Minggu, 18 Juni 2017 menjadi hari yang sangat mendebarkan bagi para penumpang Airbus A330-300 Garuda Indonesia dengan nomer GA425 dari Denpasar tujuan Jakarta. Betapa tidak, pesawat yang sudah dalam posisi siap mendarat, bahkan disebut-sebut telah mengeluarkan roda pendarat, namun tiba-tiba pilot merubah arah pesawat secara mendadak, hidung pesawat yang sedianya mulai menurun, tiba-tiba berubah menjadi ke arah atas dengan kecepatan tinggi. Sontak ratusan penumpang didera keheningan campur panik atas manuver ekstrim dari pilot pesawat tersebut.
Baca juga: Mengenal Serba Serbi dan Peran Air Traffic Controller
Hal diatas bukan sekual cerita dalam sebuah film, tapi baru saja terjadi saat pesawat GA425 sedang melangsungkan proses pendaratan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Segera setelah pesawat kembali naik di ketinggian, roda pendarat kembali ditarik dan pesawat menjauh ke arah laut Jawa. Keputusan yang diambil pilot GA425 ternyata sudah sangat tepat, pasalnya pilot melakukan pembatalan pendaratan untuk menghindari tabrakan dengan pesawat yang ada di landas pacu (runway). Lantas apa yang terjadi dengan insiden yang nyaris berakibat fatal ini?
Dikutip KabarPenumpang.com dari siaran pers Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia (19/6/2017) selaku pengelola ATC (Air Traffic Control) di Bandara Soekarno-Hatta, dijelaskan bahwa kejadian go around tersebut dilakukan demi menjaga keselamatan penerbangan, karena di landasan pacu masih ada pesawat Sriwijaya SJ580 rute Jakarta-Makassar yang harusnya take off tapi kemudian batal karena alasan teknikal. “Kejadiannya berlangsung pada pukul 22.16 WIB, pesawat GA425 mendapat jadwal untuk mendarat di landasan pacu 25R setelah pesawat SJ580 lepas landas. Tower (ATC) Bandara Soekarno-Hatta telah memberikan take-off clearence kepada SJ580 untuk lepas landas, pesawat kemudian rolling tetapi lamban, sampai akhirnya pilot menyatakan mereka berhenti dan tidak jadi lepas landas. Saat itu pesawat GA425 sudah ada dalam posisi untuk mendarat,” ujar Didiet K. S. Radityo, Corporate Secretary AirNav Indonesia.
Baca juga: Digital Air Traffic Solutions, Saatnya Menara ATC Dikendalikan Secara Remote
Mendapat informasi kondisi Sriwijaya yang mengalami gangguan teknikal, controller kemudian memberikan go around kepada GA425 dengan alasan keselamatan. Proses Go Around dalam kejadian ini, merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk alasan keselamatan. “Memang dengan go around kenyamanan penumpang akan terganggu, tetapi demi keselamatan hal ini harus dilakukan,” ujar Didiet. Pihaknya menyampaikan, detail kejadian sedang dianalisis lebih lanjut. “Rekaman dan data-data lainnya akan kita periksa untuk mendapatkan informasi lebih detail lagi,” katanya.
Pihak AirNav menyampaikan terima kasih kepada pilot GA425 yang cekatan merespon instruksi Go Around yang disampaikan ATC. “Kami juga berterima kasih kepada pilot SJ580 yang segera melaporkan ke tower pembatalan take-off karena alasan teknikal, sehingga ATC bisa segera merespon dengan memberikan instruksi go around kepada pilot. Keamanan dan Keselamatan penerbangan memang upaya bersama dari seluruh stake holder yang terlibat,” pungkas Didiet.