Berada di wilayah Divisi Regional (Divre) 3 Palembang, inilah stasiun yang selalu ramai oleh penumpang setelah Kertapati. Ya, Stasiun Prabumulih merupakan stasiun besar sekaligus stasiun dengan jalur percabangan mengarah ke Tanjung Karang, Lampung dan ke Lubuklinggau.
Stasiun ini berfungsi sebagai persinggahan bagi berbagai perjalanan kereta api lintas Sumatera. Dengan letaknya yang strategis, Stasiun Prabumulih menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin bepergian ke berbagai kota di Sumatera, seperti Palembang, Lubuklinggau, dan Bandar Lampung.

Stasiun ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk mendukung kenyamanan penumpang, termasuk ruang tunggu, loket tiket, area parkir, serta aksesibilitas yang memudahkan mobilitas pengguna layanan kereta api. Selain itu, stasiun ini juga melayani berbagai kelas perjalanan, mulai dari ekonomi hingga eksekutif.
Tak hanya di jalur Pulau Jawa, Stasiun Prabumulih juga memiliki sejarah perkeretaapian yang legendaris. Stasiun yang merupakan salah satu bagian dari jaringan perkeretaapian di Sumatera Selatan ini, telah beroperasi sejak zaman kolonial Belanda.
Stasiun Prabumulih mulai dikenal pada tahun 1915 ketika Hindia Belanda membangun jalur kereta Kertapati – Prabumulih sepanjang 78 km dan jalur Prabumulih-Muara Enim sejauh 73 km pada tahun 1917.
Lalu pada periode tahun 1960 hingga 2000-an Stasiun Prabumulih adalah salah satu tempat tumpuan mencari nafkah bagi masyarakat sekitar, terutama warga Karang Raja Kecamatan Prabumulih Timur. Selain itu di lingkungan stasiun ini banyak juga tempat-tempat hiburan, dan tempat berkumpul sehabis mengumpulkan receh dengan segala profesi mereka.
Karena pada masa itu alat transportasi yang dianggap paling efesien dalam hal mengirimkan barang-barang dari satu kota ke kota lain adalah kereta api. Pengiriman hasil karet, beras, gula, bahkan buah-buahan seperti pisang, kelapa, jeruk, dan lain sebagainya dilakukan menggunakan kereta api.
Punya Nama Unik, Stasiun “Belatung” Berada Diantara Lampung dan Palembang
Stasiun ini juga disebut-sebut sebagai Chinatown-nya Prabumulih karena disekitar stasiun selalu ramai dikunjungi. Para pedagang berjejer di sepanjang jalan depan stasiun, sedangkan di amplasemen terlihat para pedagang asongan seperti minuman dan makanan yang terbilang komplit.
Tak jauh dari stasiun juga ada penginapan sederhana atau losmen yang berjejer. Masyarakat pun juga tak luput menyempatkan bermalam di losmen tersebut untuk beristirahat atau melepas lelah dari perjalanan naik kereta api.
Nah, setelah memasuki periode tahun 2000-an ke atas, stasiun ini mulai lebih tertib, para pedagang asongan terlihat lebih rapi dan sudah lebih teratur serta jauh dari kesan kumuh. Fasilitas untuk calon penumpang kereta api pun sudah mulai lengkap hingga sekarang. Kenyamanan, keamanan, dan ketertiban sudah terasa di stasiun ini.
Modernisasi pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penumpang yang semakin meningkat. Selain itu, jalur kereta yang melewati stasiun ini juga terus dikembangkan untuk mengakomodasi perjalanan jarak jauh dan menghubungkan berbagai kota penting di Sumatera.
Saat ini, Stasiun Prabumulih menjadi salah satu pusat transportasi penting di wilayah Sumatera Selatan, mendukung mobilitas masyarakat serta pertumbuhan ekonomi daerah dengan layanan transportasi yang efisien dan nyaman.