Thursday, April 18, 2024
HomeDaratJejak Sejarah Stasiun Medan, Sisakan Kenangan Menara Jam Antik

Jejak Sejarah Stasiun Medan, Sisakan Kenangan Menara Jam Antik

Siapa yang tak kenal dengan kota Medan? Ibukota provinsi Sumatera Utara ini selalu menjadi buah bibir masyarakat baik bandara barunya, tempat wisata bahkan sajian kulinernya. Tak kenal maka tak sayang, setiap pelancong tahu akan adanya kereta api di kota ini, apalagi sekarang sudah ada kereta dari Bandara Kualanamu menuju Medan.

Baca juga: Setelah Baso, Butuh, dan Tanggung, Kapas Juga Ternyata Nama Stasiun Kereta!

Hal tersebut tak pelak membuat kota Medan semakin terkenal dan memiliki fasilitas modern pertama di Indonesia dengan sistem kereta bandaranya. Merujuk ke sejarahnya, sistem perkeretaapian di kota Medan sudah ada sejak abad ke 19 seiring banyaknya infrastruktur yang dibangun pada masa itu karena pembukaan lahan untuk perkebunan tembakau Deli.

KabarPenumpang.com menemukan fakta bahwa, stasiun kereta api Medan merupakan stasiun terbesar yang berada di bawah naungan Divisi Regional 1 Sumatera Utra dan Aceh. Stasiun ini diketahui sudah berdiri sejak 1883 dan dulunya bernama bernama Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan sempat melayani rute Medan-Aceh (Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen).

monumen lokomotif uap bertipe 2-6-4T di depan stasiun Medan

Untuk rute Medan-Aceh memang sudah tidak beroperasi, tetapi bekas jejak rel rute ini masih ada. Stasiun Medan sendiri terletak di ketinggian +22 meter dan mempunyai kapasitas penumpang 2.000-2.500 ke seantero Sumatera Utara.

Letaknya sendiri berada di Jalan Stasiun Kereta Api No.1, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Medan, Sumatera Utara. Letak stasiun ini berada di pertemuan antara Medan Timur di Kesawan dan Medan Barat di Gang Buntu. Tak jauh dari stasiun Medan terdapat Lapangan Medeka, Kesawan Square, Kantor Pos Besar Medan, Balai Kota, Hotel Dharma Deli, Bank Indonesia, Gedung London Sumatra dan lainnya. Arsitektur Stasiun Medan Kota ini telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya.

gate kereta bandara Medan-Kualanamu

Setelah mengalami renovasi besar yang terakhir dilakukan tahun 2013 lalu dengan pembangunan gedung baru untuk kereta bandara, juga ada perombakan desain gedung eksisting untuk pelayanan kereta regional. Hal ini membuat yang tersisa dari kompleks stasiun lama adalah menara jam di bagian depan stasiun, dipo lokomotif yang masih berarsitektur Belanda, bagian peron untuk jalur 2 dan 3 serta jembatan gantung di bagian selatan stasiun.

Di stasiun ini sendiri sekarang memiliki city check in untuk penumpang kereta bandara Kualanamu. Diketahui, ada tiga pintu untuk masuk/keluar dari stasiun ini yakni sisi Lapangan Merdeka pintu masuk/keluar untuk layanan regional, sisi Lapangan Merdeka pintu masuk/keluar untuk layanan kereta bandara, sisi Jalan Jawa/Mall Centre Point pintu keluar untuk layanan kereta bandara.

Stasiun Medan tempo dulu

Di samping bangunan stasiun terdapat monumen lokomotif uap bertipe 2-6-4T buatan Hartmann di Chemnitz, Jerman tahun 1914. Stasiun ini diresmikan pembukaanya pada 25 Juli 1886. Kala itu terdapat jalur yang menghubungkan Stasiun Medan dan Stasiun Labuhan sepanjang 16,7 kilometer. Jalur tersebut menghubungkan pusat Kota Medan ke arah Pelabuhan Belawan. Jalur rel dilanjutkan dari Stasiun Labuhan hingga Stasiun Belawan yang diresmikan pada 16 Februari 1888.

Baca juga: “Baso,” Bukan Cuma Makanan, Tapi Juga Nama Bekas Stasiun di Sumatera Barat

Rel yang terdapat di Stasiun Medan Kota membujur dari utara ke selatan. Rel yang mengarah ke selatan merupakan rel dengan arah perjalanan ke Tebing Tinggi, Kisaran, Tanjung Balai, Siantar dan Rantau Prapat, sedangkan rel yang mengarah ke utara merupakan arah perjalanan ke Belawan, Binjai dan Besitang, yang bercabang sekitar 850 m di utara stasiun. Dari Stasiun Medan dahulunya terdapat percabangan rel ke Pancur Batu dan Batu.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru