Sadar atau tidak, saat lama duduk di kendaraan terkadang membuat seorang pengemudi lupa mengkonsumsi cairan, dan akibatnya secara tak sadar yang bersangkutan bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Dan faktanya masalah kekurangan cairan bisa membuat pengemudi kekurangan daya konsentrasi.
Baca juga: Selain Banyak Minum, Dehidrasi di Pesawat Bisa Dicegah dengan Cara Ini
Sebagai manufaktur otomotif papan atas, Nissan sangat memperhatikan bahaya yang ditimbulkan dari belakang kemudi, terkhusus pada masalah dehidrasi yang dialami pengemudi. Dengan adanya isu tersebut, Nissan kemudian mengembangkan sebuah prototipe seat and steering wheel combo, konsep kursi mobil yang bisa berubah warna saat pengemudi kekurangan cairan atau memutuhkan minuman.
Dalam penggarapan proyek prototipe ini, Nissan menggandeng perusahaan desain asal Belanda, Droog untuk pembuat lapisan tekstil yang sensitif pada cairan hasil keringat. Droog sendiri sebelumnya pernah menelurkan konsep pakaian atlet untuk memperingatkan saat dehidrasi mengancam. Adanya pengalaman Droog membuat lapisan tekstil seperti itu, membuat Nissan mengintegrasikan hal tersebut pada crossover Juke yang melapisi baik kemudi dan jok depan khususnya belakang kemudi sebagai sistem peringatan pada pengemudi yang haus, kekurangan cairan atau dehidrasi.
Ide ini awalnya datang saat seseorang yang mengemudikan mobilnya dan baru selesai berolahraga dimana kondisi tubuh berkeringat baik di baju maupun tangan mereka. Cara kerja lapisan ini adalah akan merespon dan menjadi kuning jika seseorang tersebut mengalami dehidrasi serta akan berwarna biru bila terhidrasi dengan baik.
Baca juga: Hindari Penumpang Pingsan, Suhu Kabin Pesawat Harus Selalu Dingin
Nissan juga melakukan riset terkait dengan masalah bahayanya berkendara saat mengalami dehidrasi. Tak ayal uji coba dalam simulator mengemudi juga dilakukan tahun 2013 lalu dan mendapatkan hasil dimana dehidrasi meyebabkan lebih dari dua kali lipat jumlah insiden di jalanan di bandingkan yang terhidrasi dengan baik.
Para peneliti mengatakan, jumlah kesalahan yang ditunjukkan oleh pengemudi terkena dehidrasi seperti lane drifting dan pengereman akhir, sama dengan orang-orang yang dipengaruhi alkohol dengan kadar 0,08 persen. Nissan mengatakan, dari dua pertiga pengemudi tidak paham mengenali gejala-gejala dehidrasi seperti merasakan reaksi yang lebih lambat dan kehilangan fokus.
Padahal dengan minum air agar terhidrasi yang baik merupakan satu cara untuk meningkatkan kinerja otak manusia. Ya, untuk pastinya setiap pengemudi yang mengalami dehidrasi akan berbeda dan tidak sekuat mengemudi saat terhidrasi dengan baik. Namun untuk kapannya Nissan menggunakan teknologi crossover Juke ini belum jelas dan para ilmuwan semakin membuat kajian bagaimana keringat bisa mengungkapkan informasi tentang kondisi manusia termasuk kedar glukosa dan kelelahan otot.