Siapa yang tak kenal dengan jalur yang satu ini. Ya, kali ini kabarpenumpang akan mengajak kalian naik kereta api yang murah meriah dari Stasiun Rangkasbitung sampai dengan Stasiun Merak hanya dengan Rp3000 saja dengan waktu 1 jam 45 menit. Meski pemandangannya tak seindah di wilayah lain, namun jalur ini melewati destinasi wisata dan bangunan stasiun yang masih berstatus cagar budaya. Kira-kira stasiun apa saja ya yang dilewati? Berikut urutannya:
1. Stasiun Rangkasbitung
Stasiun Rangkasbitung (RK), atau lebih dikenal masyarakat setempat dengan bentuk singkatnya Stasiun Rangkas, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung, Lebak dengan ketinggian +22 meter. Stasiun ini juga merupakan keberangkatan dan kedatangan rangkaian kereta api Commuter Line Merak.

2. Stasiun Jambubaru
Bangunan yang awalnya hanya memiliki 1 jalur ini merupakan bangunan kecil yang dulu disebut halte. Namun, pada tahun 1981 Halte Jambu dinonaktifkan karena jarak stasiunnya terlalu dekat dengan Stasiun Catang.
Akhirnya bangunan pun dipindahkan lokasinya yang baru dan status namanya pun berubah menjadi Stasiun Jambubaru yang saat ini memiliki 2 jalur. Stasiun Jambu Baru (JBU) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak di Bojong Pandan, Tunjung Teja, Serang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +18 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta.
3. Stasiun Catang
Sama halnya seperti Stasiun Jambubaru, Stasiun Catang juga memiliki 2 jalur. Stasiun Catang (CT) merupakan stasiun kereta api kelas kecil yang terletak di Bojong Catang, Tunjung Teja, Serang. Stasiun ini terletak pada ketinggian +17 meter. Pada dinding bangunan, terdapat ejaan nama stasiun ‘Tjatang’ yang merupakan ejaan lama pada masa Kolonial Belanda.
4. Stasiun Cikeusal
Berada di kilometer 97.328, stasiun ini juga memiliki 2 jalur. Uniknya dari letak atau posisi stasiun ini seakan dihimpit oleh bukit. Stasiun Cikeusal (CKL) merupakan stasiun kereta api kelas III yang terletak di Cikeusal, Serang dengan ketinggian +35 meter.
Seperti kebanyakan stasiun peninggalan Staatsspoorwegen, stasiun ini juga memiliki bentuk bangunan bergaya indis dengan atap pelana yang tertutup seng bergelombang. Stasiun dengan dua jalur ini berstatus sebagai stasiun bersejarah, sehingga bangunannya pun dijadikan sebagai aset cagar budaya.
5. Stasiun Walantaka
Stasiun Walantaka adalah satu dari tiga stasiun kereta api peninggalan kolonial Belanda yang masih aktif hingga saat ini, selain Stasiun Serang dan Karangantu. Stasiun kecil yang terletak di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten berada pada ketinggian +25 meter. Selain stasiun, Walantaka merupakan salah satu daerah bersejarah di Kota Serang, Banten. Daerah Walantaka diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-16.
6. Stasiun Serang
Stasiun Serang (SG) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Jalan Ki Tapa nomor 2, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten pada ketinggian +17 meter. Stasiun Serang tergolong stasiun tua, karena sudah beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1900 atau pada era kolonial Belanda. Tujuan pembangunan Stasiun Serang adalah memudahkan aksesibilitas pengangkutan hasil bumi berupa padi, kopi, karet, dan buah-buahan dari Anyer ke Batavia.
7. Stasiun Karangantu
Stasiun Karangantu (KRA) adalah stasiun kereta api kecil kelas III yang berada di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Lokasi Stasiun Karangantu dekat kawasan Banten Lama yang tergolong sebagai situs sejarah peninggalan Kerajaan Banten. Hanya butuh waktu 10 menit berjalan kaki dari stasiun ke kota Banten Lama. Sebelumnya Stasiun Karangantu memiliki tiga jalur kereta, tetapi saat ini tersisa dua jalur karena jalur lainnya sudah dibongkar untuk penambahan peron.
8. Stasiun Tonjongbaru
Stasiun Tonjong Baru (TOJB) adalah stasiun kereta api paling barat di Kabupaten Serang. Lokasinya ada di Tonjong, Kramatwatu, Serang, Banten. Jumlah jalurnya ada 2 dan rencananya, Stasiun Tonjong Baru akan menjadi stasiun titik awal pembangunan Rel KA Logistik ke Pelabuhan Bojonegara. Jadi, keberadaan stasiun ini cukup vital.
9. Stasiun Cilegon
Stasiun Cilegon (CLG) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang Wetan, Jombang, Cilegon berada di ketinggian +14 meter. Stasiun Cilegon dibuka oleh Staatsspoorwegen (SS) sebagai kelanjutan jalur dari Stasiun Rangkasbitung menuju Serang pada 1 Juli 1900, yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Tjilegon).
10. Stasiun Krenceng
Pada awalnya, Stasiun Krenceng (KEN) bernama Stopplaats Rantjamerak, yang kemudian diubah menjadi Halte Krentjeng. Ke arah Merak, terdapat dua perhentian yang bernama Tegalwangi dan Sangkamila, yang kini keduanya berstatus nonaktif. Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar. Dalam perkembangannya, stasiun ini memiliki banyak percabangan jalur. Ada jalur yang menuju ke Anyer Kidul (kini non aktif sejak Septembet 1981), Merak, pabrik Krakatau Steel, serta Pelabuhan Cigading.
11. Stasiun Merak
Melansir situs resmi heritage.kai.id, Stasiun Merak (MER) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Pulo Merak, Cilegon, Provinsi Banten. Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun pada 1912 oleh Hindia Belanda dan menjadi rute terakhir rel kereta di ujung barat Pulau Jawa.
Stasiun Merak, Pilihan Integrasi Lintas Moda Penumpang Kapal Ferry