Tak perlu susah payah jika mau belok atau pun pindah jalur, karena cara mengemudi lokomotif tentu saja tak seperti kendaraan lainnya yang melintas diatas aspal. Nah, kereta api punya cara kerja yang unik dan tentu berbeda. Jika mobil atau sejenisnya jika ingin belok atau pindah jalur cukup putar setir saja, namun jika lokomotif cukup bergerak mengikuti arah rel.
Seperti video yang diunggah oleh akun resmi Instagram KAI dengan username @kai121_ yang menjelaskan tentang bagaimana kereta api bisa berpindah jalur. Selama kereta api berjalan diatas rel yang menentukan arah lokomotif itu bukan setir, tapi pada relnya. Jika rel tersebut posisi berbelok atau lurus saat melewati wesel maka otomatis rangkaian kereta juga akan berpindah jalur.

Wesel berasal dari bahasa Belanda, yaitu wissel. Wesel adalah konstruksi kereta api bercabang yang berguna untuk mengalihkan atau membuat kereta api berpindah dari jalur satu ke jalur lainnya. Dengan wesel ini, rel-rel banyak tersebut bisa digabungkan menjadi satu tujuan atau sebaliknya. Wesel sendiri terdiri dari sepasang rel yang ujungnya diruncingkan sehingga mampu melancarkan perpindahan kereta api dari jalur satu ke jalur lainnya.
Ini definisi nyata kepada lokomotif tidak memiliki setir, sementara yang bertugas mengatur perpindahan jalur kereta api adalah Petugas Pengatur Kereta Api (PPKA) di setiap stasiun. PPKA inilah yang menentukan kereta keluar masuk di jalur berapa dan mengatur persilangan kereta api melalui sistem persinyalan dan wesel elektrik maupun mekanik.
Saat kereta api berjalan, masinis di lokomotif bertugas untuk mengendalikan kecepatan, memantau sinyal, melakukan tunjuk sebut serta menjaga komunikasi dengan pusat pengendali, berkonsentrasi penuh, dan siaga menghadapi kondisi darurat.
Tak hanya itu, ada fakta menarik lain soal bagaimana kereta bisa menikung tanpa setir. Selain mengikuti rel, roda kereta dirancang dengan bentuk tirus, artinya bagian pinggir roda memiliki diameter yang sedikit berbeda dibandingkan bagian tengahnya.
Saat kereta melewati tikungan, perbedaan diameter ini membuat roda yang berada di sisi luar tikungan berputar sedikit lebih jauh dibanding roda sisi dalam, membantu kereta menjaga kestabilannya di tikungan. Desain inilah yang membuat kereta tetap stabil walaupun melewati rel berbelok.