Friday, May 2, 2025
HomeAnalisa AngkutanSebelum Era GPS, Inilah Teknik Terbang Aman Saat Pesawat Melintasi Samudera

Sebelum Era GPS, Inilah Teknik Terbang Aman Saat Pesawat Melintasi Samudera

Terbang di atas lautan nan luas seperti melintasi Samudera Atlantik dan Pasifik, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para awak pesawat. Untuk itu, peran navigasi berbasis satelit seperti GPS (Global Positioning System) sangat berperan untuk memandu arah penerbangan.

Baca juga: Dear All, Stop Ketergantungan pada Google Maps (GPS)! Hasil Penelitian Ungkap Dampak Buruknya

Seperti diketahui, kehilangan arah dalam penerbangan di atas lautan menjadi momok menakutkan. Ketika kehilangan arah berlanjut dan arah gagal dikoreksi, maka bisa berujung pendaratan darurat, lantaran pesawat akan kehabisan bahan bakar.

Namun, bagaimana sebelum ada atau dikenalnya teknologi navigasi berbasis GPS? Salah satu jawabannya adalah LORAN, yakni sistem radio berbasis darat yang menyiarkan sinyal yang sangat sederhana pada frekuensi tertentu. Frekuensi ketukan yang diterima sebagai hasil interferensi antara radio-radio ini dapat digunakan untuk menentukan posisi.

Akurasi dalam praktik terbukti sekitar 2 persen dari jangkauan; yaitu, jika Anda berada 100 mil dari radio pemancar, Anda dapat menentukan lokasi Anda dalam jarak 2 mil. Sebelum LORAN, ada navigasi langit. Penggunaan sextant memungkinkan seorang navigator untuk menentukan garis lintang dengan membandingkan ketinggian matahari atau bintang di atas cakrawala; penggunaan sextant dikombinasikan dengan jam akurat yang mewakili waktu di lokasi tetap, memungkinkan navigator untuk menentukan garis bujur.

Jam yang cukup akurat untuk menentukan garis bujur dikembangkan pada tahun 1700-an. Sebelum itu, navigasi langit mengandalkan perhitungan mati untuk menentukan garis bujur.

Terbang melintasi lautan adalah tugas yang jauh lebih menantang karena ada sedikit atau tidak ada peralatan navigasi berbasis darat dalam jangkauan. Di era Perang Dunia Kedua, pesawat memiliki navigator (perwira ketiga) di kokpit yang akan terus-menerus menghitung posisi pesawat. Navigasi langit merupakan salah satu metode yang digunakan dimana posisi bintang di langit diukur dengan sextant untuk mengetahui posisi pesawat.

Sebelum navigasi langit, ada perhitungan mati — memperkirakan posisi Anda berdasarkan arah, waktu, dan kecepatan perjalanan Anda dari perkiraan sebelumnya, dan cara satu ini tidak bekerja dengan baik untuk pesawat.

Sementara itu, teknologi lain yang digunakan adalah radar, terutama radar pasif, yang menafsirkan transmisi dan pantulan dari sumber radio lain.

Baca juga: Otoritas Penerbangan Sipil Perancis Tuduh Rusia Ganggu Sistem Navigasi Berbasis Satelit

Tepat sebelum Perang Dunia II, pesawat menggunakan Radio Direction Finding (RDF) untuk terbang melintasi AS dan luar negeri. Mereka menyetel stasiun radio yang telah direncanakan sebelumnya dan mengikuti “sinar” dan memeriksa silang dengan stasiun lain untuk menentukan lokasi persisnya. Kemudian navigator menyetel stasiun berikutnya lalu stasiun berikutnya hingga pilot dapat melihat kota, titik arah, atau bandara.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru