Saturday, December 6, 2025
HomeAnalisa AngkutanUnik! Kota Tegal Punya Dua Stasiun Bernama Sama, Ini Penjelasannya

Unik! Kota Tegal Punya Dua Stasiun Bernama Sama, Ini Penjelasannya

Menggunakan kereta api di jalur utara ada saja hal-hal unik bahkan bersejarah yang membuat masyarakat dibuat penasaran. Meski tak seindah jalur selatan, namun berbagai bangunan stasiun dan jalur non aktif pun masih bisa disaksikan hingga kini. Bahkan jalur cabang yang terhubung dengan transportasi tram pun tak luput dari ikonik daerah tersebut.

Seperti yang terjadi di Kota Tegal. Kota dengan julukan Kota Bahari ini ternyata memiliki sejarah jalur kereta api yang berdekatan dengan Stasiun Tegal. Stasiun yang hingga kini masih melayani naik dan turun penumpang tersebut merupakan stasiun cagar budaya yang dikelola PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI). Nah, dari sejarah di Kota Tegal, tahukah kalian bahwa sebelumnya ternyata Stasiun Tegal memiliki dua nama stasiun ya sama?

Mengutip dari artikel yang berjudul “Melihat Sejarah Tegal dari Sisi Nusantara dan Kolonial”, Stasiun Tegal Lama dibangun oleh perusahaan Javasche Spoorweg Maatschappij (JSM). Lokasi stasiun ini berada disisi utara Stasiun Tegal saat ini, tepatnya di Jalan Panggung Timur atau yang biasa dikenal dengan Tempa. Pembangunan cikal bakal stasiun di Kota Bahari ini dimulai pada tahun 1885 dan diresmikan pada 17 November 1886.

Stasiun Tegal Lama. (Foto: Dok. universiteitleiden.nl)

Awal pengoperasiannya digunakan untuk menjalankan trem, sedangkan rute awal yang dilayani stasiun ini adalah Tegal – Balapulang. Kemudian pada 16 September 1895, bangunan ini dibeli oleh perusahaan kereta api Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).

Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan, stasiun ini akhirnya digantikan oleh Stasiun Tegal Baru yang dibangun di Slerok pada tahun 1918. Usai berpindahnya operasional ke stasiun baru, kemudian stasiun ex JSM ini dinonaktifkan.

Meskipun sudah lama non aktif, saat ini sisa bangunannya masih dapat dilihat namun kondisinya sudah menjadi koperasi dan rumah makan. Sedangkan sisa relnya sudah tertimbun tanah dan bangunan, namun ada sisa rel yang terlihat menyeberangi sungai dan mengarah ke utara atau Pelabuhan.

Sementara itu Stasiun Tegal baru yang saat ini masih digunakan merupakan bangunan yang dirancang oleh Henri MacLaine Pont, salah seorang arsitek terkenal berkebangsaan Belanda yang dikenal dekat dengan SCS. Stasiun inilah yang dikenal banyak orang sebagai Stasiun Tegal yang sampai saat ini melayani perjalanan kereta api.

SCS membuat rencana untuk meningkatkan kapasitas lintas Tegal – Brebes terlebih kebutuhan angkutan penumpang dan barang semakin meningkat. Selain mengoperasikan stasiun baru, SCS juga mengoperasikan jalur baru.

Jalur baru sepanjang 12 km memiliki keunikan, antara lain jalurnya sejajar dengan jalur cabang Tegal–Prupuk bekas JSM setelah memasuki wilayah Kejambon. Dengan selesainya jalur tersebut, diharapkan kecepatan kereta api uap pada masa itu dapat ditambah dari 30 menjadi 45 km/jam.

Merasakan Nuansa Khas Vintage Stasiun Gundih di Jalur Penghubung Semarang-Solo

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru