Dengan beragam benefit yang ditawarkan, pramugari tak pelak menjadi profesi yang banyak diminati oleh kaum hawa. Meski menarik dan terlihat gemerlap, tingkat turnover pramugari terbilang tinggi dibanding profesi lain di dalam maskapai. Tentu ada beberapa sebab yang menjadi alasan mengapa seseorang tidak bisa berlama-lama menjadi pramugari.
Baca juga: Inilah 20 Syarat ‘Tak Resmi’ untuk Jadi Pramugari, Nomor Dua Agak Aneh
Susan Brown, seorang mantan pramugari memberikan ulasannya menarik dalam forum Quora. Ia menyebut ada beberapa alasan utama mengapa seseorang akhirnya memutuskan mengundurkan diri sebagai pramugari, tak terkecuali pada maskapai internasional dengan nama besar sekalipun.
1. Fatigue (Kelelahan)
Menjadi pramugari identik dengan lelah tingkat tinggi, plus pola tidur yang tidak biasa. Dan tanpa bisa mengelola kelelahan, maka bisa berujung sakit dan mempengaruhi kinerja sehari-hari.
2. Homesickness (Kerinduan)
Mereka jauh dari teman dan keluarga. Tinggal di negara yang bukan negara asalnya. Pada awalnya mungkin terasa menarik bagi sebagian orang, tetapi faktor itu cepat hilang. Bayangkan setiap hari Anda bekerja dan kemudian tidak pulang ke rumah.
Anda berbagi akomodasi dengan teman sekamar tetapi mereka bukan keluarga atau teman Anda seperti di rumah sendiri. Anda berada di negara dan tempat yang tidak biasa Anda kunjungi. Anda mulai merindukan rumah, orang, dan hal-hal yang biasa Anda lakukan.
3. Loneliness (Kesendirian)
Meskipun menjadi awak kabib dikelilingi oleh begitu banyak orang, mereka sering merasa kesepian di tengah keramaian. Bila tidak dikelola dengan baik, perasaan kesepian terkadang bisa berdampak buruk, seperti ada perasaan tertekan dan sedih. Lama merasa seperti ini maka dipastikan sang pramugari mulai berpikir untuk mengundurkan diri.

4. Rules (Aturan)
Saat Anda menandatangani kontrak sebagai awak kabin maka akan mengikuti 10.000 aturan. Ada berbagai aturan ketat yang harus diikuti kru baik saat bertugas maupun saat tidak bertugas. Misalnya, kru perempuan tidak boleh membiarkan teman laki-lakinya menginap di rumah mereka. Hal yang sama untuk kru laki-laki.
Ajuga jam malam untuk semua kru. Aturan ketat bisa terasa menyesakkan bagi sebagian orang. Misalnya, kru tidak diperbolehkan memiliki alkohol di rumah mereka tanpa lisensi minuman keras. Jika perusahaan mengetahui bahwa kru memiliki alkohol di akomodasi mereka tanpa lisensi minuman keras, maka kru akan dipecat.
5. Working Environment (Lingkungan Kerja)
Sedikit banyak akan berpengaruh, kemampuan seseorang beradaptasi pada lingkungan kerja tidak sama. Tanpa bisa beraptasi, maka siap-siap untuk sang pramugari mengundurkan diri.
Baca juga: Jóhanna Sigurðardóttir – Mantan Pramugari yang Sukses Menjadi Perdana Menteri Islandia
6. Fantasy (Fantasi)
Menjadi pramugari adalah mimpi dan cita-cita bagi kebanyakan wanita. Namun, pada kenyataan, antara fantasi dan realitas bisa berbeda jauh. Tanpa mampu menyesuaikan dengan kondisi, maka akan berat untuk menjalani profesi yang tadinya menjadi impian.