Kereta di jalur maglev berkecepatan tinggi baru Jepang yang beroperasi antara Tokyo dan Nagoya hanya akan menawarkan kursi non-reclining untuk memaksimalkan ruang kaki dan bagasi penumpang, ungkap pejabat Central Japan Railway Co. baru-baru ini.
Seperti dikutip dari mainichi.jp, operator kereta memutuskan bahwa sandaran kursi yang diatur pada sudut 15 derajat tidak akan mengganggu kenyamanan penumpang karena waktu tempuh 40 menit pada jalur Linear Chuo Shinkansen yang sedang dibangun, yang akan menghubungkan Stasiun Shinagawa Tokyo dan Stasiun Nagoya di Jepang tengah, akan kurang dari setengah waktu tempuh kereta peluru yang ada.
Dengan menggunakan teknologi levitasi magnetik superkonduktor, kereta baru ini akan melaju hingga 500 kilometer per jam.
Kursi tanpa sandaran telah dipasang di M10, gerbong uji baru untuk kereta maglev, yang eksteriornya telah diperkenalkan kepada media pada bulan Juli. Kereta maglev komersial akan dibuat berdasarkan prototipe ini, dengan spesifikasi yang akan difinalisasi setelah penyempurnaan lebih lanjut.
Semua model prototipe sebelumnya memiliki kursi sandaran. Kursi tanpa sandaran lebih mudah dibuat dan lebih tipis, memberikan lebih banyak ruang bagi penumpang untuk menyimpan koper dan barang bawaan besar lainnya di kaki mereka, kata para pejabat.
Bantalan kursi akan lebih empuk daripada bantalan kursi pada kereta Tokaido Shinkansen yang ada sehingga berat penumpang akan terdistribusi secara merata.
Tahun lalu, JR Central mengumumkan pembatalan rencana peluncuran jalur kereta cepat Tokyo-Nagoya pada tahun 2027, di tengah sengketa konstruksi yang berkepanjangan mengenai satu ruas jalur di sepanjang rute tersebut. Jadwal tersebut kemungkinan akan diundur hingga tahun 2034 atau lebih lambat. Jalur ini nantinya akan diperpanjang hingga Osaka di Jepang bagian barat.