Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) memastikan kepulangan 26 warga negara Indonesia sebagai respon atas ketegangan yang terjadi di Afghanistan pasca kudeta oleh Taliban. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.
Baca juga: Bandara Kabul ‘Dihantui’ Pesawat Mata-mata AS RC-135W Rivet Joint, Pertanda Apa?
“Alhamdullilah, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI dari Kabul, Afghanistan dengan pesawat TNI AU. Pesawat saat ini sudah berada di Islamabad untuk melanjutkan penerbangan ke Indonesia,” tulis Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, di laman Twitternya.
Kabar darinya bukan saja memperjelas nasib WNI, utamanya staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kabul, Afghanistan, tetapi juga teka-teki pesawat yang membawa pulang mereka.
Sebelum ini, beredar kabar Indonesia akan mengutus pesawat Airbus A320Neo Batik Air yang teregistrasi sebagai PK-BDF untuk melakoni penerbangan repatriasi, membawa pulang 15 orang WNI. Pesawat itu akan terbang menggunakan flight number ID3102 pada 19 Agustus 2021 lalu.
Saat kabar tersebut tersiar luas, Kedubes RI dikabarkan masih beroperasi di Kabul. Namun serangkaian rencana memang tengah dimatangkan untuk memulangkan WNI.
Tetapi, itu menjadi teka-teki setelah aplikasi FlightRadar24 tidak memuat data penerbangan untuk flight number Batik Air itu. Padahal, situs tersebut sebelumnya memuat informasi rencana terbang pesawat dan nomor penerbangan itu.
Tim evakuasi membawa 26 WNI termasuk staff KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staff lokal KBRI).
— Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) August 20, 2021
Jumlah WNI yang disebut bakal ikut dalam penerbangan repatriasi kemarin juga keliru. Disebutkan, WNI yang akan dijemput pulang pemerintah Indonesia berjumlah 15 orang. Sedangkan hari ini, Retno Marsudi mengkonfirmasi ada 26 WNI termasuk staff KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staff lokal KBRI).
“Tim evakuasi membawa 26 WNI termasuk staff KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staff lokal KBRI),” cuitnya. Pesawat yang digunakan untuk misi repatriasi berasal dari TNI AU, yakni Boeing 737-400 Skadron Udara 17.
Sejak Taliban menguasai Kabul dan menduduki istana kepresidenan Afghanistan pada 15 Agustus lalu, berbagai negara sibuk mengatur penerbangan evakuasi bagi warga negara mereka.
Amerika Serikat menjadi yang paling sibuk mengingat banyak tentara dan pekerja migrannya yang masih tertahan di sana.
Baca juga: ‘Misteri’ Batik Air PK-BDF, Misi Penerbangan Repatriasi WNI dari Kabul
Usai penerbangan evakuasi besar-besaran menggunakan Boeing C-17 Globemaster, Negeri Paman Sam bahkan sampai mengirim pesawat mata-mata RC-135W Rivet Joint, sebagai pertanda proses evakuasi masih berjalan panjang sampai beberapa hari ke depan.
Selain itu, ada pula Turki, Perancis, India, dan lainnya yang juga turut mengevakuasi warganya. India, misalnya, dilaporkan juga mengirim pesawat angkut militer Boeing C-17 Globemaster ke Kabul. Meski mampu memuat sampai 800 penumpang, tetapi, India disebut hanya menjemput 120 orang, terdiri dari diplomat, pejabat, dan wartawan.