Pembayaran moda transportasi umum seperti TransJakarta, KRL hingga MRT dimudahkan dengan hanya mentapping kartu uang elektronik dari berbagai bank atau yang dikeluarkan oleh perusahaan transportasi tersebut di gate. TransJakarta yang memiliki bus pengumpan atau yang non BRT juga melakukan pembayaran dengan kartu uang elektronik.
Baca juga: Pertahankan Ikon “Bikun,” TransJakarta Rilis Dua Opsi Desain untuk Universitas Indonesia
Awal-awal ada bus pengumpang seperti MetroTrans dan MiniTrans, penumpang membayar dengan tapping melalui mesin electronic data capture (EDC) ataupun tiket kertas. Namun, untuk EDC hanya bank-bank tertentu untuk melakukan pembayarannya padahal tidak semua penumpang menggunakan kartu uang elektronik dari bank tersebut.
Hal ini kemudian menjadi pemikiran PT Transportasi Jakarta untuk mengubah sistem yang memudahkan, seperti menambah alat tapping yang bisa digunakan oleh semua kartu uang elektronik yang dipakai di halte-halte TransJakarta di bus non BRT. Direktur PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, karena rute non BRT ini haltenya tidak berada di tengah koridor, penumpang bisa mentap kartu mereka di dalam bus.
Sehingga menurut Agung mekanisme yang palling memungkinkan untuk pelanggan TransJakarta non BRT adalah Tap on Bus (TOB). Ini agar tidak menggunakan mesin EDC yang terbatas untuk bank tertentu hingga menggunakan tiket kertas.
“Penggunaan EDC dan tiket kertas merupakan akibat Transjakarta tidak melakukan investasi sendiri untuk sistem pembayaran. Oleh sebab itu, sistem ini harus berhenti tahun ini,” jelas Agung.
Ini mengisyararatkan bahwa semua bus pengumpang akan dipasang reader untuk TOB dan perlahan TransJakarta akan terlepas dari ketergantungan dengan bank. Agung menambahkan, ini merupakan proses transformasi dan perubahan budaya sistem pembayaran yang masih berproses.
“Pengadaan sedang dilakukan, dan di akhir tahun ini semua reader Tap On Bus ditargetkan akan terpasang,” ungkapnya.
Apalagi setiap bulannya PT TransJakarta membuka rute non BRT yang nantinya juga dibarengi dengan pengadaan TOB.
“Sebenarnya sudah ada tap on bus, namun kami akan tambah lagi untuk pengadaannya,” ujar Kepala Hubungan Masyarakat PT TransJakarta, Wibowo
KabarPenumpang.com yang menggunakan non BRT pun telah melihat beberapa rute bus tersebut sudah dipasangi oleh TOB seperti Tanah Abang-Gondangdia, Pulo Gadung-Pinang Ranti dan beberapa lainnya. Dari pengamatan yang dilakukan, petugas bus non BRT akan menyampaikan kepada penumpang untuk mentapping kartu mereka di mesin bagian depan atau tengah bus.
“Silahkan penumpang yang naik bisa mentapping kartu di bagian depan,” ujar seorang petugas bus non BRT.
Petugas juga tak lupa menginformasikan bagi penumpang yang tidak punya kartu, bahwa pihak TransJakarta tak lagi menggunakan uang tunai dalam pembayaran dan disediakan kartu uang elektronik dari JakLingko di dalam bus dengan harga Rp30 ribu sudah berisi saldo Rp10 ribu.
Agung berharap perubahan dari EDC ke TOB ini akan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan Transjakarta, serta membawa Transjakarta ke depan menjadi angkutan modern yang terus berkembang.
Baca juga: Kontroversi MetroTrans Melaju di Jalur ‘Sempit,’ Inilah Tanggapan PT TransJakarta
“Kita semua terus bersama-sama membuat layanan Transjakarta lebih baik. Dari yang dulunya selalu pakai tiket kertas dan EDC untuk non-BRT, kedepannya menjadi dengan Tap On Bus. Biar kayak orang-orang di angkutan modern kota-kota lain di dunia,” tutupnya.
Nantinya, ada 900 unit bus non-BRT yang akan terpasang fasilitas tersebut. Artinya, semua bus non-BRT dalam proses pemasangan reader untuk tap on bus.