Virus corona atau Covid-19 yang sudah menyebar di Indonesia, juga membuat perusahan otobus (PO) ikut terdampak. Bahkan yang paling terdampak adalah PO yang memiliki trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan pariwisata.
Baca juga: Prank Positif Covid-19 di Dalam Bus, Mahasiswa Ph.D Hampir Dipidanakan
Pasalnya saat ini hampir semua obyek wisata ditutup dan masyarakat diimbau untuk tidak ke tempat keramaian demi mencegah penyebaran Covid-19 ini. Selain itu tidak menutup kemungkinan mudik lebaran tahun ini bisa dilarang. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, banyak pemilik PO bus yang mengaku imbauan untuk dirumah ini memengaruhi penumpang bus AKAP mereka.
Para pemilik PO bus mengatakan, mereka sebagai penyedia mobilisasi orang pastinya akan merasa terkena imbas seperti berkurangnya penumpang. Sehingga hal ini berbeda dengan angkutan dalam kota yang mungkin tidak terlalu berpengaruh dengan Covid-19.
Mereka bahkan menyebutkan harus mengandangkan beberapa armada untuk menekan biaya perawatan. PO Sumber Alam dan Maju Lancar menjadi dua diantara PO bus yang mengandangkan setengah aramada mereka.
“Mungkin karena ada pembatasan pergi ke luar kota, penumpang juga turun drastis, jadi hanya melayani ke trayek yang masih ada penumpangnya,” kata Anthony Steven Hambali, Pemiliki PO Sumber Alam yang dikutip dari kompas.com.
Selain itu, pemilik PO Margo Mulyo Endang Suwarningsih mengaku para pemilik bus saat ini tengah terpuruk. Endang mengatakan banyak yang membatalkan berbagai acara keluar kota karena adanya Covid-19 tersebut.
Bahkan ada juga PO bus yang memberhentikan operasional mereka sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Seperti PO MPM yang melayani trayek dari beberapa kota di Sumbar menuju ke Jakarta dan Bandung mulai menghentikan operasinya sejak 26 Maret 2020 dari Padang dan 28 Maret 2020 dari Jakarta.
“Sampai waktu yang tidak bisa ditentukan menyatakan stop beroperasi. Dengan kesadaran sendiri bahwa Covid-19 sangat berbahaya bagi manusia, dan tidak bisa memprediksi penumpang yang naik bus, maka lebih baik bus ini stop operasi,” ujar Ketua DPD Organda Sumbar, Budi S Syukur.
Dengan adanya kondisi saat ini, dan imbauan pemerintah baik di pusat maupun Jakarta, agar jangan berpergian dan ditambah lagi banyak group yang telah mengorder dan membatalkan orderannya baik ke Padang maupun ke Jakarta, maka pihak perusahaan mengambil langkah tersebut.
Anthony menambahkan, meski larangan mudik dilakukan untuk masyarakat dan PO harus tetap melayani kebutuhan transportasi kini sedang dibahas langkah-langkah yang harus dilakukan menanggapi penyebaran virus ini.
“Saat ini pun kami di IPOMI koordinasi dengan Organda, membahas opsi-opsi yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan usaha dan keamanan masyarakat,” ucap Anthony.
Humas IPOMI dan Direktur Operasi PO Maju Lancar, Adi Prasetyo, mengatakan, opsi yang sedang dibahas terkait pekerja yang ada di industri transportasi yang berkurang pendapatannya karena virus corona.
Baca juga: Pemberian Kupon Makan oleh PO Bus, Bagaimana di Bulan Ramadhan?
“Perlu dicarikan solusi untuk pekerja di industri transportasi. Imbas virus ini menyebabkan jumlah penumpang turun dan pengurangan armada yang beroperasi,” ujar pria yang biasa dipanggil Didit.
Untuk mengatasi masalah ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil berbagai langkah yakni salah satunya dengan membatalkan mudik gratis.