Secara umum, pilot dengan lisensi yang sama memiliki cukup skill untuk menerbangkan pesawat. Kendati begitu, pengalaman, tekad, passion, dan keinginan untuk terus belajar menjadikan skill masing-masing pilot berbeda satu sama lain. Kendati begitu, saat menerbangkan pesawat, dalam hal ini lepas landas dan mendarat, ada satu bandara yang semua pilot sepakat itu mudah dilewati. Bandara manakah?
Baca juga: Kenapa Runway Tidak Dibuat Lebih Panjang Agar Tak Terjadi Kecelakaan?
Kecelakaan pesawat di landasan pacu (runway) sering kali terjadi, baik saat take off maupun saat landing. Tak sedikit dari kecelakaan tersebut berupa overrun atau tergelincir hingga melewati aspal runway dan banyak kecelakaan lainnya.
Runway bandara memegang peranan penting dalam sebuah penerbangan. Tanpa runway, bisnis penerbangan tak akan perjalanan. Landasan pacu sendiri merupakan sebuah garis lurus untuk pesawat lepas landas dan mendarat.
Di dunia, ukuran runway berbeda-beda tergantung kebutuhan. ICAO sendiri sudah mengatur dan mengklasifikasikan runway dalam empat golongan atau kode (code).
Code number 1 panjang landasan pacu kurang dari 800 meter. Code number 2, panjang landasan pacu antara 800 meter sampai 1.200 meter. Code number 3, panjang landasan pacu mulai dari 1.200 meter sampai 1.800 meter.
Code number 4, panjang landasan pacu mulai dari 1.800 meter sampai 1.900 meter. Terakhir, runway dengan kode nomor 6 memiliki panjang landasan pacu mulai dari 1.900 atau lebih hingga 4.200 meter.
Pada umumnya, landasan pacu pesawat komersial memiliki panjang mulai dari 2.438 meter (8.000 kaki) sampai 3.962 meter 913 ribu kaki).
Sebagaimana panjang dan lebarnya, masing-masing code number landasan pacu memiliki runway strip, mulai empat, enam, delapan, 12, sampai yang terbanyak 16 strip atau garis di ujung runway.
Saat ini, runway terpanjang di dunia ada di Bandara Qamdo Bangda, Tibet, dengan panjang mencapai 5.500 meter atau 5,5 km. Di sana, sejauh ini belum pernah terjadi insiden overrun ataupun overshoot (keluar landasan pacui), salah satunya karena memiliki runway yang panjang. Namun, apakah bandara tersebut disepakati nyaris seluruh pilot sebagai bandara yang ramah untuk dilakukan take off dan landing?
Menurut salah satu pengguna Quora, bandara yang ramah untuk pilot lepas landas dan mendarat adalah Bandara Edward Air Force atau Edward Air Force Base. Tak main-main, di sini landasan pacu-nya dua kali lipat dari Bandara Qamdo Bangda, yaitu sejauh 12,1 km dan menjadi landasan pacu (runway) terpanjang di dunia.
Edward Air Force Base terletak di gurun pasir California, Amerika Serikat (AS). Selain runway-nya panjang, letaknya di tengah gurun tanpa ada bangunan tinggi ataupun lautan juga memudahkan pilot lepas landas dan mendarat.
Dahulu, landasan pacu sepanjang itu ditujukan untuk mendukung space shuttle atau pesawat ulang-alik lepas landas. Tak seperti pesawat pada umumnya, pesawat ulang-alik hanya memiliki satu kesempatan lepas landas. Begitu juga dengan mendarat, tidak ada kesempatan untuk touch and go.
Baca juga: Yang Tiada Duanya dari Bandara Don Mueang Bangkok, Ada Lapangan Golf di Antara Dua Runway
Begitu menyentuh landasan saat mendarat, pesawat harus berhenti dan tidak bisa kembali terbang seperti pesawat sipil. Itu kenapa landasan dibuat sangat panjang semata agar pesawat ulang-alik bisa berhenti di atas aspal, bukan tergelincir ke padang pasir.
Pada prinsipnya, selama runway-nya panjang, tidak banyak bangunan tinggi di sekitar bandara, terletak di ketinggian normal, dan cuaca yang relatif stabil, bandara manapun dengan kriteria itu pasti mudah untuk pilot melakukan lepas landas dan mendarat.