Australia dan Selandia Baru menjadi salah satu negara yang paling ketat dalam melakukan pencegahan penularan virus Corona. Sampai saat ini, wisatawan dan warga negara yang masih berada di luar negeri belum juga diizinkan kembali. Lantas, sampai kapan?
Baca juga: Bandara Sydney Dibuka Setelah 20 Bulan Lockdown, Disambut Tangis Penumpang
Dilansir Euronews, setelah sekian lama menutup diri dari dunia luar perlahan Selandia Baru mulai melonggarkan kebijakan. Menteri Urusan Covid-19 Selandia Baru, Chris Hipkins, pada 24 November lalu mengumumkan mulai 17 Januari 2022 mendatang, warga Selandia Baru yang berada di Australia dan sudah divaksin dua dosis diizinkan masuk.
Itu kemudian diikuti oleh seluruh warga negara Selandia Baru lainnya di seluruh dunia untuk kembali mulai tanggal 14 Februari 2022.
Kelompok terakhir yaitu wisatawan asing yang diizinkan masuk dimulai pada 30 April 2020. Semuanya, baik warga negara Selandia Baru yang berada di Australia, negara lain, sampai wisawatan asing, harus sudah divaksinasi dua dosis. Selandia Baru juga belum lama ini mengumumkan kebijakan wajib vaksin bagi seluruh warga negara, menjadikannya sebagai yang pertama di antara negara-negara maju.
Terkhusus untuk wisawatan asing, vaksinasi dua dosis saja tidak cukup. Mereka juga harus melakukan test PCR dan isolasi mandiri selama tujuh hari sebelum melenggang bebas ke penjuru negeri.
Sebelumnya, Selandia Baru berencana membuka perbatasan internasional sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru. Tetapi, berhubung kasus Covid-19 meningkat tajam di Eropa, hal itu urung dilakukan.
Sementara itu, Australia, sudah lebih dahulu mengizinkan warga negaranya di seluruh dunia yang sudah divaksin dua kali kembali.
Sejak 1 November 2021, persyaratan karantina mandiri dan berbagai prosedur rumit lainnya bagi kedatangan internasional sudah tidak berlaku bagi mereka yang sudah mendapat vaksinasi dua dosis.
Perdana Menteri Scott Morrison pada hari Senin lalu menjelaskan, mulai 1 Desember mendatang, pemilik visa yang divaksinasi lengkap, termasuk pelajar internasional, pekerja terampil, dan wisawatan diizinkan masuk Sydney dan Melbourne.
Baca juga: Ditelantarkan Setahun di Bandara Soekarno-Hatta, Pengungsi Suriah ini Telah Sukses di Selandia Baru
Diharapkan langkah tersebut akan memberikan dorongan kepada industri yang bergantung pada tenaga kerja musiman, setelah laporan petani Australia harus gigit jari lantaran buah dan sayuran membusuk di ladang karena kekurangan pekerja asing.
Meski begitu, berbagai jasa tour dan wisata ke Australia masih ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. Ini dianggap mampu menahan laju sporadis jutaan wisatawan yang tak sabar menjelajah penjuru Benua Australia.