Pada hari ini, empat tahun lalu, bertepatan dengan 6 Oktober 2017, pesawat ikonik Boeng 747-400 Garuda Indonesia resmi pensiun. Kepastian itu didapat setelah Queen of the Skies melakoni penerbangan terakhir dari Madinah ke Makassar. Selama 23 tahun beroperasi, total, sudah 89.000 jam terbang dicapai Sang Ratu Langit.
Baca juga: Ternyata, Flap Boeing 747 Garuda Indonesia Pernah Lepas di Udara
Meski bukan maskapai pertama dan bukan operator terbesar Boeing 747 di dunia, Garuda Indonesia pernah menjadi bagian dari maskapai operator pesawat empat mesin itu.
Garuda Indonesia tercatat mulai masuk dalam daftar operator Boeing 747 sejak tahun 1980. Ketika itu, maskapai kedatangan delapan unit pesawa itu, terdiri dari enam varian Boeing 747-200 dan dua varian Boeing 747-400.
Bergabungnya Boeing 747 -yang notabene dibanderol dengan harga mahal- bersama Garuda Indonesia bahkan sampai dielu-elukan oleh Presiden Soeharto. Saat itu, ia mengaku bangga terhadap capaian ini dan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk turut bersuka cita.
Lebih bangga lagi, Presiden Soeharto menyebut, Garuda Indonesia bahkan bisa mensejajarkan diri dengan maskapai besar lainnya di dunia kala itu, seperti Pan Am, KLM, Lufthansa, British Airways, dan Japan Airlines, yang menjadi operator pertama Boeing 747 di Asia.
Selain itu, bergabungnya pesawat dengan teknologi tercanggih di zamannya ini juga semakin mengukuhkan posisi Garuda Indonesia sebagai maskapai terbesar kedua di Asia setelah Japan Airlines, di bawah kepemimpinan Direktur Utama Wiweko Soepono. Sangat membanggakan.
Melengkapi barisan armada yang ada, Garuda Indonesia kembali kedatangan Boeing 747-400 pada tahun 1994. Khusus untuk armada Boeing 747-400, ketiganya terdaftar sebagai PK-GSI, PK-GSG dan PK-GSH.
Menurut eks Senior Manager Public Relations Garuda, Ikhsan Rosan, bersama Garuda Indonesia, ketiganya diplot melayani rute-rute internasional, mulai dari Amsterdam, London, Frankfurt, Munchen, Zurich, Paris, Madrid, Vienna, Tokyo Narita, Nagoya, Osaka, Seoul, Beijing, Shanghai, Hongkong, Taipei, Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah, Abu Dhabi, Kairo, Melbourne, Sydney, Brisbane, sampai Perth.
Selain itu, ada pula rute-rute domestik yang dilayani pesawat ini, seperti Ujung Pandang, Surabaya, Medan, Padang, Palembang, Balikpapan, Banda Aceh, dan Jakarta.
Pada umumnya, pesawat ini bisa menampung 428 penumpang, terdiri dari 42 kursi kelas eksekutif dan 386 sisanya kelas ekonomi, dengan AVOD (Audio and Video on Demand) yang hanya tersedia di kelas eksekutif.
Baca juga: Maskapai Mana yang Paling Lama Operasikan Boeing 747?
Pada tahun 2000, pesawat Boeing 747-400 Garuda Indonesia pernah membawa Presiden Gus Dur dalam kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat.
Pesawat ini juga pernah terbang nonstop kurang lebih 13 jam dari Munich ke Halim Perdanakusuma untuk melayani penerbangan khusus menjemput jenazah Almarhumah Ainun Habibie, istri mantan Presiden RI BJ Habibie.