Jika berkunjung ke Kota Bandung menggunakan kereta api, mayoritas pengunjung pastinya berakhir di Stasiun Bandung. Letaknya yang strategis membuat stasiun besar ini menjadi titik utama kedatanga para wisatawan. Namun tau ga sih saat keluar dari Stasiun Bandung melihat sebuah monumen lokomotif uap yang berdiri tegak dan masih terlihat sangat bagus? Ya, lokomotif uap bernomor TC10 ini seakan menyambut kedatangan wisatawan yang menggunakan kereta api untuk berlibur di Kota Bandung. Tapi jika ingin melihat ataupun mengabadikan lokomotif uap ini, kalian harus keluar melalui pintu bagian selatan Stasiun Bandung. Alias pintu keluar bagi penumpang kereta api lokal.
Baca juga: Stasiun Bandung, Gerbang Masuk Pelancong Yang Jadi Saksi Bisu Suburnya Tanah Priangan
Kabarpenumpang.com sedikit memberi penjelasan mengenai lokomotif ini yang dilansir dari Heritage Kereta Api Indonesia bahwa monumen lokomotif uap ini bernama Purwa Aswa Purba yang berarti Awal Kuda Kuno. Saat jaman perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) lokomotif uap ini mengoperasikan di jalur kereta api dengan lebar rel anya 600 mm di Jawa Barat dan Jawa Timur. Uniknya lokomotif ini merupakan andalan masyarakat untuk mobilitas di lintas Rengasdengklok – Karawang – Wadas – Ciikampek yang dapat mengangkut barang dan penumpang. Saat beroperasi, perusahaan SS menomori lokomotif ini adala 508T namun pada era Djawatan Kereta Api diubah mencadi TC.10.08.
Meski terlihat tidak terlalu besar, berat keseluruhan lokomotif ini mencapai 12,7 ton dan dapat melaju dengan kecepatan maksimum 25 km/jam. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu jati. Kelengkapan lokomotif ini adalah tersedianya kotak pasir yang nantinya akan digunakan untuk menyemperotkan pasir ke jalan rel agar permukaan rel tidak kering sehingga roda saat lokomotif uap ini berjalan tiak slip. Namun sangat disayangkan jalur rel dengan lebar 600 mm saat ini sudah tidak ditemukan di lintas raya kereta api. Jalur rel dengan lebar tersebut ditutup pada tahun 1972 – 1973 karena tidak mampu bersaing dengan moda transportasi darat lainnya.
Baca juga: Tahukah Anda, Naik Kereta Api Jakarta – Bandung Seberangi 21 Jembatan Besar
Saat ini monumen lokomotif uap masih terus dirawat. Walaupun tidak dioperasikan, monumen ini selalu dijaga keasliannya sebagai benda cagar budaya Kereta Api Indonesia agar generasi mendatang tetap menikmati sejarah serta saksi bisu bahwa lokomotif tersebut meninggalkan kisah panjang di perkeretaapian Indonesia. Tak sedikit warga baik calon penumpang kereta api maupun warga sekitar jika melewati monumen tak lupa untuk berswa foto bahkan mengabadikan sebagai koleksi pribadi sejarah yang luar biasa. (PRAS – Cinta Kereta Api)