Memiliki cita-cita sebagai seorang perawat tapi harus memulainya dari menjadi seorang pramugari? Sepertinya tak masalah dan ini terjadi pada seorang pramugari Singapore Airlines yang memiliki cita-cita sebagai seorang perawat.
Baca juga: 30 Awak Kabin Singapore Airlines Jadi Duta Perawat di Rumah Sakit
Kini setelah 14 tahun terbang dan melayani penumpang Singapore Airlines, Zabrina Kng memutuskan untuk berubah profesi. Ya, profesi ini menjadi sebuah perawat yang mana ini adalah minatnya seumur hidup menjadi perawat kesehatan.
Bagi Zabrina, menjadi seorang perawat kesehatan membuatnya memiliki lebih banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama orang tuanya yang sudah lanjut usia. KabarPenumpang.com melansir straitstimes.com (22/9/2020), Zabrina belajar tentang Program Konversi Profesional atau PCP Tenaga Kerja Singapura untuk perawat terdaftar pada 2017 dan mengarahkan pandangannya untuk melamar program dua tahun tersebut.
Namun, setelah mengetahui bahwa dirinya terlewat program tersebut, Zabrina terus bekerja sebagai pramugari selama satu tahun lagi. Dengan keterlambatannya bisa dikatakan, dia mampu menabung untuk mendaftar program dua tahun tersebut.
Zabrina mengatakan, saat kontrak dengan Singapore Airlines berakhir pada 2018 lalu, dia telah mengemat $12 ribu, yang dia gunakan untuk menambah tunjangan bulanan sekitar $2000 yang dia terima dari PCP dua tahun.
“Awalnya ketika saya pertama kali mulai, saya benar-benar harus menyesuaikan gaya hidup saya. Saya berkata pada diri saya sendiri bahwa sejak saya beralih ke perawatan, saya harus tekun,” tambahnya.
Selain itu, Zabrina memiliki tantangan lainnnya di mana dirinya harus kembali belajar di sekolah pada usia 30. Dia mengatakan ijazah akselerasi biasanya membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya.
“Jadi kurva belajarnya sangat curam bagi saya,” katanya.
Dia lulus dari program tersebut pada bulan April dan mulai bekerja untuk Woodlands Health Campus, meskipun dia ditempatkan sementara di Rumah Sakit Tan Tock Seng. Zabrina yakin pengalamannya sebagai bagian dari awak kabin sangat membantu dalam peran barunya.
Baca juga: 90 Tahun Lalu, Pramugari Pertama AS Bekerja Nyambi Jadi ‘Perawat’ di Pesawat
“Ada banyak kesamaan antara menjadi awak kabin dan perawat, seperti keterampilan komunikasi, empati, dan mampu bekerja dengan baik di bawah tekanan. Ini semua adalah soft skill yang saya peroleh selama bertahun-tahun sebagai awak kabin, dan saya pikir merupakan poin plus ketika Anda menghadapi seseorang yang baru lulus,” tutur Zabrina.