Pria asal Yunani selamat dari kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines ET302. Hal ini dikarenakan Antonis Mavropoulos terlambat dua menit saat tiba digerbang dan pintu pesawat sudah ditutup.
Baca juga: Alvin Lie: Pemerintah Indonesia Sebaiknya Tidak Terbangkan Dulu Boeing 737 MAX 8
Antonis selamat karena mencari koper dan membuatnya melewatkan penerbangan tersebut. Pria 52 itu kemudian menulis di Facebook dengan caption “Hari Keberuntungan Saya”. Padahal dirinya saat itu berteriak kesal saat pintu keberangkatan ditutup dan tidak seorang petugas yang mau membuka pintu.
Dilansir KabarPenumpang.com dari nytimes.com (11/3/2019), karena perilakunya tersebut, Antonis diamankan oleh petugas untuk dimintai keterangan. Antonis merasa kecewa karena dirinya harus ke Nairobi untuk menghadiri acara tahunan program lingkungan hidup PBB.

Antonis diketahui adalah ketua dari organisasi nirlaba International Solid Waste Association dan mengaku hanya terlambat dua menit ketika gerbang ditutup. Dia bahkan sempat protes karena saat melihat ke jendela masih ada penumpang yang baru saja masuk ke pesawat sesaat ketika gerbang baru ditutup.
“Saya marah karena tak seorang pun yang menolong saya ke gerbang tepat waktu. Saya terus berteriak tapi mereka (petugas) tetap tidak mengizinkan,” ujarnya.
Polisi meminta keterangan dan Antonis mengatakan mereka tidak membiarkan pergi sebelum mengecek identitasnya dan alasan dirinya tidak naik ke pesawat. Saat pemeriksaan dia mengaku, seorang petugas menjelaskan dirinya harus berhenti protes dan berterimakasih kepada Tuhan karena tidak jadi naik ke dalam pesawat itu.
Dia terkejut dengan pernyataan petugas bila pesawat yang tadinya hendak dia tumpangi mengalami kecelakaan dan membuat dirinya nyarit tewas sehingga menyadari betapa beruntungnya Antonis. Dia kemudian mulai menghubungi keluarga, termasuk istri dan putrinya, dan teman-teman untuk memberi tahu mereka bahwa dia tidak ada di pesawat dan dia masih hidup.
Antonis mencoba berpikir logis ketika akhirnya dia naik pesawat ke Nairobi, beberapa jam setelah kecelakaan itu.
“Saya pikir mungkin saya tidak boleh pergi ke Nairobi, bahwa saya harus tinggal di Ethiopia, atau kembali ke Athena. Tetapi kemudian saya berpikir bahwa tidak mungkin penerbangan kedua dari maskapai yang sama, dan rute yang sama akan jatuh pada hari yang sama,” ujarnya.
Di Nairobi, ia bertemu dua rekan kerja di bandara. “Mereka bukan istri atau anak perempuan saya, tetapi saya memeluk mereka, dan mereka memeluk saya,” katanya.
Baca juga: Lakukan Inspeksi, Kemenhub Resmi Berlakukan Temporary Grounded Pada Boeing 737 MAX 8
Tetapi saat-saat sejak itu sulit. Dia tidak tidur sama sekali pada hari Minggu malam. Dia menghabiskan berjam-jam berpikir bahwa dia tidak boleh bepergian sebanyak yang dia lakukan, untuk menghindarkan keluarganya dari stres, dan memikirkan apa yang terasa seperti kesempatan kedua dalam hidup.
“Saya hancur untuk orang-orang yang sekarang pergi, tetapi saya juga merasa sangat beruntung belum ada di antara mereka,” katanya.