Bicara soal line-up atau jajaran produk sasis bus Mercedes Benz di Indonesia, tentu saja tak yang tak boleh dilewatkan adalah sasis OH 1521 atau “Mercy Intercooler”.
Baca juga: Mercedes Benz Pamerkan Desain Moda Futuristik yang Mampu Angkut Penumpang dan Kargo
OH 1521 merupakan pengembangan dari sasis bermesin belakang OH 1518 “King” dan OH 1113 “Prima”. Perlu dicatat, kode OH, singkatan dari Omnibus Hinten digunakan oleh Mercedes Benz untuk menandai sasis bus bermesin belakang.
Sementara untuk dua digit angka terdepan menandai beban maksimal kendaraan (gross vehicle weight/GVW) dengan satuan ton, sedangkan dua digit angka selanjutnya menandai tenaga maksimal dengan satuan daya kuda (horse power/HP). Dengan demikian, OH 1521 memiliki GVW 15 ton dan tenaga maksimal 210 HP.
OH1521 ditenagai oleh mesin OM366LA enam silinder segaris berkapasitas 5.958 cc. Mesin tersebut merupakan pengembangan dari mesin OM366 yang diberikan penambahan turbo intercooler untuk mendongkrak tenaganya.
Tenaga yang dihasilkan oleh mesin tersebut disalurkan ke roda belakang oleh transmisi 6 percepatan maju dan satu mundur. Perlu dicatat, OH1521 juga menjadi pionir bus dengan transmisi enam percepatan maju dan satu mundur di Indonesia.
Oleh sebab itu, pada awal kemunculannya ada perusahaan otobus (PO) menempelkan stiker 7 Speed di bus bersasis OH 1521 miliknya. Stiker itu ditempel di bersama dengan stiker Intercooler Jumbo/Turbo Intercooler.
OH 1521 juga menjadi pelopor bus bersasis panjang dengan jarak antarsumbu roda (wheelbase) mencapai 6,05 meter. Panjangnya sumbu roda itu memungkinkan PO menambah jumlah baris kursi untuk menambah kapasitas angkut penumpang.
Penjualan OH 1521 di Indonesia resmi dihentikan 2005 atau 11 tahun setelah dirilis untuk pertama kalinya. Berakhirnya produksi sasis tersebut juga menandai berakhirnya penjualan sasis bus bermesin diesel konvensional oleh Mercedes Benz di Tanah Air.
Walaupun penjualannya sudah dihentikan lebih dari 15 tahun, OH 1521 masih banyak digunakan oleh beberapa PO sampai dengan saat ini. Bahkan, tak sedikit yang ditugaskan untuk rute jarak jauh antarpulau seperti armada milik PT Antar Lintas Sumatra (ALS).
Dengan sedikit sentuhan, mesin OM366LA nyatanya memang masih bisa mengimbangi mesin-mesin baru di jalanan. Hal itu dibuktikan dengan aksi bus antarkota antarprovinsi (AKAP) maupun antarkota dalam provinsi (AKDP) di Sumatra yang bikin geleng-geleng kepala.
Bus yang usianya sudah tidak lagi muda dipacu dengan kecepatan tinggi sambil menggendong paket atau barang bawaan di atapnya. Oleh karena itu, kalangan penggemar bus banyak menyebut OH 1521 sebagai “Cooler Jahat”.
Beberapa PO juga masih mempertahankan OH 1521 lantaran kemudahan perawatan dan penanganan apabila mengalami kerusakan di jalan. Awak bus dapat dengan mudah melakukan perbaikan tanpa perlu menunggu mekanik beserta alat khusus seperti pada sasis masa kini yang sudah terkomputerisasi atau menggunakan electronic control unit (ECU) dan sensor-sensor elektronik.
Baca juga: Disebut Kereta Setan, Benz Victoria Phaeton Jadi Tonggak Sejarah Mercedes-Benz di Indonesia
Pertimbangan lainnya adalah kenyamanan. Per daun OH 1521 dinilai masih jadi yang terbaik dibandingkan dengan per daun pada sasis-sasis terbaru Mercedes Benz. Kenyamanannya boleh diadu dengan suspensi udara bawaan karoseri yang banyak dipasang pada sasis Hino RK8 atau Mercedes Benz OH 1526. (Bisma Satria)