Saat di bulan ramadhan, tak sedikit penumpang pesawat yang tetap berpuasa. Di luar bulan ramadhan, banyak penumpang yang mengisi waktu selama dalam penerbangan, apalagi penerbangan jarak jauh, dengan memakan makanan, baik itu makanan berat maupun makanan ringan. Menurut pramugari berpengalaman, ternyata itu tidak baik. Ia justru menganjurkan penumpang ‘berpuasa’ sebagai tips melewati penerbangan jarak jauh dengan nyaman.
Baca juga: 5 Tips Agar Penumpang Pesawat Tidak Bosan dalam Penerbangan Jarak Jauh
Sebelum membahas lebih lanjut terkait tips agar ‘berpuasa’ di penerbangan jauh, maskapai dan bandara cukup beragam dalam mendefinisikan penerbangan ultra jarak jauh, jarak jauh, menengah, dan jarak pendek. Maskapai-maskapai seperti Cathay Pacific, Singapore Airlines tentu sudah jelas, hanya mengoperasikan penerbangan jarak jauh.
Bandara Hong Kong menganggap sebagian besar tujuan Asia tergolong sebagai penerbangan jarak pendek. Sedangkan tujuan lainnya seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia merupakan penerbangan jarak jauh.
American Airlines menggunakan jarak penerbangan sebagai ukuran apakah itu penerbangan jarak jauh atau jarak pendek. Maskapai lain ada yang menilainya dari segi durasi. Penerbangan jarak pendek berkisar satu sampai tiga jam.
Sedangkan penerbangan jarak jauh berkisar enam sampai 12 jam. Adapun penerbangan tiga sampai enam jam merupakan jarak menengah.
Dalam penerbangan selama itu (enam sampai 12 jam atau lebih), tak sedikit tips yang menganjurkan penumpang agar memakan makanan ringan untuk mengisi waktu luas agar tak bosan. Tetapi hal itu, menurut pramugara yang sudah pengalaman 20 tahun, Kris Major, makan di pesawat justru akan melewatkan penumpang dari kesempatan untuk tidur.
Lebih lanjut, seperti dilansir dailyrecord.uk, makan makanan dalam penerbangan saat melintasi zona waktu yang berbeda dapat mengganggu ritme alami tubuh penumpang dan membuatnya merasa gelisah.
“Traveler berpengalaman, setelah lepas landas Anda dapat melihat mereka akan mengenakan selimut dan tidur. Sebagian besar maskapai penerbangan tidak terlalu rencanakan layanan (makanan) mereka di sekitar penumpang dan aklimatisasi serta penyeberangan zona waktu,” jelasnya.
Dengan kata lain, Kris menganjurkan, dalam penerbangan jarak jauh melintasi zona waktu, penumpang ‘berpuasa’ dan melewatkan tawaran makanan dari pramugari maskapai. Ini semata agar penumpang dapat fokus istirahat (tidur) semaksimal mungkin.
Baca juga: Bagaimana Cara Terbaik Tidur di Pesawat? Ini 12 Tipsnya
Andai penumpang tetap ingin makan, sebaiknya, itu dilakukan sebelum terbang. Itupun dengan catatan pada penerbangan jarak jauh terminim, yaitu enam jam atau kurang dari itu.
Setelah puas tidur dalam penerbangan jarak jauh, penumpang diperkenankan untuk memakan makanan. Ini diharapkan dapat membuat tubuh lebih siap saat sampai di bandara tujuan.