Friday, October 24, 2025
HomeDaratSejarah Singkat Stasiun Telawa yang Berusia Lebih dari Satu Abad

Sejarah Singkat Stasiun Telawa yang Berusia Lebih dari Satu Abad

Siapa yang belum mengetahui bahwa Boyolali itu memiliki stasiun Kereta Api (KA), lho. Nah, tepatnya adalah Stasiun Telawa adalah satu-satunya stasiun kereta api antarkota yamg ada di Boyolali. Stasiun ini dibuka oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada 10 Februari 1870. Walaupun umurnya sudah 155 tahun, bangunan stasiunnya masih asli dan terawat dengan baik.

Stasiun Telawa

Stasiun yang kini berada di wilayah PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasional (Daop) 4 Semarang itu dulunya masih satu paket pembangunan jalur Semarang-Voorstenlanden. Voorstenlanden atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai tanah para raja mengacu pada wilayah Kerajaan Mataram atau daerah Solo dan Yogyakarta masa kini.

Dulunya daerah di sekitar stasiun merupakan penghasil kayu jati, bahan bakar terbaik bagi lokomotif uap, dan komoditas andalan di wilayah tersebut, sehingga menjadi titik vital untuk dibangun jalur kereta api.

Berada di ketinggian 63 meter di atas permukaan laut, Stasiun Telawa juga masih mempertahankan bentuk asli dari arsitekturnya dan hanya mengalami renovasi minor. Stasiun Telawa membawa arsitektur Indische Stijl, yang menggabungkan elemen arsitektur Eropa dengan adaptasi terhadap iklim tropis di Indonesia. Terlihat bentuk bangunan yang sederhana seperti jendela dan ventilasi yang besar untuk sirkulasi udara .

Tak jauh dari Stasiun Telawa, terdapat sebuah bangunan Belanda atau dikenal dengan Loji Papak untuk rumah administratur perkebunan. Loji Papak semacam ini di Jawa Tengah cukup langka karena hanya ada di Gundih, Telawa, dan Salatiga.

Seiring berjalannya waktu, fungsi Stasiun Telawa berkembang dari yang semula hanya melayani angkutan barang menjadi melayani perjalanan penumpang. Perkembangan ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan transportasi umum bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya.

Walaupun namanya Telawa, namun letaknya tak persis di Desa Telawa, namun di Desa Pilangrejo, Juwangi. Sehingga stasiun ini juga dikenal sebagai Stasiun Juwangi. Di Stasiun Telawa ada beberapa perjalanan kereta api antarkota yang berhenti, yaitu KA Banyubiru, Joglosemarkerto, Matarmaja dan Majapahit. KA-KA ini telah memudahkan masyarakat Boyolali untuk bermobilitasi ke kota-kota lain, seperti: Solo, Semarang, Yoguakarta, sampai Jakarta.

“Tanggung,” Stasiun Kedua Tertua di Indonesia, Masih Beroperasi dan Jadi Cagar Budaya

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru