Friday, April 26, 2024
HomeBandaraGegara Sepotong Besi Terlepas dari DC-10, Jadi Pengantar Maut Concorde Air France...

Gegara Sepotong Besi Terlepas dari DC-10, Jadi Pengantar Maut Concorde Air France 4590

25 Juli 2000, dikenang sebagai momen kramat bagi debut pesawat penumpang supersonik Concorde. Di tanggal itu, Concorde Air France (AF) 4590 jatuh pada saat lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle Paris, Perancis yang akan menuju New York, Amerika Serikat. Insiden itu menewaskan 109 orang di atas pesawat dan 4 orang di darat.

Baca juga: Sejarah Concorde Mendarat-Lepas Landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Sonic Boom Bikin Kaca Pecah?

Insiden fatal tersebut sontak menjadi titik redupnya Condorde, pasalnya setelah itu Condorde di-grounded secara permanen. Namun, insiden maut pada 25 Juli 2000 tak berdiri sendiri, dari hasil investigasi pihak Perancis dan NTSB, sebelum Concorde AF 4590 mengudara, landasan pacu digunakan oleh maskapai Continental Airlines McDonnell Douglas DC-10.

Saat di landasan pacu beberapa detik sebelum DC-10 tersebut lepas landas, jatuh sepotong besi sepanjang 30 cm (sebesar penggaris) yang berada pada mesin pesawat tersebut. Setelah DC-10 tersebut lepas landas, giliran Concorde AF 4590 siap untuk mengudara dari landasan pacu yang sama.

Saat akan lepas landas, pesawat selalu menitikberatkan hampir seluruh bebannya pada ban belakang pesawat. Untuk pesawat supersonik secara teknis titik berat yang tertumpu pada ban belakang melebihi dari pesawat biasa akibat adanya daya dorong yang lebih besar, ditambah lagi saat ban depan dan hidung pesawat sudah naik di atas tanah.

Di saat akan lepas landas inilah ban kiri belakang Concorde AF 4590 melindas potongan besi yang tadi terjatuh dari DC-10 Continental dan merobek ban kiri belakang AF 4590 tersebut. Kemudian ban belakang meledak lalu serpihan-serpihan dari karet ban tersebut beterbangan dengan kecepatan tinggi dan tidak tentu arah. Walau ban pesawat itu hanya karet, tetapi karet ban pesawat sangat tebal dan kuat ditambah dengan kecepatan yang tinggi saat lepas landas.

Serpihan-serpihan tersebut telah membuat benturan dan hentakan yang sangat kuat pada sayap pesawat yang kemudian membocorkan tangki bahan bakar yang masih penuh. Serpihan juga mengenai kabel-kabel pada sayap dan mengakibatkan percikan listrik, lalu muncul percikan api dan membakar bahan bakar yang terpancar dari tangki pesawat.

Terlihat mesin nomor 2 pada AF 4590 terbakar, menara pengawas (ATC) baru memberitahukan kepada pilot tentang adanya api yang besar keluar dari mesin pesawat setelah 56 detik mengudara. Tetapi pilot sudah tidak bisa berbuat apa-apa, mengingat pada saat baru lepas landas, semua mesin bekerja dalam keadaan maksimal.

Pilot kemudian berencana untuk mendarat darurat di bandara alternatif, yaitu Bandar Udara Le Bourget setelah mencapai ketinggian tertentu, tetapi pesawat tersebut sudah tidak dapat bertahan oleh besarnya kobaran api. Dan akhirnya pesawat jatuh menghujam pada sebuah hotel dekat dengan pompa bensin di daerah Gonesse, dekat Paris, sekitar 2700 meter dari bandara.

Baca juga: Mengapa Kokpit Concorde Begitu Kompleks? Ini Jawabannya

Beberapa jam setelah kecelakaan, para penyelidik mengkonfirmasikan tentang lepasnya potongan besi pada bagian luar mesin pesawat Continental setelah pesawat itu mendarat di Amerika dan memang terbukti bahwa potongan lis pada mesin pesawat itu sudah tidak ada.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru