Monday, November 10, 2025
HomeAnalisa AngkutanJalur Tanah Abang - Rangkasbitung: Rute Padat, Headway Cepat

Jalur Tanah Abang – Rangkasbitung: Rute Padat, Headway Cepat

Seperti diketahui, perjalanan Kereta Rel Liistrik (KRL) sudah semakin banyak. Apalagi jumlah kereta yang beroperasi saat ini mampu menekan angka kepadatan penumpang disaat jam-jam sibuk. Kepadatan rute KRL biasanya terasa saat menggunakan perjalanan Jakarta – Bogor (red line). Kemudian ada pula dengan rute Bekasi – Kampung Bandan (blue line), dan yang terakhir adalah jalur Rangkasbitung – Tanah Abang (green line).

Nah, kabar baik bagi pengguna KRL khususnya di Rangkasbitung Line (green line), mungkin bisa bernapas lega. Karena Pemerintah berencana mempercepat waktu kedatangan antarkereta atau headway KRL Green Line di lintas Tanah Abang – Serpong – Rangkasbitung dari semula 10 menit menjadi hanya 4 – 6 menit.

Jalur green line ini semestinya mampu menjalankan pola mempercepat headway tersebut. Mengingat jalur ini hanya digunakan untuk perjalanan KRL saja. Belum lagi ada beberapa stasiun yang memang volume penumpangnya selalu ramai baik di jam kerja maupun libur.

Peningkatan frekuensi layanan ini akan dilakukan bersamaan dengan pembangunan lanjutan fasilitas di Stasiun Tanah Abang pada tahun 2027 mendatang. Sebagaimana diketahui bahwa Jika perjalanan KRL fokus untuk mempercepat headway, pihak Kereta Commuter Indonesia (KCI) juga harus memikirkan persoalan teknis lainnya seperti sistem sinyal/kendali kereta, catudaya listrik, infrastruktur jalan/persilangan, fasilitas depot dan stabling, dwel time, hingga dukungan sumber daya manusia.

Commuter line saat ini telah menjadi tulang punggung transportasi masyarakat urban, terutama di wilayah Megapolitan (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Rata-rata penumpang kereta api berdasarkan data BPS tahun lalu mencapai lebih dari 300 juta per tahun dan didominasi oleh penumpang KRL.

Pemerintah pun menargetkan akses transportasi publik menjadi semakin inklusif dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Seperti halnya untuknya Stasiun Tanah Abang yang merupakan perjalanan awal menuju Rangkasbitung. Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun dengan intensitas tertinggi di Jabodetabek. Stasiun ini menjadi pusat mobilitas masyarakat, sehingga perlu dikembangkan dengan konsep kawasan berorientasi transit.

Kini bangunan baru Stasiun Tanah Abang memiliki luas 19.000 meter persegi di atas lahan seluas 31.174 meter persegi, dengan empat peron dan enam jalur yang mampu melayani rangkaian KRL hingga 12 gerbong.

Sejak Juni 2025, stasiun tersebut telah beroperasi bertahap dengan lima rute aktif, yakni Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri–Tangerang, Manggarai–Bogor, dan Cikarang.

Menurut keakuratan data dari KAI Hingga Oktober 2025, Stasiun Tanah Abang telah melayani 63 juta penumpang atau sekitar 22 persen dari total penumpang KRL Jabodetabek. Peningkatan kapasitas dan efisiensi headway di lintas Green Line diharapkan dapat memperlancar arus penumpang, terutama pada jam sibuk.

Percepatan headway menjadi 4–6 menit di lintas KRL Green Line Tanah Abang–Serpong–Rangkasbitung pada 2027 mendatang diharapkan menjadi bagian penting dari transformasi layanan publik perkeretaapian nasional yang lebih modern, cepat, dan terintegrasi.

Manggarai, dari Tempat Budak Hingga Menjadi Stasiun Terbesar di Jakarta

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru