Identik dengan warna kuning. Ya, inilah yang disebut-sebut sebagai kereta penolong. Kereta ini memang sangat diharapkan dan diperlakukan khusus jika terjadi masalah atau peristiwa saat adanya kecelakaan kereta api. Layaknya manusia yang perlu pertolongan saat alami kejadian yang diluar dugaan, kereta penolong ini juga selalu hadir dengan membawa peralatan lengkap saat pasca kejadian.
Kereta penolong mayoritas memang berwarna kuning. Alasannya, karena untuk meningkatkan visibilitas dan agar mudah dikenali dalam situasi darurat. Warna kuning dipilih karena lebih mencolok dan dapat menarik perhatian lebih cepat di antara lingkungan yang ramai atau saat terjadi insiden, seperti kecelakaan atau bencana. Selain itu, warna ini juga menjadi identitas unik kereta tersebut dan memiliki julukan seperti “Pikachu” di kalangan masyarakat.
Saat bencana atau insiden pada kereta api terjadi, tentu dengan datangnya kereta penolong ini selalu menyedot perhatian masyarakat. Karena kereta jenis ini hanya keluar pada saat hal diluar dugaan tersebut.
Uniknya, ada sebuah unggahan di media sosial dari masyarakat yang mengetahui tentang adanya kereta penolong ini sempat disebutkan bahwa kereta tersebut merupakan kereta yang tidak diharapkan untuk beroperasi.
Karena kalau kereta ini keluar dari ‘garasinya’ berarti ada kondisi darurat yang mengganggu perjalanan kereta api. Dan itu prosesnya bisa lama, atau bisa juga hanya beberapa jam saja.

Kelengkapan yang dimiliki kereta penolong ini juga tak main-main. Banyaknya alat untuk evakuasi kereta/lokomotif yang mengalami kejadian seperti kecelakaan atau anjlok harus tersedia.
Fasilitas evakuasi tersebut antara lain tabung pemadam (APAR), tangga barang atau luncuran, tangga orang, alat pengelasan untuk memotong besi, fasilitas alat angkut dan alat berat untuk kasus kereta api yang anjlok.
Selain itu, ada pula fasilitas lainnya di kereta penolong berfungsi untuk mengevakuasi korban diantaranya ruang obat, ruang kru medis, ruang tindakan yang berfungsi sebagai tempat melakukan tindakan medis seperti operasi ringan dan sebagainya. Ruang resusitasi yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti nafas, ruang pasien, gudang alat kesehatan, dan toilet.
Kereta penolong memang ada berbagai macam jenisnya. Ada yang hanya sebuah kereta biasa yang perlu ditarik lokomotif, dan bahkan ada pula kereta penolong dengan jenis Kereta Rel Diesel (KRD) yang mampu berjalan sendiri dengan kecepatan maksimal 100 km/jam. Biasanya yang sangat dibutuhkan adalah kereta penolong jenis KRD tersebut dengan julukan ‘pikachu’.
Kereta ini diproduksi oleh Balai Yasa Yogyakarta yang menggunakan metode alih fungsi dari KRD. Oleh sebab itu, dengan adanya KRD ini bisa lebih cepat tiba dilokasi kejadian. Kehadiran kereta api penolong ini juga menjadi inovasi KAI di sisi keselamatan penumpang dan kru kereta saat dalam kondisi darurat.
