Friday, May 2, 2025
HomeAnalisa AngkutanMeski Galak ke Ukraina dan Barat, Putin Hormati Penumpang: Perintahkan Aeroflot Bayar...

Meski Galak ke Ukraina dan Barat, Putin Hormati Penumpang: Perintahkan Aeroflot Bayar Refund Tiket 15 Miliar Rubel

Akhir Agustus lalu CEO Group Aeroflot, Sergei Aleksandrovsky, bertandang ke Kremlin untuk menghadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan keduanya membahas berbagai isu strategis di sektor dirgantara, salah satunya ialah refund tiket penumpang yang mencapai 15 miliar rubel (Rp3 trilun lebih). Ini menjadi fakta baru yang cukup mengagetkan mengingat sikap keras Rusia ke Boeing dan Airbus ternyata tidak berlaku ke penumpang.

Baca juga: Penerbangan Rusia Bangkit dari Tekanan, Aeroflot dan UAC Sepakati Kontrak Pengadaan 339 Unit Pesawat

Aeroflot Group, dengan dibeking Putin, tentu sangat bisa menolak membayar klaim refund penumpang dengan dalih force majeur dan sebagainya. Namun, itu tidak dilakukan dan kocek besar pun dirogoh untuk melakukan refund 100 persen dari harga tiket pesawat.

Dalam transkip percakapan keduanya yang dilansir laman resmi Kremlin, Putin awalnya memuji Aeroflot Group sebagai maskapai kebanggaan Rusia. Karenanya, negara tak tinggal diam dengan berbagai kesulitan yang dihadapi dengan mengalokasikan dana sebesar 50 miliar rubel untuk subsidi layanan penumpang dan sebagainya.

Aleksandrovsky kemudian menanggapi bahwa dari alokasi 50 miliar rubel tersebut 10,3 miliar di antaranya sudah cair pada bulan April dan Mei. Dana tersebut langsung digunakan untuk penguatan keuangan maskapai.

“Secara keseluruhan, penilaian saya adalah bahwa situasinya cukup positif dan stabil, terutama untuk 2022. Kami terus terbang berkat langkah-langkah dukungan negara dan, di atas segalanya, tentu saja, terima kasih atas dukungan Anda, Tuan Presiden, dan Pemerintah,” jelasnya.

Selain itu, Aleksandrovsky mengaku telah menerima 12,5 miliar rubel dari total anggaran 15 miliar rubel untuk membayar refund tiket penumpang Aeroflot Group.

Sejak perang Rusia dan Ukraina berkecamuk pada 24 Februari sampai saat ini, Rusia, termasuk seluruh entitas bisnis negara dimana Aeroflot Group masuk di dalamnya, dihujani sanksi bertubi-tubi oleh Barat. Akibatnya, maskapai tak bisa terbang kemanapun kecuali domestik saja, meskipun pada perjalanannya maskapai tetap bisa melayani penerbangan internasional hanya ke negara-negara yang bersahabat dengan Rusia.

Penutupan ruang udara sebagian besar negara-negara Eropa tentu memaksa Aeroflot Group membatalkan penerbangan. Group maskapai pun tak lepas tangan dengan menganggarkan 15 miliar rubel untuk membayar seluruh klaim refund tiket.

Dalam kesempatan tersebut, Aleksandrovsky juga melaporkan berbagai rencana Aeroflot Group dalam bertahan dan berkembang di tengah sanksi Barat.

Disebutkan, saat ini Aeroflot Group telah terbang ke 111 rute, 18 rute lebih banyak dari tahun 2021. Frekuensinya juga ditingkatkan di beberapa destinasi favorit, seperti Moskow-St Petersburg dan Sochi.

Aeroflot juga dilaporkan telah menurunkan tiket pesawat sebesar 10 persen dari tarif tahun 2021 dan turun sebesar 21 persen dibanding tahun 2019.

Pobeda Airlines, maskapai LCC dalam group maskapai Aeroflot, bahkan mencatat load factor 95 persen seperti tahun-tahun sebelumnya. Demikian juga dengan Aeroflot saat peak season seperti liburan musim panas.

Baca juga: Lawan Hegemoni Barat, Iran Gandeng Rusia, Cina, dan India Bentuk Konsorsium Perawatan Pesawat

Dalam jangka menengah sampai tahun 2030, sang CEO juga memaparkan rencananya untuk memborong 323 pesawat buatan Rusia, termasuk 73 Sukhoi Superjet 100 (SSJ100), 210 MC-21, dan 40 Tu-214. Pesanan dalam jumlah besar itu diikuti oleh pembukaan lowongan kerja pilot terbaik Rusia sampai 3.500 orang.

Ini juga akan diikuti dengan program pengembangan MRO (Maintenance, Repair and Operation) dan produksi suku cadang pesawat untuk mengurangi ketergantungan dari Barat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru