Bagi masyarakat Maluku, Pelabuhan Yos Soedarso bukan sekadar dermaga tempat kapal bersandar. Ia adalah denyut nadi perdagangan, pintu keluar-masuk barang dan manusia, serta saksi sejarah panjang perkembangan Ambon sebagai kota pelabuhan strategis di timur Indonesia.
Cikal bakal Pelabuhan Yos Soedarso sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Letaknya di Teluk Ambon yang terlindung dari gelombang besar menjadikannya lokasi ideal untuk kegiatan bongkar muat kapal layar dan kapal uap pada abad ke-19.
Pada masa itu, pelabuhan ini menjadi titik penting pengiriman rempah-rempah seperti pala, cengkeh, dan fuli yang menjadi komoditas utama Maluku. Setelah kemerdekaan Indonesia, pelabuhan ini terus difungsikan sebagai pusat logistik dan transportasi laut.
Namanya kemudian diabadikan menjadi Pelabuhan Yos Soedarso untuk mengenang Laksamana Madya TNI Yosaphat “Yos” Soedarso, pahlawan nasional yang gugur dalam pertempuran Laut Aru tahun 1962. Pada dekade 1970–1990-an, Pelabuhan Yos Soedarso mengalami masa sibuk yang luar biasa.
Kapal Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia) seperti KM Dobonsolo, KM Ciremai, dan KM Tidar menjadi pemandangan rutin di dermaga. Pelabuhan ini menghubungkan Ambon dengan pelabuhan besar lain seperti Tanjung Perak Surabaya, Makassar, Sorong, dan Jayapura.
Selain kapal penumpang, arus barang pun sangat ramai. Hasil bumi Maluku seperti kopra, ikan kering, dan hasil laut lainnya dikirim ke luar daerah, sementara bahan pangan, semen, besi, dan barang kebutuhan pokok masuk melalui dermaga ini.
Aktivitas bongkar muat berjalan siang dan malam, diiringi hiruk-pikuk buruh pelabuhan yang mengangkut barang secara manual. Memasuki era 2000-an, Pelabuhan Yos Soedarso mendapat berbagai perbaikan fasilitas dari PT Pelindo IV.
Area dermaga diperkuat, gudang logistik diperluas, dan sistem bongkar muat mulai dilengkapi peralatan modern. Namun, tantangan tetap ada: persaingan dengan pelabuhan lain di sekitar Maluku, perubahan jalur distribusi, dan cuaca ekstrem yang kadang menghambat operasional.
Meski begitu, pelabuhan ini tetap menjadi simpul penting, khususnya bagi distribusi logistik ke pulau-pulau di Maluku Tengah dan sekitarnya. Kapal-kapal perintis yang mengangkut barang dan penumpang ke pulau kecil seperti Buru, Seram, dan Banda Neira, hampir selalu memulai perjalanan dari sini.
Kini, Pelabuhan Yos Soedarso berperan ganda: sebagai pelabuhan penumpang utama di Ambon dan pusat distribusi barang antar-pulau. Pemandangan kapal Pelni yang merapat tetap menjadi momen yang dinanti, terutama bagi warga yang menunggu keluarga pulang dari perantauan.
Di sekitar pelabuhan, kehidupan ekonomi tetap berdenyut. Pedagang kaki lima menjual makanan dan minuman bagi penumpang yang menunggu keberangkatan. Sopir angkot dan taksi pelabuhan bersiaga melayani mobilitas penumpang, sementara buruh pelabuhan tetap setia menjadi motor penggerak bongkar muat.
Pelabuhan Yos Soedarso adalah bagian dari identitas Ambon sebagai kota pelabuhan. Dari masa kolonial, masa perjuangan, hingga era modern, dermaga ini telah menjadi saksi perjalanan panjang Maluku di jalur laut. Selama kapal masih berlayar di perairan timur Indonesia, pelabuhan ini akan tetap menjadi gerbang laut utama yang tak tergantikan.
Pelabuhan Kayangan, yang terletak di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan konektivitas antarpulau di kawasan tersebut. Pelabuhan ini merupakan salah satu pintu gerbang maritim terpenting yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Pulau Sumbawa.
Pelabuhan Kayangan sebenarnya merupakan bagian dari kawasan pelabuhan yang lebih besar, yaitu Labuhan Lombok. Namun, seiring waktu, nama Pelabuhan Kayangan lebih dikenal secara spesifik untuk menyebut terminal penyeberangan ferry yang melayani rute vital ke Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa.
Terletak di pesisir timur Lombok, Pelabuhan Kayangan menjadi titik keberangkatan kapal ferry menuju Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa Barat. Jarak penyeberangan sekitar 11 mil laut biasanya ditempuh dalam waktu 1,5 hingga dua jam, tergantung kondisi cuaca dan gelombang.
Rute ini dilayani kapal-kapal milik ASDP Indonesia Ferry maupun operator swasta, dengan keberangkatan hampir setiap jam. Peran pelabuhan ini mulai menonjol ketika kebutuhan transportasi dan logistik antara Lombok dan Sumbawa semakin meningkat.
Sebelum adanya pelabuhan modern, mobilitas antarpulau mungkin masih menggunakan perahu-perahu tradisional. Dengan dibangunnya fasilitas penyeberangan ferry, arus orang, barang, dan kendaraan menjadi jauh lebih efisien.
Pada tahun 2011, Pelabuhan Kayangan diresmikan pemakaiannya dan dikelola oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry. Keberadaan pelabuhan ini menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
Seiring berjalannya waktu, pelabuhan terus mengalami renovasi dan pengembangan. Pada tahun 2023, pemerintah daerah dan pihak terkait berupaya melakukan renovasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan membuat kawasan pelabuhan lebih modern dan ramah.
Rencana induk pelabuhan (RIP) juga disusun untuk memastikan pengembangan kawasan pelabuhan berjalan sesuai rencana dan terintegrasi dengan baik. Saat ini, Pelabuhan Kayangan tidak hanya berfungsi sebagai pintu masuk dari Sumbawa ke Lombok, tetapi juga sebagai terminal strategis bagi mobilitas masyarakat, pertukaran komoditas, dan pariwisata.
Dengan rencana pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Pelabuhan Lembar di Lombok Barat dengan Pelabuhan Kayangan, peran pelabuhan ini diperkirakan akan semakin strategis di masa depan.
Siapa yang tak mau ketinggalan berbagai acara yang disuguhkan saat hari kemerdekaan Indonesia pada hari ini. Ya, berbagai acara menarik di berbagai tempat tentu masyarakat khususnya warga Jabodetabek ingin menghabiskan dan memanfaatkan waktu liburan hingga malam hari. Berbagai transportasi umum pun menginformasikan berbagai jadwal penambahan waktu di media sosial, salah satunya transportasi Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek.
Sepertinya menjadi kabar gembira untuk masyarakat yang terbiasa menggunakan LRT Jabodebek, karena mulai hari ini hingga esok jadwal perjalanan akan ditambah hingga larut malam. Tarif yang dikenakan tentu menggunakan tarif promo kemerdekaan yakni Rp80 saja. Layanan dalam perjalanan LRT Jabodebek pada masa hari kemerdekaan ini akan terus memfasilitasi masyarakat dengan baik, walaupun nantinya bakal membludak pada waktu tertentu. Apalagi stasiun-stasiun yang disinggahi LRT sangat strategis untuk masyarakat.
Jadwal tambahan LRT Jabodebek berlaku tanggal 17-18 Agustus 2025.
Pihak operator juga telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk mendukung kelancaran operasional pada momen tersebut. Hal ini termasuk penyesuaian jadwal operasional untuk meminimalkan headway (jarak antar kereta), penguatan pengamanan di sejumlah stasiun, serta sosialisasi intensif melalui media massa, komunitas dan platform digital.
LRT Jabodebek siap memberikan layanan terbaik, agar masyarakat dapat menghadiri berbagai acara perayaan kemerdekaan Indonesia. Pengguna diharapkan merasakan pengalaman perjalanan terintegrasi sepanjang libur kemerdekaan. Selain itu, Stasiun LRT Jabodebek dan kereta didekorasi tematik bernuansa merah putih, untuk menyemarakkan HUT RI. Purnomosidi berharap, suasana tersebut menumbuhkan semangat nasionalisme bagi penumpang.
Warga yang ingin menghadiri Pesta Rakyat di Monas atau Karnaval Bersatu Kemerdekaan dapat memanfaatkan LRT Jabodebek. Rute karnaval meliputi Monas, Jalan MH Thamrin, Bundaran Hotel Indonesia, hingga Jalan Jenderal Sudirman. Masyarakat yang menuju Monas dapat turun di Stasiun Cikoko, lalu berganti ke Commuter Line dari Stasiun Cawang. Alternatif lain, penumpang bisa turun di Dukuh Atas BNI dan melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta.
Pemerintah berharap LRT Jabodebek menjadi pilihan utama masyarakat selama perayaan kemerdekaan. Penggunaan transportasi publik ini juga diharapkan mendorong mobilitas yang efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi. Langkah ini dinilai sebagai bentuk apresiasi dan perhatian pemerintah terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat, sekaligus memperkuat semangat kebersamaan di momen kemerdekaan.
Jepang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata impian dengan budaya unik, pemandangan menakjubkan, serta fasilitas transportasi umum yang sangat efisien. Meski identik dengan biaya perjalanan yang mahal, ternyata banyak tempat wisata gratis yang bisa dikunjungi wisatawan tanpa harus menguras kantong. Bahkan, sebagian besar dapat diakses dengan mudah melalui kereta maupun bus.
Salah satu lokasi populer adalah Taman Ueno di Tokyo. Taman seluas lebih dari 50 hektare ini dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki dari Stasiun Ueno, salah satu stasiun besar di pusat ibu kota. Taman ini dipenuhi pepohonan rindang, kolam, dan kuil, serta sering menjadi lokasi hanami saat musim semi.
Di area lain, wisatawan juga bisa menikmati keindahan Shinjuku Gyoen National Garden, meskipun ada tiket masuk murah, namun beberapa bagian luar taman seperti jalur pedestrian Shinjuku yang dipenuhi gedung pencakar langit dapat dinikmati gratis. Dari Stasiun Shinjuku, pengunjung hanya perlu berjalan kaki untuk merasakan suasana kota modern yang berpadu dengan keindahan taman kota.
Untuk pecinta budaya, Asakusa menjadi destinasi wajib. Di sini, kuil Senso-ji berdiri megah dan terbuka untuk umum tanpa biaya masuk. Dari Stasiun Asakusa, kuil tertua di Tokyo ini bisa dijangkau hanya dalam beberapa menit berjalan kaki. Jalan Nakamise di sekitar kuil juga menghadirkan suasana tradisional Jepang dengan berbagai jajanan dan suvenir khas.
Di Kyoto, pengunjung dapat menyaksikan pesona Kuil Fushimi Inari Taisha dengan ribuan gerbang torii merah yang menjulang indah di sepanjang jalur pegunungan. Wisata religi sekaligus fotografi ini tidak dipungut biaya, dan aksesnya sangat mudah dari Stasiun Inari di jalur JR Nara Line.
Bagi yang ingin melihat panorama alam, Taman Yoyogi di Shibuya menjadi pilihan menarik. Terletak dekat dengan Stasiun Harajuku, taman ini menjadi tempat warga lokal berolahraga, piknik, hingga menggelar pertunjukan seni jalanan pada akhir pekan.
Transportasi umum di Jepang yang terintegrasi memudahkan wisatawan untuk berpindah dari satu destinasi ke destinasi lain. Dengan mengandalkan Japan Rail Pass atau kartu IC seperti Suica dan Pasmo, wisata ke berbagai tempat gratis tersebut semakin praktis dan hemat.
Meski tanpa biaya tiket, pengalaman menikmati budaya, sejarah, hingga keindahan alam Jepang tetap terasa lengkap. Bagi wisatawan dengan anggaran terbatas, pilihan wisata gratis ini menjadi cara ideal untuk menjelajah Negeri Sakura dengan lebih santai dan terjangkau.
Jumat, (15/8) ternyata uji coba terobosan baru modifikasi daei Balai Yasa Gubeng kembali membuat pecinta kereta api merasa terheran. Bagaimana tidak, rangkaian dengan livery full hijau ini benar-benar memang nyatanya ada. Rangkaian tersebut digadang-gadang rencana untuk angkutan lokal. Terlebih yang membuat asing dari rangkaian kereta tersebut telah dikirim ke berbahai platform media sosial bahwa ada rangkaian baru hasil modifikasi Balai Yasa Surabaya Gubeng ini.
Spekulasi pun bertebaran. Pasalnya mereka (peconta kereta api) pun masih belum percaya denhan rangkaian baru ini atau hanya editan semata. Namun, informasi mengenai uji coba rangkaian ini muncul di aplikasi percakapan, yakni adanya uji coba perjalanan Kereta Luar Biasa (KLB) ‘Kereta Petani’. Memang terdengar asing dan unik dalam penyebutan kereta tersebut. Tapi terobosan ini membuat heran yang melihatnya.
Rangkaian Kereta Petani tengah diuji coba.
Uji coba rangkaian ini dilakukan pada pagi hari mulai pukul 09.00 WIB hingga krmbali pada pukul 11.00 WIB. Perjalanan uji coba tersebut melintas dari Stasiun Surabaya Gubeng hingga Stasiun Lamongan (pulang pergi). Selain tes ketahanan pada kereta, rangkaian ini juga menguji coba kecepatan maksimal yakni 100 km/jam.
Sebanyak 4 unit kereta diuji coba, ternyata ada hal menarik saat melihat interior pada Kereta Petani tersebut. Kursi yang dikenal dengan posisi 2+3 atau 2+2, kini dibuat menyamping seluruhnya. Tetlihat dari foto yang beredat, terobosan baru ini digadang-gadang tak hanya untuk penumpang biasa, namun untuk para pedagang yang membawa barang dagangan tanpa harus mengganggu penumpang lain. Dengan kata lain, posisi kursi yang menyamping itulah, membuat interior kereta menjadi lega.
Bagian dalam kereta dengan kursi yang dibuat menyamping.
Dinamakan ‘Kereta Petani’, selain tiap unit kereta berwarna hijau dan memiliki gambar kapas berwarna putih, ternyata ada inspirasi lainnya. Diketahui bahwa di negeri tirai bambu (cina) terdapat rangkaian khusus kereta api dengan mayoritas penumpang adalah pedagang.
Tampak terlihat di media sosial banyaknya penumpang yang mayoritas pedagang naik kedalam kereta dengan interior yang hampir mirip dengan tetobosan yang di buat tim Balai Yasa Surabaya Gubeng tetsebut.
Namun tak menutup kemungkinan, jika rangkaian ini sudah dioperasionalkan untuk masyarakat umum, tentu bisa menggunakan ‘Kereta Petani’. Dan bisa merasakan sensasi yang berbeda sast merasakan duduk di dalamnya. Karena posisinya yang menyamping, tentu penumpang tak akan mengeluh lagi soal istilah adu dengkul.
Setelah Kereta Api (KA) Pandanwangi menambah enam stasiun pemberhentian, kini ada stasiun wilayah Daerah Operasi (Daop) 9 Jember kembali aktif untuk layani penumpang KA. Ya, Stasiun Argopuro sudah bisa melayani naik dan turun kereta api mulai tanggal 11 Ahustus 2025. Sebenarnya stasiun ini berada antara petak Stasiun Banyuwangi Baru dengan Stasiun Ketapang. Menurut informasi dari berbagai sumber, Stasiun Argopuro sudah 4 tahun tak melayani pemberhentian kereta api baik jarak jauh maupun lokal.
Mengutip laman kereta.id, Stasiun Argopuro beroperasi pada tanggal 7 September 1985 saat selesainya pembangunan jalur kereta api Kabat-Banyuwangi Ketapang. Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Panjang kedua jalur tersebut mencapai hampir 500 meter sehingga menjadikan stasiun ini merupakan stasiun dengan emplasemen terpanjang di Daop 9 Jember.
Selain lokasinya yang strategis, Stasiun Argopuro ternyata dioperasionalkan kembali dengan alasan bisa menghidupkan perekonomian masyarakat lokal. Karena Banyuwangi penumpangnya cukup tinggi, baik di Stasiun Ketapang maupun Banyuwangi kota. Pihak Kereta Api Indonesia (KAI) ingin menghidupkan Stasiun Argopuro untuk lebih memudahkan masyarakat mengakses stasiun. Masyarakat di sekitar Kecamatan Kalipuro dan Kota Banyuwangi tidak perlu jauh-jauh ke Stasiun Ketapang ataupun Stasiun Banyuwangi Kota.
Stasiun yang berada di ketinggian 56 MDPL itu nantinya akan melayani kereta jarak jauh atau kereta komersil lainnya. Namun saat ini hanya ada satu kereta saja yang berhenti di Stasiun Argopuro, yaitu KA Pandanwangi. Lebih lanjut dengan dimulainya pengoperasian kembali Stasiun Argopuro ini, KAI juga telah mempersiapkan infrstruktur yang ada di stasiun tersebut. Agar lebih mengakomodir dari aspek keselamatan, dan kenyamanan pada penumpang.
Adapun jadwal KA yang berhenti di Stasiun Argopuro adalah sebagai berikut (Gapeka 2025):
KA PandanwangiKA 491A Pandanwangi
Jember: 05.10
Argopuro: 08.11 – 08.13
Ketapang: 08.21
KA 493A Pandanwangi
Jember: 14.15
Argopuro: 17.08 – 17.10
Ketapang: 17.18
KA 492A Pandanwangi
Ketapang: 09.50
Argopuro: 09.58 – 10.00
Jember: 12.42
KA 494A Pandanwangi
Ketapang: 18.15
Argopuro: 18.23 – 18.25
Jember: 21.27
Sejak berlakunya jadwal perjalanan kereta api sesuai Gapeka 2021 per 10 Februari 2021, layanan penumpang di stasiun ini dihapus. Sehingga selama lebih dari empat tahun terakhir tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persilangan dan persusulan antarkereta api.
Terminal Terpadu Langsa terus membuktikan perannya sebagai urat nadi transportasi darat di wilayah Aceh Timur. Berlokasi strategis di Jalan A. Yani, Gampong Jawa, terminal ini bukan sekadar tempat naik-turun penumpang, melainkan pusat interaksi sosial dan ekonomi yang dinamis bagi warga Langsa dan sekitarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Terminal Langsa telah mengalami sejumlah perbaikan dan penataan. Infrastruktur yang lebih rapi dan fasilitas yang kian memadai menjadi bukti komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
Meskipun demikian, dinamika khas sebuah terminal besar tetap terasa. Hiruk pikuk suara kondektur yang menawarkan rute, kesibukan pedagang asongan, dan hilir mudik penumpang dengan barang bawaan menjadi pemandangan sehari-hari yang tak terhindarkan.
Sebagai terminal utama, Terminal Langsa menjadi titik awal dan akhir bagi banyak perjalanan penting. Para penumpang dapat dengan mudah menemukan berbagai pilihan transportasi. Bus-bus besar, yang sering disebut “bus malam,” menjadi andalan untuk perjalanan jarak jauh menuju ibu kota provinsi seperti Banda Aceh, atau bahkan ke luar provinsi seperti Medan, Sumatera Utara, dan kota-kota lainnya.
Keberadaan bus-bus ini sangat vital, terutama bagi para pekerja, mahasiswa, atau pebisnis yang memerlukan koneksi cepat dan efisien. Selain bus antarkota dan antarprovinsi, Terminal Langsa juga menjadi pusat layanan transportasi lokal.
Angkutan umum seperti labi-labi dan minibus siap mengantar warga ke berbagai penjuru kota dan kecamatan di sekitarnya. Hal ini sangat membantu mobilitas masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi, baik untuk keperluan sekolah, belanja, maupun urusan lainnya.
Situasi di Terminal Langsa akan berubah drastis saat memasuki musim liburan, terutama saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pada momen-momen ini, jumlah penumpang bisa melonjak hingga dua atau tiga kali lipat.
Ribuan pemudik memadati terminal, menciptakan suasana yang penuh sesak namun juga penuh kehangatan. Pihak terminal dan instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan dan kepolisian, akan bekerja ekstra keras untuk mengelola lonjakan penumpang, memastikan kelancaran arus lalu lintas, dan menjaga keamanan.
Posko-posko pengamanan dan kesehatan sering kali didirikan untuk melayani kebutuhan para pemudik. Di balik keramaian, tantangan klasik tetap menjadi pekerjaan rumah. Penertiban calo tiket ilegal dan pedagang asongan yang kadang mengganggu kenyamanan penumpang terus menjadi prioritas.
Upaya-upaya edukasi dan penertiban berkala dilakukan untuk menciptakan lingkungan terminal yang aman, nyaman, dan teratur. Lebih dari sekadar tempat transit, Terminal Langsa juga berperan sebagai motor penggerak ekonomi lokal.
Di area sekitarnya, berjejer warung-warung makan yang menyajikan kuliner khas Aceh, toko-toko kelontong, dan lapak pedagang yang menjual oleh-oleh. Kehadiran terminal ini secara langsung menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak keluarga.
Setiap rupiah yang dibelanjakan di terminal, baik untuk makanan, minuman, maupun tiket, turut menggerakkan roda ekonomi masyarakat Langsa. Dengan segala dinamika dan perannya, Terminal Langsa akan terus menjadi saksi bisu dari jutaan perjalanan, kisah pertemuan, dan perpisahan.
Keberadaannya bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi sebuah simbol penghubung yang tak terpisahkan dari denyut kehidupan masyarakat Aceh Timur.
Belum lama kami turunkan berita seputar keluhan masyarakat seputar penggunaan gerbong (kereta) restorasi untuk kegiatan bekerja (working space). Lantaran sebagian pengguna jasa (penumpang) yang ingin menyantap makanan terganggu karena meja dan kursi telah terisi untuk aktivitas bekerja dengan membuka laptop, tablet atau gawai lainnya.
Tawaran bekerja atau membuka laptop di kereta restorasi tambah nikmati, seperti pada KA Taksaka telah tersedia fasilitas free WiFi dengan akses internet yang lumayan baik dan stabil.
Namun, KabarPenumpang yang menjajal untuk bekerja dari laptop di kereta restorasi punya catatan tersendiri. Dari evaluasi, untuk pekerjaan dengan mengetik intens sepertinya tidak ideal, pasalnya goncangan yang terlalu keras membuat mata cepat lelah dan kepala pusing. Sementara untuk jenis pekerjaan seperti edit desain dan pekerjaan sifatnya visual masih cukup baik dilakukan di kereta restorasi.
Saat melakukan perjalanan dengan KA Taksaka tujuan Jakarta-Yogyakarta, nampak beberapa mahasiswa membuka laptop untuk mengedit ringan untuk pekerjaan desain grafis.
Lainnya, kereta restorasi ramai oleh kelompok penumpang remaja yang menikmati santapan ringan sembari menonton film dari tablet.
Nah, bagi Anda yang ingin menjajal kerja nyaman di kereta tanpa pusing akibat goncangan, maka bisa mencoba kereta cepat Whoosh, sayangnya rute pendek membuat pekerjaan serius kurang ideal dilakukan di kereta buatan Cina ini.
Jalur kereta api di Kabupaten Cilacap ternyata masih adanya perlintasan liar, padahal beberapa daerah yang dilewati perjalanan kereta api sudab cukup banyak. Apalagi jalur tersebut ada yang melewati jalur ganda. Praktis kecepatan kereta api menjadi maksimal di atas 100 km per jam.
Namun ada pula jalur kereta api yang masih tunggal yaitu antara jalur dari Stasiun Maos sampai Stasiun Cilacap. Memang lalu lintas kereta api tak sebanyak jalur ganda yang selalu ramai. Tapi menurut keterangan warga sekitar yang sering melewati jalur kereta api di jalur menuju Cilacap, mengaku masih khawatir serta kewaspadaan tingkat tinggi saat melewati perlintasan liar dan tak berpalang.
Dikutip dari Radar Banyumas, setidaknya ada tiga perlintasan sebidang tanpa palang pintu yang terpantau aktif dilalui kendaraan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. Salah satu yang paling sering dikeluhkan berada di Kelurahan Donan, Kecamatan Cilacap Tengah. Di lokasi tersebut, hanya terpasang papan peringatan bertuliskan “Hati-hati, berhenti sejenak.”
Rangkaian kereta api melintasi perlintasan liar di kawasan Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Dok. Radar Banyumas)
Padahal di kecamatan tersebut sudah ada perlintasan resmi yang tentu terdapat pos penjaga perlintasan dan palang pintu sirine. Namun perlintasan resmi tersebut hanya berada di jalan yang besar dan ramai dengan lalu lintas kendaraan. Tak hanya itu, perjalanan kereta api antara Maos hingga Cilacap pun hanya ada beberapa yang melintas. Tapi, warga sekitar daerah tersebut masih khawatir dan cemas jika sewaktu-waktu kereta api melintas diluar jadwal reguler kereta api.
Menanggapi hal tersebut, Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Krisbiyantoro, mengakui bahwa masih ada perlintasan kereta api tanpa penjaga di wilayahnya. Ia menyebutkan bahwa dari total 192 titik perlintasan sebidang di Daop 5, sebanyak 25 titik di antaranya tidak dijaga. Kabupaten Cilacap menjadi wilayah dengan perlintasan tanpa penjaga terbanyak, yaitu sebanyak 16 titik. Jumlah ini diikuti oleh Tegal (5 titik), Kebumen (3 titik), dan Banyumas (1 titik).
Dalam upaya meningkatkan keselamatan, PT KAI telah mengambil langkah dengan menutup beberapa perlintasan sebidang yang dinilai berbahaya. Pada tahun 2024, sebanyak 11 perlintasan telah ditutup, dan pada tahun 2023, ada 8 perlintasan yang juga ditutup. Penutupan perlintasan liar ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan operasional kereta api serta keselamatan masyarakat pengguna jalan. Ia pun mengimbau, masyarakat untuk selalu berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api.
Traveling menjadi salah satu kunci menjaga kewarasan seseorang. Sebab, dengan traveling atau berlibur bisa membuat pikiran dan badan santai sejenak meninggalkan hiruk pikuk pekerjaan sehari-hari.
Bahkan kalau bisa, lupakan benar-benar kerjaan fokus untuk berlibur. Nah, untuk Anda yang suka menikmati traveling dan tak mau ribet, karena benar-benar ingin menikmati liburan tanpa banyak mikir, ada beberapa aplikasi yang bisa membantu.
Aplikasi ini bisa merencanakan, mengatur, dan menjalani perjalanan dengan lebih mudah, praktis, serta efisien. Aplikasi ini dapat diunduh di smartphone seperti iPhone maupun Android, dan biasanya mencakup berbagai fitur yang berhubungan dengan transportasi, penginapan, peta, itinerary, hingga panduan wisata.
Apa saja sih? KabarPenumpang.com merangkum ada tujuh aplikasi yang bisa Anda gunakan saat traveling tanpa mau ribet.
TripIt: Travel Planner
Aplikasi yang satu ini bisa membantu Anda Menyusun itinerary secara otomatis dari email tiket dan reservasi. Bahkan bisa mengintegrasi email untuk mendeteksi pemesanan hotel, pesawatl hingga rental mobil. TripIt juga membantu Anda dalam pengingat serta memberikan ringkasan perjalanan. Aplikasi TripIt cocok bagi Anda yang melancong ke berbagai kota dalam satu waktu
Google Maps
Aplikasi yang satu ini digunakan hampir semua orang untuk menavigasi, penunjuk arah dan mendapatkan informasi tempat. Google Maps menampilkan jalur tercepat baik jalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi hingga transportasi umum. Aplikasi ini juga bisa menyimpan lokasi penting dan yang jelas saat keadaan offline masih bisa digunakan. Google Maps juga memberikan keterangan tempat makan, hotel, ATM, dan ulasan.
Skyscanner
Melalui aplikasi ini, Anda bisa mencari dan membandingkan tiker pesawat, hotel, dan rental mobil. Sehingga membantu Anda mencari tiket pesawat termurah dari berbagai maskapai. Skyscanner, memiliki fitur “cheapest month” sangat berguna untuk hemat biaya.
Booking.com
Ini bisa membantu Anda dalam memesan hotel, apartemen hingga penginapan. Booking.com memberikan banyak pilihan penginapan termasuk yang bisa dibatalkan gratis. Menampilkan user viewer yang sangat membantu dan terkadang menawarkan harga lebih murah dari situs lainnya.
XE Currency & Money Transfers
kalua rencana Anda keluar negeri, aplikasi yang satu ini bisa membantu menkonversi mata uang secara real time. Bisa digunakan Ketika offline dan tampilannya ringan serta cukup mudah untuk digunakan.
AccuWeather
Ketika pergi ke suatu tempat, aplikasi ini cocok untuk memberitahukan info cuaca harian dan per jam. AccuWeather menambilkan prakiraan hujan, angin, dan suhu pada hari itu. jadi, sangat cocok vagi Anda yang ingin menikmati liburan dengan aktivitas luar ruangan.
Google Translate
Kalau di luar negeri pusing dengan Bahasa saat mau bicara, Google Translate bisa membantu menerjemahkan teks maupun suara. Saat dalam keadaan offline bis langsung terjemahkan tulisan di papan atau menu dengan kamera. Mendukung banyak bahasa, sangat membantu di negara non-Inggris.
Jadi pilih traveling repot atau mudah? Atau ada tambahan aplikasi lainnya?