Penumpang pesawat saat ini sudah pasti bisa melihat dengan jelas pemandangan di luar saat dalam penerbangan. Itu karena jendelanya begitu proporsional. Pengalaman itu mungkin tidak dimiliki oleh penumpang pesawat supersonik Concorde. Sebab, jendela pesawat ini sangat kecil bahkan tak lebih besar dari tangan orang dewasa. Mengapa demikian?
Baca juga: Eksklusif: Foto Kabin Penumpang Concorde Saat Ngebut Secepat Kilat Menuju New York
Sejarah pesawat supersonik Concorde dimulai usai Pemerintah Perancis dan Inggris menandatangani perjanjian untuk bersama-sama merancang dan memproduksi jet supersonik komersial pertama pada 29 November 1962. Sebelumnya, penelitian terkait itu telah dimulai sejak tahun 1958.
Lama dinanti, prototipe pesawat supersonik Concorde buatan Perancis akhirnya sukses terbang perdana pada 2 Maret 1969. Ketika itu, pesawat lepas landas dari Bandara Toulouse dan mengudara selama 42 menit. Adapun prototipe pesawat Concorde 002 buatan Inggris sukses melakukan penerbangan perdananya sebulan kemudian.
Selang beberapa bulan, tepatnya pada 1 Oktober 1969, pesawat supersonik Concorde 001 buatan Perancis sukses memecahkan pengalang suara atau terbang melebihi kecepatan suara. Sebelum itu, pesawat Concorde belum menunjukkan klaim supersoniknya.
Setelah sukses terbang perdana dan terbang melebihi kecepatan suara, penerbangan komersial Concorde pun dimulai.
Pada 21 Januari 1976, pesawat supersonik Concorde Air France mulai melayani rute Paris – Rio de Janeiro dan British Airways melayani penerbangan supersonik rute penerbangan London – Bahrain. Pasang surut tentu terjadi di kedua rute ini.
Concorde semakin terkenal usai memulai penerbangan komersial reguler transatlantik ke New York dari London dan Paris pada 22 November 1977. Dengan kemampuan supersoniknya, rute tersebut berhasil dilahap Concorde hanya dalam tempo 2 jam 52 dan 59 detik dengan rata-rata kecepatan jelajah mencapai Mach 2.04 (2.180 kilometer per jam).
Sebagai perbandingan, pesawat jet lain pada saat itu terbang dari London atau Paris ke New York selama 6 jam lebih.
Kemampuan Concorde terbang supersonik tentu didukung banyak fitur canggih (baik dari segi desain maupun teknik); salah satunya jendela Concorde.
Dari berbagai sumber yang dihimpun, jendela Concorde yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari ukuran tangan orang dewasa, dikarenakan ketinggian jelajah Concorde yang mencapai 60 ribu kaki, menetapkannya sebagai pesawat komersial yang terbang paling tinggi sepanjang sejarah.
Concorde diizinkan terbang di ketinggian tersebut untuk bisa terbang aman pada kecepatan supersonik karena didukung sejumlah teknologi, seperti bentuk sayap delta, fitur keselamatan berupa sistem mencegah kemungkinan terburuk saat terjadi rapid emergency descent atau penurunan cepat, serta tekanan di dalam kabin yang masih dalam batas normal bagi penumpang.
Pasalnya, bila tidak didukung teknologi tersebut, maka, bukan tak mungkin penumpang akan pingsan.
Baca juga: Begini Detik-detik Pengambilan ‘Satu-satunya’ Foto Concorde Saat Melesat Mach 2
Selain itu, Concorde juga bisa dan diizinkan terbang di ketinggian 60 ribu kaki berkat jendelanya yang lebih kecil (bahkan tak lebih besar dari ukuran tangan orang dewasa).
Jendela Concorde yang sangat kecil itu bertujuan untuk meminimalisir dekompresi andai kaca jendela pesawat pecah akibat rapid emergency descent. Selain aman untuk penerbangan itu sendiri, kaca jendela Concorde yang sangat kecil itu juga mencegah penumpang terhisap keluar pesawat selama dekompresi eksplosif terjadi.