Mumtaz Rais belakangan namanya menjadi buah bibir karena kedapatan mengaktifkan atau menggunakan ponsel saat di pesawat. Bahayanya lagi, pesawat Garuda Indonesia rute Gorontalo-Jakarta yang ditumpanginya saat ‘menggunakan’ ponsel diketahui tengah transit untuk mengisi bahan bakar di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Baca juga: Dapat Teror Bom Hoax, Singapore Airlinea SQ423 Dapat Pengawalan dari Dua Jet F-16
Padahal, baik mengaktifkan atau memainkan ponsel saat di pesawat ataupun saat sedang mengisi bahan bakar, baik di bandara maupun di SPBU disebut sama-sama berbahaya. Benarkan demikian?
Dikutip dari ABC Australia, bahaya memainkan atau mengaktifkan ponsel (HP), gawai, tablet, dan sejenisnya saat di SPBU sudah ada sejak tahun 2002 lalu. Beberapa di antaranya menyebut bahaya ponsel di SPBU sudah ada sejak tahun 1999.
Namun, alih-alih benar adanya, bahaya ponsel saat mengisi bensin di SPBU rupanya hanya mitos belaka. Setidaknya itu yang dikatakan Dr Ken Karipidis dari Badan Perlindungan Radiasi dan Keamanan Nuklir Australia (ARPANSA). “Mitos ini telah ada selama lebih dari 15 tahun,” jelasnya.
Selain itu, masih dari Australia, Chris Althaus, CEO Australian Mobile Telecommunications Association (AMTA), pernah mengungkapkan, hasil investigasi biro keselamatan transportasi Australia pada 2005 menemukan ada sekitar 243 insiden kebakaran di SPBU antara 1993-2004. Awalnya, dugaan terkuat ledakan di SPBU disebabkan oleh ponsel atau gawai. Namun pada akhirnya, para ahli tak menemukan bukti apapun soal hubungan ponsel dan ledakan.
Masih belum cukup? Di tahun 1999, Shell UK Oil pernah melakukan penelitian tentang hubungan bahaya ponsel di SPBU, termasuk dugaan ponsel menyebabkan ledakan. Tahun 2003, British Petroleum juga mengkaji soal itu. Hasilnya, energi frekuensi radio atau gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ponsel diketahui terlalu rendah untuk menyebabkan percikan api. Di tahun 2006 lalu, penelitian lainnya juga menemukan hasil serupa. Lantas, mengapa masih ada larangan mengaktifkan ponsel saat di SPBU?
Mark McKenzie, CEO dari Australasian Convenience & Petroleum Marketers Association, sebagaimana dimuat ABC Australia mengungkap, meskipun tak ditemukan adanya bahaya ledakan akibat ponsel, namun, tetap saja, ponsel tidak didesain untuk di lingkungan seperti SPBU. Jadi, pendekatan yang dilakukan berupa tindakan pencegahan.
Di samping itu, larangan mengaktifkan ponsel sebetulnya lebih untuk melindungi akurasi takaran karena gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan ponsel dapat mengganggu kinerja mesin sehingga takaran jadi tak optimal.
Hoax bahaya mengaktifkan HP di SPBU juga mirip-mirip dengan bahaya mengaktifkan ponsel selama di pesawat, baik saat pesawat di udara maupun di darat. Namun, untuk kasus mengaktifkan ponsel di pesawat ini sebetulnya masih tergolong debatable. Sebab, masih ada temuan dan pembuktian berbeda.
Menurut catatan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), sebagaimana dilaporkan BBC, peralatan elektronik individu (PED) beberapa kali kerap membuat kinerja pilot jadi tak maksimal. Sebab, sistem komunikasi dan navigasi pesawat diduga jadi terganggu akibat gelombang elektromagnetik dari ponsel di dalam kabin. Hal itu juga dikonfirmasi dalam sebuah tulisan di theconversation.com. Namun, sekali lagi, hal ini dibantah oleh Chris Althaus, CEO AMTA.
“Tidak ada bukti kuat bahwa ponsel dapat mengganggu sistem pesawat dari dalam kabin penumpang,” jelasnya.
“Meskipun insiden (terganggunya sistem komunikasi dan navigasi pesawat akibat ponsel) dilaporkan secara teratur oleh petugas di udara, laporan anekdot ini belum dikonfirmasi disebabkan oleh ponsel,” tambahnya.
Baca juga: Terima Pesan Hoax, Eurofighter Typhoon Inggris Paksa Mendarat Ryanair
Dalam sebuah survei tahun 2013, sekitar empat dari 10 penumpang pesawat di AS mengaku mereka tidak selalu mematikan peralatan elektronik (mode pesawat) mereka. Namun, hingga kini, tak ada satupun pembuktian ilmiah yang menyebut ponsel sebagai penyebab kecelakaan pesawat. Hanya saja, layaknya bahaya main ponsel di SPBU, karena bisnis pesawat dasarnya zero mistake, maka, penggunaan ponsel di pesawat tetap dilarang untuk alasan keamanan.
Jika sudah begini, bagaimana, Anda masih menganggap bermain ponsel sebagai tindakan berbahaya di SPBU dan pesawat?