Sebagai bentuk tanggung jawab PT MRT Jakarta (PT MRTJ) kepada masyarakat DKI Jakarta, perusahaan yang dikepalai oleh William P Sabandar ini terus memberikan informasi perkembangan terkait pembangunan jaringan transportasi baru di Ibu Kota tersebut. Dalam acara Forum Jurnalis dan Blogger yang diadakan di Wisma Nusantara, markas MRTJ, William menyampaikan perkembangan di sektor pembangunan infrastruktur tetap berjalan sesuai skema awal.
Baca Juga: JR East Pasang Safety Guards, Apa Sih Bedanya Dengan Platform Screen Doors?
“Kami terus melakukan interaksi dengan masyarakat, supaya masyarkat tahu lebih banyak tentang (progress) MRT. Secara keseluruhan, progress fase 1 telah mencapai angka 94,62 persen,” terang William di hadapan sejumlah awak media, Rabu (28/6/2018). Ia juga menambahkan bahwa progress tersebut terbagi ke dalam dua cabang, pengerjaan depo dan elevated section dan underground section.
Untuk pengerjaan depo dan elevated section, lanjut William, sudah mencapai angka 92,4 persen. Sedangkan untuk underground section telah mencapai 96,87 persen pengerjaan. ‘Rupa’ dari beberapa stasiun yang membentang dari Lebak Bulus – Bunderan HI pun sudah semakin terlihat, baik yang elevated maupun yang underground. Bahkan beberapa di antaranya sudah ada yang dipasangi Platform Screen Doors.
Hampir mirip dengan stasiun-stasiun Commuter Line Jabodetabek, nantinya stasiun elevated section MRT Jakarta tidak akan menggunakan teknologi Air Conditioning (AC). “Untuk yang underground akan pakai AC, sedangkan untuk yang elevated tidak. Kami akan menggunakan sistem sirkulasi udara, karena konsepnya (elevated section) ramah lingkungan,” jelas William.
Selain itu, lulusan University of Canterbury, Selandia Baru ini telah menentukan sejumlah target yang harus dicapai oleh PT MRTJ sebelum pengoperasian penuh pada April 2019 mendatang. “Jadi kita akan gelar sejumlah uji coba, sepeti 23 Juli besok kita akan tes sistem persinyalan dijalur utama tanpa kereta,” ujar William.
Tidak hanya sistem persinyalan yang diuji coba, dua rolling stock yang sudah mejeng di Depo Lebak Bulus sejak beberapa waktu yang lalu pun akan diuji coba dalam waktu dekat. “10 September kita akan tes uji pergerakan kereta di jalur utama, dan uji coba kereta ke dua sampai ke 16 akan mulai bergulir sejak 8 Desember nanti,” ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Keamanan di Peron, Stasiun MRT Jakarta Akan Dilengkapi Platform Screen Doors
Menyadari rencana tersebut sifatnya tentatif karena kemungkinan banyaknya hambatan faktor eksternal, maka William mengatakan bahwa dirinya dan jajaran lain di PT MRTJ akan mengupayakan momentum yang ada secara maksimal. “Kenyataannya di lapangan memang tidak semudah membacakan rencana tersebut, ada banyak tantangan,” tandas William.