Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) menyebut penyebab kerusakan berujung mesin pesawat Boeing 777 United Airlines terbakar dan meledak saat di udara adalah metal fatigue. Setidaknya itulah laporan awal KNKT-nya Negeri Paman Sam itu.
Pesawat jet Boeing 777 United Airlines yang diusung mesin seri Pratt & Whitney PE4000 mengalami kerusakan mesin dan menyebabkan mesin terbakar dan meledak di udara, tak lama setelah lepas landas dari Denver menuju Honolulu Sabtu kemarin. Seorang penumpang merekam saat mesin tersebut mengobarkan api.
Video detik-detik mesin pesawat tersebut terbakar dan puing-puingnya beterbangan pun viral. Puing-puing pelindung mesin diketahui berjatuhan di pemukiman warga dekat Denver.
Meskipun nampak seperti akibat dari kegagalan mesin, namun, laporan awal NTSB baru-baru ini menyebut bahwa kebakaran mesin Boeing 777 United Airlines lebih disebabkan oleh metal fatigue atau kelelahan (kehausan) logam.
Kesimpulan awal ini berdasarkan investigasi pada black box flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) pesawat tersebut.
“Ada kerusakan ringan pada badan pesawat tetapi tidak ada kerusakan struktural,” kata ketua NTSB, Robert Sumwalt, seperti dilaporkan Reuters. Menariknya, sumber agency media kenamaan yang sudah berusia 170 tahun itu menyebut, kendati mesinnya dibuat oleh Pratt & Whitney, namun, casingnya dibuat oleh Boeing. Ini menjadi salah satu temuan penting NTSB dalam penyelidikan ini.
“NTSB akan melihat mengapa penutup mesin terpisah dari pesawat serta mengapa ada kebakaran meski ada indikasi bahan bakar ke mesin telah dimatikan,” jelas Sumwalt.
Hanya saja, ia belum bisa memastikan apakah metal fatigue PW4000 yang terbakar dan meledak pada Sabtu memiliki kesamaan dengan kasus serupa yang juga dialami United Airlines pada 2018 silam.
“Yang penting kita benar-benar memahami fakta, keadaan, dan kondisi di sekitar peristiwa khusus ini sebelum kita dapat membandingkannya dengan peristiwa lain,” tambahnya.
Selain fokus pada data-data black box dan casing mesin yang dibuat oleh Boeing, bukan oleh Pratt & Whitney selaku produsen mesin, NTSB juga akan memfokuskan penyelidikan pada bilah mesin pesawat. Hal itu berkaca pada insiden tahun lalu.
Sebelumnya, pesawat Boeing 777 milik Japan Airlines (JAL) yang juga menggunakan mesin PW4000 mengalami kerusakan pada Desember 2020. Badan Keselamatan Transportasi Jepang melaporkan dua bilah kipas rusak, salah satunya retak akibat kelelahan logam atau metal fatigue.
Baca juga: Apa Saja yang Bisa Bikin Mesin Pesawat Mati? Simak Jawabannya di Sini!
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan pihaknya akan mempelajari laporan kerusakan bilah kipas Boeing 777 yang terjadi di Jepang sebagai pembanding.
Meski terkesan mengalami kerusakan parah sampai mesin terbakar, meledak, dan puing-puingnya berjatuhan ke pemukiman warga, namun, NTSB menyebut bahwa insiden itu masih tergolong pada kerusakan mesin terkendali.