Saturday, April 27, 2024
HomeDaratSepur Trutuk, Sejarah Jalur Kediri-Jombang

Sepur Trutuk, Sejarah Jalur Kediri-Jombang

Menjadi salah satu jalur kereta mati dan stasiun yang tidak dipakai hingga beralih fungsi, tak mungkin menghilangkan cerita atau sejarah yang ada. Hal ini pun sama dengan kereta api atau sepur yang juga pernah beroperasi di jalur tersebut baik untuk mengangkut penumpang ataupun bahan pokok pangan.

Baca juga: Sepur Kluthuk Jaladara, Kereta Uap Kuno Yang Lintasi Jalur Kota Solo

Salah satu sepur yang akan dibahas kembali oleh KabarPenumpang.com adalah sepur yang pernah melintas di jalur Kediri dan Jombang. Ya, kereta api atau sepur ini bernama Sepur Trutuk atau Kediri Stoomtram-Maatschappij (KSM) dengan lokomotif bernomor B1503.

Sepur Trutuk sendiri terakhir beroperasi di stasiun Pare, Kediri, Jawa Timur sejak tahun 1975 silam. Dulunya sepur Trutuk sendiri digunakan untuk mengangkut tebu, beras dan gula. Sepur ini terdiri dari lokomotif uap, gerbong dan lori untuk mengangkut bahan-bahan pangan tersebut.

Namun, tak hanya mengangkut bahan pangan pokok, Sepur Trutuk juga mengangkut penumpang yang akan bepergian ke Kediri ataupun Jombang. Sebab pada masa itu dari dua daerah tersebut sangat ramai dengan penumpang.

Pada masanya, sepur Trutuk mulai beroperasi dari Stasiun Pare dan berangkat pertama sekitar pukul 04.00 WIB dan perjalanan terakhirnya pukul 17.00 WIB. Dikarenakan keberangkatan awal dari Stasiun Pare, maka di sebelah selatan stasiun ini terdapat depo penyimpanan lokomotif, gerbong dan lori Sepur Trutuk.

Baca juga: “Si Gombar” yang Tak Lagi Menghembuskan Uapnya

Entah mengapa sepur ini sendiri dinamakan sepur Trutuk, padahal lokomotif sepur ini menggunakan lokomotif uap B1503 dan tidak berbunyi trutuk-trutuk bahkan berbunyi jess..jess..tuit..tuit.. sama dengan lokomotif uap lainnya. Sayangnya sepur ini harus berhenti beroperasi mengikuti ditutupnya jalur kereta api dari Kediri menuju Jombang dan juga tidak beroperasinya lagi stasiun Pare. Stasiun Pare sendiri berada di Pare, Kediri, Jawa Timur.

Stasiun ini memiliki depo tempat penyimpanan lokomotif dan jalur percabangan menuju Stasiun Papar yang masih aktif hingga kini. Selain penutupan jalur, depo penyimpanan lokomotif Sepur Trutuk sendiri juga dibongkar dan kini bekas depo tersebut menjadi sebuah bengkel. Sedangkan stasiun Pare telah menjadi sebuah rumah makan dan perumahan bekas PJKA yang menghadap ke utara menjadi areal pertokoan dan pusat jajanan serba ada.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru