Friday, April 26, 2024
HomeBandaraDampak Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota, Menjamur Tanaman Imitasi

Dampak Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota, Menjamur Tanaman Imitasi

Sebagai pengguna jalan, khususnya warga Ibu Kota, tentu tak asing lagi melihat banyaknya jalan-jalan yang dialihkan hingga ditutup, dimana itu merupakan imbas dari menjamurnya proyek pengerjaan infrastruktur. Mulai dari pembangunan gedung bertingkat, jalur moda transportasi, hingga perbaikan jalan merupakan segelintir alasan mengapa hingga kini Jakarta menjadi semakin macet parah. Debu yang dihasilkan oleh pembangunan tersebut seakan menjadi ‘teman’ setia yang mendampingi di setiap perjalanan.

Baca Juga: Akhir 2017 Proyek MRT Jakarta Ditargetkan Rampung 93%

Banyaknya proyek yang tengah berjalan di Jakarta mendapat sorotan dari beberapa media luar. Bukan hanya membahas mengenai perkembangan signifikannya saja, tapi juga menyinggung soal penebangan tanaman hijau secara besar-besaran karena dianggap menghalangi proyek tersebut. Banyaknya pusat perbelanjaan di Ibu Kota, lengkap dengan tanaman imitasinya juga turut menjadi perbincangan, dimana kedua hal tersebut malah semakin memperkeruh ranah polusi yang selama sini coba dikurangi.

Spanduk bergambarkan hutan hujan perawan yang dipenuhi oleh tetesan embun yang terpasang di beberapa proyek dinilai sebagai dua hal yang amat bertolak belakang. Pembangunan infrastuktur dan penanaman tumbuhan hijau memang tidak bisa dilakukan sejalan, mesti ada yang dikorbankan terlebih dahulu. Tentu, keberadaan spanduk tersebut menjadi ironi tersendiri bagi mereka yang merindukan udara sejuk khas kota-kota yang rindang ditumbuhi pohon.

Baca Juga: Tiga Tahun Pembangunan, MRT Jakarta Buka Pameran Foto

Berangkat dari kasus ini, lansiran KabarPenumpang.com dari laman inquirer.net (20/7/2017), kehadiran taman buatan di terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta berhasil mencuri perhatian banyak orang sehingga mereka bisa menikmati ekosistem buatan ini. Walaupun, ekosistem buatan ini berada di ruangan ber-AC dan menggunakan rumput sintetis, tapi tanaman dalam pot yang ada merupakan tanaman asli.

Hal bertolak belakang lainnya dapat dilihat dari keberadaan tanaman di Istana Kepresidenan yang terawat dengan sangat apik, namun lihatlah di luarnya, tiada pemandangan lain selain kendaraan bermotor yang hilir mudik serta pembangunan dimana-mana, jarang ditemui pepohonan rimbun yang bisa menyerap CO2 dan menghasilkan O2 sehingga udara di Ibu Kota menjadi lebih sejuk, walaupun hanya sedikit.

Baca Juga: Ini Hasil Investigasi PT MRT Jakarta Tentang Hujan Salju di Jalan Jenderal Sudirman

Ini menjadi tantangan tersendiri bagi otoritas setempat dalam mengatasi masalah seperti ini, dimana pembangunan infrastruktur yang bisa menunjang kehidupan masyarakatnya dapat diimbangi dengan penanaman tanaman yang bisa menunjang dari segi kesehatan. Diliput dari sumber yang sama, juru kampanye dari GreenPeace Indonesia, Yuyun Indradi mengkhawatirkan generasi penerus yang merasa lebih nyaman dengan tanaman imitasi daripada yang asli. “Semoga di masa yang akan datang, generasi penerus bangsa bisa merefleksikan betapa pentingnya tanaman asli ketimbang imitasi yang bisa dibeli di mall,” tuturnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru