Sunday, December 21, 2025
HomeAnalisa AngkutanSi Hijau Lokomotif CC 203: Nasibmu Berujung Tak Pasti

Si Hijau Lokomotif CC 203: Nasibmu Berujung Tak Pasti

Bagi pecinta kereta api (railfans) pasti sudah mengenal lokomotif dengan ciri unik yang satu ini. Ya, lokomotif seri CC 203 dengan livery identik warna hijau strip orange ini adalah satu-satunya warna yang sangat berbeda. Lokomotif ini hanya ditemukan di Sumatera Selatan.

Nah, lokomotif hijau ini hanya dapat ditemui di wilayah PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Divisi Regional (Divre) 3 Palembang dan 4 Tanjung Karang, Lampung. Keberadaannya saat itu sebenarnya melengkapi koleksi lokomotif unik lain yang hanya ada di Divre IV selain lokomotif CC 202, CC 205 dan CC 201.

Masa kejayaan saat dinas, lokomotif tersebut hanya ada 4 unit CC 203 bercat hijau yang beroperasi di sana. Namun uniknya, seluruh lokomotif tersebut milik pabrik kertas PT Tanjung Enim Lestari (TEL). Meskipun bukan milik KAI, namun operasional lokomotif berhidung miring ini tetap dilakukan oleh kru dari KAI.

Seri lokomotif hijau ini terdiri dari CC 20331, CC 20332, CC 20333, dan CC 20334. Namun ada hal yang membuat salah satu lokomotif tidak bisa dioperasikan lagi, yaitu seri CC 20333 mengalami Peristiwa Luarbiasa Hebat (PLH) yang ringsek dan terguling pada Februari 2008 lalu.

Lokomotif CC 203 saat membawa Gerbong Tutup (GT) angkutan bubur kertas. (Foto: Dok. Laman Kaori Nusantara)

Lokomotif buatan General Elektrik (GE) Lokindo tahun 2000 ini berwarna putih strip biru seperti saudaranya yang ada di Jawa. Namun pada Desember 2007, warnanya diganti menjadi hijau setrip orange-kuning. Pengecatan lokomotif ini dilakukan di Balai Yasa Lahat, Sumatera Selatan. Saat pengecatan tentu tak ada logo KAI bahkan Departemen Perhubungan hanya polos hijau strip orange saja.

Karena lokomotif ini sepenuhnya milik PT TEL, maka dinasan si Hijau ini hanya untuk kepentingan PT TEL saja, yaitu mengangkut ‘bubur kertas’ dari Niru ke Tarahan sejauh 347 kilometer. Gerbong yang dipergunakan mengangkut bubur kertas ini berjenis Gerbong Tutup (GT). Menggunakan gerbong jenis itu supaya kertas yang diangkut tidak berhamburan keluar.

Saat rangkaian tiba di Tarahan, pengangkutan bubur kertas selanjutnya diteruskan dengan kapal. Perjalanan rangkaian ini hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Waktu itu lokomotif CC 203 hanya menarik satu unit saja, terkadang hingga 2 unit lokomotif tergantung berapa jumlah gerbong yang dibawa. Namun biasanya yang dibawa sebanyak 15 gerbong.

Saat ini keberadaan lokomotif CC 203 hijau masih berada di Tarahan, bahkan bisa dibilang mangkrak tak ada aktifitas. Pengelola dari PT TEL pun tak ada pergerakan sama sekali untuk diapakan selanjutnya lokomotif tersebut. Sempat ada kabar burung, lokomotif hijau ini akan dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta untuk diperbaiki, namun hingga kini masih kurang belum ada informasi selanjutnya. Bisa dikatakan lokomotif ini tak memiliki kepastian apakah akan dioperasikan atau tidak.

Produksi Indonesia, Lokomotif CC203 Atau GE U20C Pernah Digunakan di Filipina dan Australia

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru