Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mengandalakan otomatisasi dalam pengoperasiannya, seperti untuk menjalankan kereta dengan tujuan agar dapat dicapai level on time performance yang tinggi. Pengoperasian MRT Jakarta ditangani dari Operational Command Center (OCC) yang berlokasi di Depo Lebak Bulus. Lantas bagaimana dengan KRL Jabodetabekl yang sudah mengular puluhan tahun? PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) juga sudah menggunakan teknologi sejak 30 September 2013 lalu.
Baca juga: Jelang Operasional Headway 5 Menit, Masinis MRT Jakarta Tuntaskan Trial Run
Berbeda dengan MRT Jakarta, laju pergerakan kereta dilakukan secara manual oleh masinis, meski pergerakan KRL dapat dipantau secara terpadu. Nah, salah satu keunikan dari KRL Jabodetabek adalah tersedianya fasilitas E-Ticketing Monitoring Center (EMC) yang berlokasi di Stasiun Juanda. EMS dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sejak 30 September 2013 dan dibangun dengan dukungan dari PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom).
Sistem EMC dirancang untuk memantau operasional eticketing di 389 gerbang elektronik di 67 stasiun Jabodetabek. Mengutip dari buku The Untold Story of E-Ticketing – Kisah di Balik Modernisasi KRL Jabodetabek, bila ada gangguan pada sistem tiket elektronik langsung terpantau di EMC. Menurut Direktur PT KAI pada kala itu yakni Ignasius Jonan, inisiatif membangun EMC sebenarnya datang dari PT Telkom untuk peningkatan pelayanan eticketing KCI. Direktur Enterprise Business PT Telkom Muhammad Awaluddin menjelaskan, EMC mempermudah pengawasan penjualan tiket.
Sehingga bila ada masalah akan langsung termonitor di layar komputer untuk diteruskan ke pihak yang bertanggung jawab untuk mengatasinya. EMC juga dapat mengatur pergerakan penumpang dengan hanya memencet tombol. Sehingga bila ada pergerakan masif penumpang untuk keluar dari stasiun, maka semua gerbang elektronik seketika langsung dapat difungsikan hanya untuk akses keluar.
Bahkan saat adanya pemadaman listrik pun EMC bisa mendeteksi dan mencarikan solusi yang lebih cepat dari pengamatan serta laporan secara manual di lapangan. EMC yang berada di salah satu ruangan di Stasiun Juanda ini berisikan layar-layar berukuran besar dan komputer disusun menghadap ke layar tersebut.
Pada layar monitor akan terlihat kotak-kotak hijau kecil yang merefleksikan titik-titik point of sales (POS) atau loket-loket penjualan tiket KRL. Bila ada masalah pada POS atau gate maka akan tergambar jelas dengan kotak tersebut berubah menjadi warna merah dan petugas EMC langsung mencarikan solusi termasuk menghubungi petugas di lapangan.
Kehadiran EMC sendiri untuk operasional eticketing ini membuat KCI bisa disejajarkan dengan komuter di kota-kota dunia lainnya. Sehingga PT KCI terbukti bukan perusahaan transportasi abal-abal.
Baca juga: Kontrak Sejak 2018, PT KCI Kembali Datangkan 192 Kereta Bekas dari Jepang
Diruang lainnya, yakni disebelah EMC bisa memonitor langsung petugas loket. Selain itu juga ada ruangan yang memonitor pergerakan penumpang naik turun kereta komuter di berbagai stasiun KCI yang telah terpasang CCTV. Kehadiran CCTV juga memudahkan pengaturan pergerakan penumpang kereta terutama bila terjadi kondisi luar biasa.