Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) melarang beroperasinya Boeing 777 yang mesinnya terbakar dan meledak di udara sampai 2022. Keputusan diambil mengingat sejumlah perubahan yang dilakukan Pratt-Whitney dan Boeing setidaknya baru selesai di tahun tersebut.
Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Mesin Boeing 777 United Airlines Terbakar di Udara
Saat ini, keduanya memang sedang mengerjakan sejumlah perbaikan, termasuk perubahan desain dan perbaikan pada mesin.
“Boeing bersama FAA, mitra, dan Pratt & Whitney bekerja sama untuk mengembalikan pesawat B777 bermesin PW4000-112 ke layanan dengan aman,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.
“Kami telah mengidentifikasi perubahan desain dan bekerja untuk menyelesaikannya, termasuk upaya kuat sertifikasi ulang,” tambahnya, seperti dikutip dari komonews.com.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) sebelumnya berhasil mengungkap penyebab mesin Boeing 777-200 United Airlines terbakar. Muara dari temuan itu, Pratt & Whitney, selaku produsen mesin PW4077 yang terbakar, merevisi inspeksi rutin blade kompresor rendah (LPC) menjadi per 1.000 siklus.
Menurut data black box cockpit voice recorder (CVR) pesawat yang didapat NTSB, pada 20 Februari 2021 lalu, Boeing 777-200 United Airlines dengan nomor penerbangan 328 lepas landas dengan mulus dari Bandara Denver menuju Honolulu, AS.
Empat menit kemudian, ketika mencapai ketinggian 12.500 kaki di kecepakan 280 knot, pilot mendorong tuas throttle ke posisi up untuk meningkatkan tenaga pada mesin. Itu dilakukan guna menghindari turbulensi yang biasanya kerap menghantui penerbangan di sekitar Bandara Denver.
Setelah throttle pada posisi up, beberapa menit berselang terdengar suara ledakan keras di bagian mesin kanan pesawat, diikuti peringatan kebakaran mesin. Beberapa bagian mesin pun jatuh ke daratan dan nyaris menimpa rumah warga.
Sejurus kemudian, pilot dan kopilot menyatakan keadaan darurat dan memutuskan untuk return to base atau go around ke Bandara Denver dan melakukan pendaratan darurat. Pada prosesnya, kru mengecek daftar periksa kebakaran mesin untuk memadamkan api. Sayangnya, api tak kunjung padam dan alarm kebakaran mesin masih terus berbunyi.
Meskipun bahan bakar masih terlalu penuh untuk melakukan pendaratan, pilot memutuskan untuk tidak membuang bahan bakar pesawat untuk alasan waktu dan keamanan. Tak lama kemudian, approach berhasil dilakukan dan pesawat berhasil mendarat darurat bersama 241 orang, termasuk penumpang dan awak.
Laporan awal menyebutkan kebakaran mesin Boeing 777 United Airlines lebih disebabkan oleh metal fatigue atau kelelahan (kehausan) logam.
Akan tetapi, NTSB kemudian menjelaskan dengan lebih detail bahwa kecelakaan disebabkan oleh adanya dua bilah kipas yang patah. Patahan bilah kipas itu disebabkan oleh metal fatigue. Selain itu, ada pula bilah mesin yang bergeser akibat overload failure.
Mengetahui hal itu, Pratt & Whitney pun merevisi ambang pemeriksaan gambar akustik termal (TAI) menjadi 1.000 siklus untuk blade kompresor rendah (LPC). Inspeksi ini kemudian ditindaklanjuti Regulator Penerbangan Sipil AS (FAA) dengan Petunjuk Kelaikan Udara Darurat untuk mengetahui adanya retakan pada bilah mesin.
Baca juga: NTSB Sebut Metal Fatigue Jadi Penyebab Mesin Boeing 777 United Airlines Terbakar
Keduanya juga memberikan panduan tentang perbaikan yang diperlukan untuk diselesaikan United Airlines, agar 24 pesawat Boeing 777-200 yang digrounded pasca kejadian itu bisa kembali ke udara.
Sebagai informasi, United Airlines adalah satu-satunya maskapai di Amerika Serikat (AS) yang masih menggunakan mesin tipe ini. Pengguna lain mesin PW 4000 adalah Jepang dan Korea. Untuk Jepang, regulator penerbangan baru melarang maskapainya menggunakan Boeing 777 dengan mesin PW 4000 setelah terjadi insiden di AS.