Thursday, May 1, 2025
HomeAnalisa AngkutanTupolev Tu-334, Pesaing Fokker F28 Fellowship yang Tidak Pernah Beroperasi Komersial

Tupolev Tu-334, Pesaing Fokker F28 Fellowship yang Tidak Pernah Beroperasi Komersial

8 Februari kemarin menandakan 23 tahun sejak pesawat Tupolev Tu-334 terbang perdana. Pesawat yang digadang-gadang bakal menjadi penerus kejayaan Tupolev Tu-134 sekaligus penantang Fokker F28 Fellowship dan saudara kandungnya Fokker F100 itu, pada akhirnya tidak pernah beroperasi secara komersial setelah Tupolev diakuisisi menjadi United Aircraft Corporation (UAC).

Baca juga: (Eksklusif) Inside Tupolev Tu-144: Pesawat Supersonik Pertama di Dunia Sebelum Concorde

Dilansir Simple Flying, rencana pengembangan pesawat Tupolev Tu-334 sudah digembar-gemborkan sejak awal tahun 1989, atau 10 tahun sebelum penerbangan perdana pesawat.

Awalnya, perusahaan ingin meraup cuan dalam waktu cepat, sehingga diputuskan membuat pesawat bermesin turbofan yang ketika itu mulai digandrungi maskapai. Bila tak ada aral melintang, tahun 1992 menjadi momentum dimana pesawat diperkenalkan ke publik. Sedangkan versi propfan direncanakan mulai diperkenalkan tiga tahun setelahnya.

Propfan dianggap memiliki beberapa keunggulan. Mesin gabungan dari turbofan dan turboprop itu lebih efisien dan bisa mengangkut lebih banyak penumpang. Namun, karena satu dan lain hal, Tupolev hanya mengembangkan pesawat Tu-334 turbofan, menggunakan mesin Progress D-436.

Sejak pengembangan dimulai, progres pembangunan pesawat itu cukup mulus, sampai momen terburuk tiba. Pada 26 Desember 1991, Uni Soviet runtuh dan Presidennya, Mikhail Gorbachev, mengundurkan diri. Pengembangan prototipe Tu-334 pun mangkrak dibuatnya.

Setelah beberapa tahun, pengembangan Tupolev Tu-334 dilanjutkan hingga pada 8 Februari 1999 pesawat itu berhasil melakukan penerbangan perdana.

Berbeda dengan konsep awal, prototipe Tupolev Tu-334 yang sukses terbang perdana didasari pada pesawat Tu-204 yang diperkecil di bagian badan dan sayapnya. Perbedaannya terletak pada mesin, Tu-334 memiliki mesin di ekor, sedangkan Tu-204 di sayap.

Versi standar dari Tu-334-100 direncanakan mampu mengangkut 102 penumpang dalam satu kelas. Dalam dua kelas, penumpang yang bisa diangkut mencapai 72 orang. Pesawat mampu melaju di kecepatan 820 km per jam dan jangkauan 3.150 km.

Pesawat dengan lebar sayap 29,77 meter, tinggi dari ground sampai ujung ekor mencapai 9,38 meter ini mulai menemui titik suram usai Tupolev kehabisan uang untuk menyelesaikan proses produksi dan turunannya.

Disebutkan, Tupolev Tu-334 gagal mendapat type certificate dari otoritas Rusia lima tahun setelah penerbangan perdana atau pada Desember 2003. Namun, perusahaan belum menyerah, terlebih pesanan dari sejumlah maskapai mulai masuk. Sampai Desember 2006, total sudah ada 24 maskapai yang menandatangani letter of intent dengan total 297 unit.

Baca juga: 61 Tahun Lalu, Tupolev Tu-114 Rossiya Jadi Pesawat Turboprop Tercepat, Terbesar, dan Jangkauan Terjauh di Dunia

Pada tahun 2008, angkanya meningkat menjadi 100 maskapai yang antre mendapatkan Tupolev Tu-334. Perusahaan pun merespon dan berniat memulai produksi massal setahun berikutnya.

Akan tetapi, rencana itu kandas setelah proses rasionalisasi besar-besaran terjadi oleh produsen pesawat Rusia hingga membentuk United Aircraft Corporation (UAC). Setelah bergabung menjadi UAC, Tupolev Tu-334 pun akhirnya diputuskan selesai atau tidak diteruskan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru