Prosedur pemeliharaan setiap pesawat bisa berbeda-beda, tergantung pada yuridiksi tempat pesawat diregistrasi. Entah itu Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA), Otoritas Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat, Direktorat Penerbangan Sipil Transportasi Kanada (TCCA), ataupun Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Inggris.
Baca juga: Bagaimana Perawatan Mesin Pesawat Dilakukan? Ini Jawabannya
Tetapi, usai kehadiran Boeing 707 dan Douglas DC-8 pada tahun 1954, yang mampertegas munculnya era pesawat jet, produsen pesawat mulai secara menetapkan batasan waktu untuk melakukan inspeksi secara berkala. Itu dilakukan semata demi mempertahankan tingkat keselamatan tertinggi.
Tak lama setelah tahun tersebut, produsen pesawat mulai menerapkan apa yang disebut sebagai Hard-Time (HT), yaitu menghentikan seluruh komponen pesawat yang sudah melewati batas maksimum penggunaan.
Pada tahun 1960, FAA melihat bahwa itu tak efektif mempertahankan tingkat keselamatan penerbangan tertinggi. Menurut FAA, maskapai maupun produsen harus melakukan pengecekan secara berkala dan mengganti komponen bila diperlukan, tidak harus menunggu sampai batas maksimum penggunaannya habis. Dari sini kemudian muncullah prosedur pemeriksaan pesawat A, B, C, dan D.
Dilansir dari Aerotime Aero, jalur pemeriksaan A dan B bisa dibilang lebih ringan dibanding C dan D, yang kadang kala disebut Base atau Heavy maintenance. A dan B biasanya merupakan inspeksi sehari-hari sedangkan C dan D tidak serta membutuhkan waktu untuk melakukan pemeriksaan.
Pada umumnya, line maintenance atau jalur pemeriksaan A dan B dilakukan setiap 400 sampai 600 jam terbang atau antara 200 sampai 300 siklus terbang, dimana lepas landas dan mendarat dihitung sebagai satu siklus. Pemeriksanaan model ini umumnya berupa pemeriksaan visual badan pesawat, powerplant, landing gear, avionik, rem dan peralatan darurat termasuk inflatable slides, dan lain sebagainya.
Line maintenance juga termasuk mengecek level cairan pesawat, seperti oli dan hidrolik di samping open inspection panel dan penutup mesin. Perlu dicatat, semua itu tergantung pada manual book atau buku petunjuk manual pabrikan. Jadi, tergantung pesawatnya, itu bisa berbeda-beda. Tetapi, baik Boeing maupun Airbus bisanya menggabung check task list B untuk membentuk pemeriksaan A.
Lanjut ke pemeriksaan C, di sini maskapai harus merelakan armadanya tiga pekan berada di hanggar untuk pemeriksaan.
Ini dilakukan setiap sekitar 20-24 bulan sekali. Sebelum mulai melakukan ini, teknisi biasanya mengecek dahulu pemeriksaan A dan B ditambah pemeriksaan struktur komponen penahan beban pada badan pesawat dan sayap, pelumasan mendalam lengkap dari alat kelengkapan jet dan kabel, menguji mekanisme internal, sampai program pencegahan korosi.
Berbeda dengan line maintenance A dan B yang masing-masing hanya membutuhkan 60 sampai 150 jam kerja, heavy maintenance C biasanya membutuhkan 6.000 jam kerja. Tergantung pada tipe dan jenis pesawat, waktu pemeriksaannya bisa berbeda-beda.
Program Pemeliharaan Keluarga Airbus A320, misalnya, pemeriksaan dapat dilakukan setiap 36 bulan, atau 12.000 jam terbang, atau 8000 siklus penerbangan, tergantung pada periode mana yang lebih dulu. Sebagai perbandingan, interval waktu pemeriksaan C yang ditentukan untuk jet klasik Boeing 737 adalah 4.000 jam terbang atau maksimal mencapai 7.500 jam terbang.
Adapun pemeriksaan paling mahal dan sulit serta menyita waktu adalah pemeriksaan D atau Heavy Maintenance Visit (HMV). Ini biasanya terjadi setiap enam sampai 10 tahun atau setiap 20 ribu jam terbang.
Di sini, teknisi dan insinyur membongkar dan merakit kembali pesawat. Di beberapa kondisi bahkan cat harus dikupas terlebih dahulu untuk pemeriksaan lebih lanjut pada kulit logam badan pesawat guna memastikan tidak korosi. Tergantung tipe pesawat, pemeriksaan D biasanya bisa mencapai 50 ribu jam kerja atau dua bulan sampai selesai.
Baca juga: Begini Proses Sertifikasi Pesawat Baru, Panjang dan Mahal
Selama pemeriksaan ini, interior kabin pesawat juga dilepas, termasuk kursi, dapur, toilet, dan kompartemen bagasi, sehingga para insinyur dapat memeriksa logam kulit jet dari dalam dan luar.
Sementara itu, semua sistem pesawat dibongkar, diperiksa, dan diperbaiki sesuai kebutuhan, sebelum dipasang kembali. Tindakan yang sama berlaku untuk roda pendaratan dan mesin, yang juga dilepas dan dibongkar.