Sebagai salah satu perusahaan dirgantara terbesar di dunia, maka Airbus sejak awal berdiri sampai saat ini telah mengalami transformasi, seperti diperlihatkan para perubahan logo perusahaan. Untuk saat ini, logo Airbus saat ini adalah nama perusahaan dengan warna biru dengan latar belakang putih dengan pusaran ikonik.
Kilas balik, pada dekade 60an, penerbangan komersial didominasi oleh Boeing, dan manufaktur pesawat lain membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk bersaing. Douglas dan Lockheed memiliki pijakan yang kuat, namun Eropa perlu mengejar ketertinggalan dalam industri global yang akan menciptakan ribuan lapangan kerja. Yakin bahwa pesawat bermesin ganda dapat menggantikan DC-10 bermesin tiga dan Lockheed TriStar, pemerintah Perancis dan Jerman memulai diskusi untuk berkolaborasi.
Hasil kolaborasi dilanjutkan dengan perjanjian yang ditandatangani oleh Menteri Transportasi Perancis Jean Chamant dan Menteri Ekonomi Jerman Karl Schiller pada Paris Air Show 1969. Perjanjian yang dimaksud untuk memproduksi pesawat yang kemudian menjadi Airbus A300, DaimlerChrysler Aerospace AG (DASA) Jerman dan Aérospatiale Prancis bergabung menjadi Airbus.
Perusahaan yang baru dibentuk pada 18 Desember 1970 membutuhkan logo dan menghasilkan desain yang menggabungkan simbol-simbol perusahaan yang bergabung tadi. Mereka menggabungkan bintang empat sinar dari DaimlerChrysler Aerospace AG Jerman dan panah melengkung dari Aérospatiale Prancis dengan huruf EADS (European Aeronautic Defense and Space Company).
Untuk logo pesawatnya, Airbus mengambil lingkaran putus-putus menjadi dua bagian identik yang berisi pola lengkung abstrak dinamis yang dimaksudkan untuk mewakili bumi dan pesawat terbang mengelilinginya. Pada tahun 1970-an, warna coklat, oranye, dan ungu dianggap sebagai warna yang asyik, sehingga Airbus menggunakan warna oranye dan kuning untuk logonya.
Kemudian pada tahun 2001, Airbus telah menemukan pijakannya di dunia penerbangan, dan menginginkan merek yang mencerminkan identitasnya yang berwawasan ke depan. Warna kuning dan oranye pada logo aslinya dianggap kuno, sehingga Airbus menukarnya dengan logo sederhana berbasis biru. Biru dianggap sebagai warna profesionalisme, kualitas dan kepercayaan, sehingga dianggap cocok untuk identitas pabrikan. Bola dunia yang berputar-putar itu tetap ada, tetapi disederhanakan. Nama perusahaan disajikan dalam jenis huruf sederhana dan miring.
Selanjutnya, pada tahun 2010, Airbus memutuskan sudah waktunya untuk berubah dan meluncurkan merek baru. Pembuat pesawat memperkenalkan jenis huruf modern yang sudah digunakan oleh perusahaan induk EADS, dan menambahkan garis tali EADS di bawahnya.
Ketika berbicara tentang perubahan tersebut, portal identitas perusahaan Jerman ci-portal.de mengutip pernyataan mantan Presiden dan CEO Airbus Tom Enders:
“Kami masih mempertahankan banyak fitur asli logo kami – seperti bola ikonik dan warna biru tua yang menjadi ciri khas Airbus dan membantu membangun merek ini menjadi nama rumah tangga global, dengan lebih dari 90 % kesadaran di kalangan masyarakat yang bepergian dan reputasi sebagai pemimpin dalam inovasi dan teknologi terdepan,” kata Enders. “Tetapi kami juga telah memodernisasi identitas kami untuk mencerminkan era desain dan kebutuhan pemasaran masa depan.”
Menurut Enders, logo berbentuk bola dunia dengan dua set tiga garis lengkung dan cakrawala imajiner melambangkan penyatuan dua pendiri perusahaan, DaimlerChrysler Aerospace AG dan Aérospatiale.
Baca juga: Hari ini, 18 Tahun Lalu, Airbus A380 Sukses Terbang Perdana
Pada tahun 2017, Airbus memilih untuk memperkecil logonya dan menghilangkan globe sama sekali. Logo Airbus saat ini hanyalah kata AIRBUS dengan warna biru dengan latar belakang putih, hitam dengan latar belakang putih, atau tulisan putih dengan latar belakang hitam.