yang dicampur seperti salad tuna dan salad lainnya dan ditambahkan cabai sesuai waktunya menjadi makanan ringan yang bisa disantap penumpang.
Cabai sendiri sebenarnya bisa mengganggu tidur sehingga bisa dihindari pada menu makan malam, tetapi cabai juga bisa membantu orang bangun di pagi hari.
“Bekerja dengan spesialis tidur klinis, ahli gizi dan ilmuwan metabolik, kami telah merancang pilihan menu baru dengan menggunakan bahan-bahan lezat yang memiliki manfaat tambahan dari hidrasi, membantu tidur dan mengurangi jetlag. Menu yang kami uji di rute Perth ke London akan terus menawarkan pilihan favorit pelanggan namun memiliki beberapa penambahan dan pengecualian bahan khusus,” kata creative director of food, beverage & service, Perry.
Direktur akademik Charles Perkins Center Stephen Simpson mengatakan menu baru tersebut menggabungkan pengetahuan ilmiah terkini tentang nutrisi dan hidrasi. Simpson mengatakan bahwa tim pusat tersebut telah melakukan uji coba melalui literatur ilmiah untuk menemukan bukti makanan atau nutrisi dalam makanan yang dapat mendukung waktu tidur atau bantuan untuk membangunkan orang.
“Beberapa hal yang kami temukan, tampaknya didukung dengan baik oleh buktinya adalah jika Anda ingin mempromosikan awitan tidur maka kombinasi Tryptophan, yang merupakan salah satu asam amino yang ditemukan dalam protein, dengan karbohidrat adalah Cara terbaik,” katanya.
Para ilmuwan Charles Perkins Center juga ingin mengambil langkah selanjutnya yang melibatkan uji coba dengan sekelompok penumpang menggunakan teknologi serta hasilnya dapat dipakai. Teknologi ini akan digabungkan dengan aplikasi yang dirancang untuk mengumpulkan data tentang pola tidur dan aktivitas, keadaan mental, pola makan dan hidrasi sebelum, selama dan setelah penerbangan jarak jauh mereka.
Studi ini akan mempertemukan para peneliti melintasi bidang seperti nutrisi, aktivitas fisik dan tidur untuk memetakan strategi untuk melawan masalah perjalanan seperti jetlag. Ini akan melihat isu-isu seperti latihan dan gerakan on-board, desain menu dan waktu servis, persiapan pra dan pasca penerbangan serta waktu transit.
Baca juga: Atasi Jetlag, Qatar Airways Hadirkan Kabin dengan Fitur Khusus di Airbus A350-1000
Pemeriksaan lingkungan kabin juga akan melihat bagaimana faktor-faktor seperti pencahayaan dan suhu mempengaruhi penumpang. Simpson yakin ada potensi penemuan dan inovasi kesehatan, sains dan teknik yang luar biasa untuk keluar dari kemitraan yang bisa memberi banyak manfaat.