Terminal Amplas bukan sekadar titik keberangkatan dan kedatangan bus. Terminal yang berlokasi di Jalan Panglima Denai, Medan Amplas, ini menyimpan sejarah panjang sebagai salah satu pusat mobilitas masyarakat terbesar di Sumatera Utara.
Terminal Amplas mulai beroperasi pada awal 1980-an dan dirancang sebagai terminal tipe A yang mampu melayani angkutan antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP), hingga angkutan kota. Keberadaannya menjadi vital karena Medan merupakan pintu gerbang utama menuju berbagai wilayah di Sumatera bagian utara, seperti Deli Serdang, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, bahkan sampai ke Banda Aceh dan Padang.
Pada masa jayanya di tahun 1990-an hingga awal 2000-an, Terminal Amplas dipadati ratusan armada bus dari berbagai perusahaan otobus (PO). Suasana ramai, kios makanan khas Medan, pedagang oleh-oleh, dan deretan warung kopi menjadi bagian dari denyut hidup terminal ini. Tidak sedikit pelajar, pekerja, hingga pedagang antar daerah memulai perjalanannya dari terminal ini.
Namun seiring waktu, Terminal Amplas mengalami penurunan aktivitas. Kemunculan angkutan online, minimnya perawatan fasilitas, serta bergesernya rute-rute transportasi ke terminal bayangan menyebabkan jumlah penumpang dan operator menurun drastis. Terminal yang dahulu ramai, mulai terlihat lengang dan kurang terawat.
Pemerintah pusat dan daerah pun mencoba menghidupkan kembali Terminal Amplas. Pada 2022, Kementerian Perhubungan mengambil alih pengelolaan terminal sebagai bagian dari revitalisasi terminal tipe A nasional. Renovasi besar-besaran dilakukan untuk mengembalikan fungsi utama terminal serta menjadikannya lebih ramah pengguna, modern, dan tertib.
Kini, perlahan Terminal Amplas menunjukkan geliatnya kembali. Fasilitas mulai ditingkatkan, keamanan diperketat, dan layanan bus antarkota mulai rutin beroperasi. Terminal ini bukan hanya bangunan fisik, tapi simbol konektivitas antar daerah dan lintas generasi.
Terminal Amplas menjadi saksi bisu perubahan wajah transportasi di Medan. Dari masa ke masa, ia tetap berdiri menjadi simpul penting dalam peta perjalanan masyarakat Sumatera Utara. Membangkitkan kembali kejayaannya bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga upaya melestarikan bagian dari sejarah transportasi kota Medan.
PO Intra, Kondektur Bukan Hanya Pengutip Ongkos Tapi Juga Navigator untuk Menyalip