Kendati sudah lebih dari lima tahun pasca kejadian, namun misteri yang menyelimuti insiden jatuhnya Boeing 777-200 Malaysian Airlines dengan nomor penerbangan MH370 masih saja tertutup rapat. Hingga saat ini, belum ada pihak yang dapat dengan presisi menyebutkan penyebab dari hilangnya pesawat nahas ini. Sementara upaya untuk menguak misteri hilangnya pesawat yang hendak bertolak menuju Beijing Capital International Airport ini masih dilakukan oleh sebagian pihak, isu-isu yang beredar di luar sana pun semakin santer beredar.
Baca Juga: Empat Tahun Pasca Hilangnya MH370, Malaysian Airlines Rilis Laporan Investigasi
Kini sebuah isu yang tengah ramai diberitakan adalah terkait keputusan pilot untuk mengurangi tekanan di dalam kabin untuk membunuh semua penumpang yang ada di dalamnya secara perlahan – pernyataan ini diklaim oleh para ahli yang turut menangani salah satu misteri terbesar dari sektor aviasi global ini. Sementara itu menurut kelompok independen yang juga turun menangani kasus ini, Capt. Zaharie Shah yang sebelumnya memang sudah terkenal bermasalah dan ‘kesepian’, sengaja membunuh 238 penumpang yang ada di dalam kabin, sebelum akhirnya menjatuhkan pesawat ke Samudera Hindia.
Adapun kelompok independen ini berisikan pakar di bidang aviasi, dimana tujuan utama dari kelompok independen ini adalah untuk membongkar misteri dari Malaysian Airlines MH370. Tidak sedikit dari mereka juga yang dipanggil oleh pihak berwenang untuk memabtnu proses pencarian atau pengungkapan hilangnya pesawat. Sebagaimana yang sudah diketahui bersama, Malaysian Airlines MH370 hilang dari radar pada 8 Maret 2014 silam.
Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman metro.co.uk (18/6/2019), kelompok independen ini mengklaim bahwa Capt. Shah dengan sengaja membawa pesawat jauh keluar dari jalur yang semestinya sehingga akan lebih cepat bagi pesawat untuk kehabisan bahan bakar atau dengengan sengaja menukikkan pesawat menuju Samudera Hindia yang berakibat pada hancurnya pesawat.

Di sisi lain, seorang electrical engineer yang juga menjadi bagian dari kelompok independen tersebut, Mike Exner percaya bahwa Capt. Shah telah melakukan pendakian ke titik 40.000 kaki sebelum akhirnya melakukan aksi bunuh diri sekaligus pembunuhan massal ini.
“Proses climbing (pendakian) dengan cepat akan mempercepat proses pengurangan tekanan udara di dalam kabin,” terangnya.
Sementara itu, seorang pakar aviasi yang bernama William Langewiesche mengemukakan pendapat yang berbeda.
“Kuat dugaan Capt. Shah telah terlebih dahulu membunuh rekan ko-pilotnya sebelum mengurangi tekanan di dalam kabin,” papar William.
Baca Juga: Perlu Anda Tahu! Masker Darurat di Kabin Hanya Pasok Oksigen Selama 15 Menit
Menanggapi pernyataan dari Mike tadi, William menambahkan bahwa proses pengurangan tekanan di dalam kabin akan berimbas pada turunnya masker oksigen dari arah atas bangku penumpang – namun sayang, masker oksigen di dalam sebuah penerbangan hanya mampu bertahan selama 15 menit saja, “dan masker oksigen ini hanya akan berfungsi ketika pesawat berada di ketinggian di bawah 13.000 kaki,”
Pada akhirnya, kasus hilangnya Malaysian Airlines MH370 masih menjadi salah satu kasus paling misterius di jagad aviasi global.