Namanya belakangan ini menjadi buah bibir sebagian kalangan setelah tersiar kabar tentang putusnya hubungan antara Traveloka dengan AirAsia. Ya, dia adalah Anthony Francis Fernandes atau yang akrab disapa Tony Fernandes, CEO dari AirAsia. Sebelum memegang jabatan paling tinggi di tubuh maskapai berbiaya rendah asal Malaysia ini, siapa sangka Tony sempat menelan pil pahit berkali-kali. Sama seperti Jack Ma (founder Alibaba), Tony juga punya sejumlah tips yang mungkin dapat Anda implementasikan dan merengkuh kesuksesan dengan cara Anda sendiri. Ingin tahu?
Baca Juga: Buntut Penembakan di Christchurch, CEO AirAsia Berhenti “Main” Facebook
Sebelum berkutat dengan sektor aviasi global, Tony sempat memiliki posisi sebagai salah satu eksekutif di Warner Music – hingga pada akhirnya di tahun 2001, ia memutuskan untuk keluar dai zona nyamannya dan mencoba peruntungan di dunia kedirgantaraan. Bermodalkan sebuah pesawat bekas seharga satu ringgit atau yang berkisar Rp3.500 (kurs sekarang), Tony ternyata bisa mewujudkan sesuatu yang terlihat mustahil di awal, menjadi sesuatu yang sangat berharga di masa yang akan datang.
Memang, Tony membutuhkan waktu dan kesabaran yang tinggi guna mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yang ia dirikan tersebut. KabarPenumpang.com mengutip dari laman cnbc.com (14/4/2019), pendapatan AirAsia di tahun 2018 kemarin mencapai angka 10,6 miliar ringgit atau yang berkisar Rp36,3 triliun kurs sekarang. Jika disederhanakan, maka Tony beserta orang-orang hebat yang terus setia mendampinginya ini membutuhkan waktu sekitar 17 tahun untuk terus bekerja keras hingga menrengkuh kesuksesan.
Jika Jack Ma selalu berupaya untuk menularkan kegigihannya kepada masyarakat berlandaskan pengalaman pribadinya, berbeda dengan Tony yang sempat menyinggung tentang salah satu kelebihan dirinya dalam memutar roda ekonomi.
“Ketika ditanya soal kekuatan yang saya miliki, jika punya, maka itu adalah cara saya untuk menemukan orang-orang hebat di luar sana,” ujar Tony dalam sebuah konferensi pers di Singapura beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: AirAsia X Genap Berusia 10 Tahun, Mantapkan Identitas Sebagai LCC Jarak Jauh
Tentu saja, kemampuan Tony dalam merekrut orang-orang hebat tersebut terbukti dengan bertumbuhnya AirAsia menjadi sebuah maskapai yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ketika di awal, Tony hanya mempekerjakan 200 pegawai dengan dua pesawat, kini ia membawahi lebih dari 20.000 orang pekerja dengan total armada mencapai 250 pesawat.
“Jika Anda melihat tim saya, terdapat banyak orang yang dulu tidak berhasil atau ingin membuktikan sesuatu,” ujar Tony.