Saturday, December 7, 2024
HomeAnalisa AngkutanInilah Airfish 8, Flying Boat Buatan Singapura yang Mirip Ikan Pari

Inilah Airfish 8, Flying Boat Buatan Singapura yang Mirip Ikan Pari

Industri penerbangan sangat terbantu dari manfaat biomimicry, yaitu menyadur desain atau teknologi apapun yang ditemukan di alam untuk mendukung kemajuan teknologi manusia. Salah satu contoh nyatanya ada pada flying boat Airfish 8 (AF8) buatan Singapura. Dilihat dari sudut manapun, flying boat yang tak dibekali kemampuan amfibi itu sangat mirip dengan ikan pari.

Baca juga: Inilah PBY Catalina Flying Boat, Pesawat Amfibi Pertama yang Mendarat di Indonesia

Flying boat atau seaplane belakang mulai menjadi buah bibir lagi di Indonesia pasca gelaran balap kapal supercepat F1 Powerboat di Danau Toba, Indonesia. Seaplane dianggap cocok untuk Indonesia yang berupa kepulauan.

Sempat ada angin segar dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Keduanya dikabarkan tengah mengembangkan varian pesawat N219 Amfibi yang akan dijadikan seaplane. Pesawat bermesin PT6A–42 ganda dengan kapasitas 19 penumpang ini dianggap mampu menghubungkan Indonesia dari pulau ke pulau.

Dengan kemampuan bobot maksimum lepas landas (MTOW) 7.030 kg, berjarak tempuh (19 Penumpang) 480 mil laut, dan berkecepatan jelajah maksimum 210 knot, dipastikan N219 mampu menjadi solusi peningkatan keselamatan hingga tercapainya waktu tempuh yang lebih singkat untuk menyeberang antarpulau kecil di Indonesia.

Semisal dari Ambon ke Banda Naira, untuk mencapai pulau tersebut masyarakat atau wisatawan biasa menggunakan speedboat dengan waktu tempuh 8 jam. Sedangkan bila menggunakan N219 seaplane hanya memakan waktu 45 menit saja. Perbandingan waktu tempuh yang sangat besar tentunya.

Namun, saat Indonesia masih terus mengembangkan dan tak berujung, Singapura menyalip dan sukses meraih sertifikasi atas flying boat AF8.

Dilansir Indomiliter.com, Airfish 8 adalah kapal bersayap tetap yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat terbang rendah di atas permukaan air. Karena bukan pesawat konvensional, Airfish 8 hanya bisa melayang sampai ketinggian 7 meter di atas permukaan laut. Seperti disebut di awal, ini sangat mirip dengan ikan pari, dimana hewan tersebut memang bisa ‘terbang’ meskipun tak terlalu tinggi.

Dengan sokongan dua mesin V8 propeller masing-masing empat bilah berkekuatan 500 HP, AF8 mampu melesat maksimum 196 km per jam, sedangkan kecepatan jelajahnya 148 km per jam. Struktur AF8 dibangun dari material carbon fibre reinforced dan pastic/sandwich composite.

Jenis bahan bakar AF8 adalah gasoline dengan Oktane 95 atau spesifiksi di atasnya. Dalam kondisi normal, konsumsi bahan bakar mencapai 70 liter per jam. Sementara jarak jelajah Airfish 8 mencapai 300 mil (setara 482 km).

Baca juga: Bukan Lagi AS, Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia AG-600 Ada di Cina

Airfish 8 dirancang dengan memanfaatkan fenomena ground effect, yaitu bantalan dinamis yang timbul ketika wahana terbang sangat rendah di atas permukaan, sehingga meningkatkan rasio daya angkat dan daya hambat yang menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik daripada pesawat konvensional.

AF8 pada praktiknya, tidak spesifik diperuntukkan bagi militer maupun sipil. Namun, pesawat dengan teknologi WiSE (Wings In Surface Effect) ini sangat cocok untuk keduanya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru