Guna meratakan persebaran wisatawan lokal maupun mancanegara di Pulau Dewata, Bali, Pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk menawarkan proyek pembangunan jalan kereta api ke sejumlah inverstor Cina. Jalur kereta yang selama ini hanya berpusat di Pulau Jawa dan Sumatera, kini coba dikembangkan oleh pemerintah ke daerah lainnya seperti Bali dan Kalimantan. Dilansir KabarPenumpang.com dari kantor berita Antara, Kamis (15/6/2017), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak hanya menawarkan proyek kereta di Bali kepada para calon investor.
Baca Juga: Target Pengoperasian Kereta Bandara Soekarno-Hatta Molor dari Jadwal
“Ada beberapa proyek yang kita tawarkan (ke investor Cina), di antaranya jalan kereta api di Bali,” tutur Luhut. Lebih lanjut, Pria kelahiran Sumatera Utara, 28 September 1947 ini menyebutkan jalur kereta tersebut dirancang khusus untuk melewati beberapa daerah di Pulau Seribu Dewa yang selama ini kerap menjadi konsentrasi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sebagai langkah awal, rencananya pembangunan jalur kereta tersebut akan dibangun dari Denpasar menuju Ubud yang berada di Kabupaten Gianyar, dan Singaraja yang berada di Kabupaten Buleleng.
Dengan adanya jalur kereta tersebut, mantan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia periode 2014-2015 ini berharap persebaran wisatawan bisa lebih merata dan tidak hanya terfokus di satu destinasi saja. “Selama ini wisatawan hanya terkonsentrasi di Nusa Dua, di Kabupaten Badung atau di sekitar Denpasar saja. Nanti, dengan adanya jalur kereta api, penyebarannya akan sampai ke Bali Utara, sekitar Kabupaten Buleleng,” tutur Luhut melengkapi pernyataannya sebelumya.
Baca Juga: Ternyata, Bordes Merupakan Nama Seorang Meneer Belanda Lho!
Hingga berita ini diturunkan, Luhut belum bisa memastikan kapan proyek pembangunan infrastruktur baru di Pulau Dewata itu bisa dimulai, namun ia berharap dalam waktu dekat akan ada kepastian mengenai proyek tersebut. “Tapi mudah-mudahan tahun depan sudah bisa dimulai karena sudah ada studi kelayakannya yang dilakukan oleh World Bank dan Universitas Udayana,” ujarnya.
Tidak hanya pembangunan jalur kereta anyar di Bali Utara dalam rangka pemerataan pembangunan, tapi ada juga beberapa proyek guna mendukung program tersebut, seperti pembangunan bandara internasional Buleleng, dan pembangunan pelabuhan Tanah Ampo di Kabupaten Karangasem. Nantinya, Pemprov Bali akan mengambil jatah sebesar 51 persen dalam pengelolaan jalur kereta tersebut, sisanya akan dikelola oleh pihak swasta.
Baca Juga: Hanya Cerita yang Tersisa dari Terowongan KA Wilhelmina di Pangandaran
Kunjungan kerja Luhut ke Negeri Tirai Bambu pada 15 hingga 17 Juni 2017 kemarin merupakan tindak lajut dari pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Cina, Xi Jinping yang dilakukan pada bulan Mei 2017. Dalam kunjungannya, Luhut didampingi pula oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong, sejumlah direktur BUMN, dan beberapa pengusaha Indonesia. Menurut Agenda, sejumlah pejabat tersebut akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat dan pengusaha Cina.