Monday, May 20, 2024
HomeAnalisa AngkutanBagaimana Cara Kerja Retractable Landing Gear? Berikut Ulasannya

Bagaimana Cara Kerja Retractable Landing Gear? Berikut Ulasannya

Landing gear atau roda pendaratan menjadi salah satu komponen paling penting pada pesawat terbang, baik saat di darat maupun di udara, sebelum lepas landas, ketika lepas landas dan turun landas, sampai mendarat dengan sempurna di runway.

Baca juga: Mengenang Insiden Garuda Indonesia GA981, Berhasil Mendarat Mulus Meski Landing Gear ‘Pincang’

Akan tetapi, ada landing gear tidak akan berguna bagi pesawat dan justru malah menghambatnya, andai itu tidak retractable atau tersimpan ke dalam lambung pesawat. Jadi, terlepas dari landing gear itu sendiri, proses retractable landing gear memegang pernan penting. Lantas bagaiamana retractable landing gear bekerja?

Secara definitif, roda pendaratan berfungsi untuk menyerap tenaga pendaratan serta mencegah badan pesawat menghantam tanah. Fungsi tersebut dijalankan setidaknya oleh dua cara, pertama penyangga roda pendaratan utama yang memiliki sistem peredam kejut (shock struts). Kedua, landing force yang menyebar ke seluruh roda.

Di masa lalu, sistem landing gear belum menggunakan peredam kejut. Masih sangat sederhana sekali menggunakan rigid struts suspensi rendah teknologi yang membuat pendaratan jadi kasar dan keras. Seiring berjalannya waktu, landing gear pesawat mulai menggunakan spring steel struts, berlanjut ke bungee cords, dan barulah menggunakan shock struts.

Dengan menggunakan nitrogen dan cairan hidrolik, sistem pegas yang ‘tersaji’ pada shock struts akan mampu meminimalisir daya kejut ketika pesawat mendarat secara signifikan – setidaknya jauh lebih halus dari tiga varian di atas.

Daya kejut yang dihasilkan ketika pesawat touchdown akan senantiasa tereduksi dengan hadirnya dua silinder yang akan meminimalisir efek kejut.

Pada pesawat kecil, tentu landing gear hanya menggunakan tiga roda. Pada pesawat narrowbody dengan konfigurasi 2-2, biasanya empat roda di setiap sisi dan satu di depan. Sedangkan pada pesawat widebody, seperti Boeing 777 menggunakan masing-masing tiga roda pendaratan.

Adapun pada pesawat yang lebih besar seperti A340, A380, Boeing 747, menggunakan total lima roda pendaratan. Terbanyak tentu dipegang oleh Antonov An-225 dengan total tujuh roda pendaratan atau total 28 roda di sisi kanan dan kiri pesawat.

Momen paling krusial landing gear tentu saat lepas landas dan mendarat. Ketika lepas landas gesekan kuat membuat tekanan pada landing gear begitu kuat. Roda pendaratan kemudian menggantung selama cruising dan melipat atau retractable ke dalam kompartemen di lambung pesawat.

Dilansir AOPA, cara kerja retractable landing gear agar tak menghambar kecepatan pesawat saat cruise cukup sederhana. Retractable landing gear digerakkan secara hidraulik oleh reversible pump controlled bertenaga listrik melalui gear selector switch pada panel, di sebelah throttle. Ketika tombol retractable landing gear, itu membutuhkan waktu tujuh detik untuk masuk atau keluar dari lambung pesawat.

Di bawah tombol retractable landing gear, terdapat beberapa indikator lampu. Bila terdapat tiga warna lampu hijau, itu berarati landing gear berhasil keluar dan ter-lock dengan sempurna.

Baca juga: Taildragger vs Tricycle Landing Gear: Ini Perbedaan-Persamaan dan Keunggulan-Kekurangannya

Tiga warna merah yang berada di atas tombol retractable landing gear, itu berarti landing gear berapa pada posisi tidak aman saat di udara. Semua lampu mati berarti landing gear tersimpan dengan aman di lambung pesawat.

Berbeda dengan main landing gear yang cenderung melepas tekanan hidraulik yang menahannya, nose wheel atau landing gear depan cenderung mendapat dorongan untuk melawan aliran udara.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru