Sunday, October 5, 2025
HomeAnalisa AngkutanStasiun-stasiun Kereta di Indonesia Mengapa Jaraknya Suka Berdekatan? Ternyata Ini Alasannya

Stasiun-stasiun Kereta di Indonesia Mengapa Jaraknya Suka Berdekatan? Ternyata Ini Alasannya

Pernahkah kalian sadar bahwa saat naik kereta api pernah melewati beberapa stasiun yang diantaranya dengan jarak yang cukup berdekatan? Beberapa stasiun di jalur Pulau Jawa misalnya Stasiun Cirebon dengan Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Yogyakarta dengan Stasiun Lempuyangan, Stasiun Solo Balapan dengan Stasiun Solo Jebres dan Stasiun Semarang Tawang dengan Stasiun Semarang Poncol.

Nah, beberapa stasiun yang disebutkan tadi ternyata memang sudah ada sejak jaman kolonial Belanda, lho. Tak hanya itu ada alasan juga mengapa stasiun besar tersebut jaraknya pun berdekatan.

Ada sekitar 13 perusahaan perkeretaapian yang mengelola jaringan kereta api di Hindia Belanda, terutama di Jawa, Sumatera, dan Madura. Setiap perusahaan tersebut membangun jaringan rel dan sarana pendukungnya sendiri, termasuk stasiun-stasiunnya.

Alasan mengapa stasiun-stasiun kereta sangat berdekatan adalah karena masing-masing stasiun tersebut dibangun dan dimiliki oleh perusahaan yang berbeda. Kita ambil contoh Stasiun Semarang Poncol dimiliki oleh perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sementara Stasiun Semarang Tawang dibangun oleh perusahaan Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).

Stasiun Semarang Tawang masa kini, bangunannya tak berubah dari masa lalu

Hal yang sama juga berlaku untuk Stasiun Lempuyangan (Yogyakarta) yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik negara Staatsspoorwegen (SS), sedangkan Stasiun Tugu dimiliki oleh swasta yakni Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Sebagai perusahaan yang melakukan monopoli kereta api, stasiun yang saling berdekatan itu kemudian tetap difungsikan untuk melayani naik turun penumpang yang dibedakan dengan rute maupun kelas kereta yang berbeda. Seperti Stasiun Cirebon atau Kejaksan yang banyak diperuntukkan kereta eksekutif dan bisnis, sedangkan Stasiun Prujakan lebih banyak dipakai untuk pemberhentian kereta kelas ekonomi.

Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, semua aset kereta api di Indonesia dikelola oleh Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api). Baru setelah Indonesia merdeka pada tahun 1946, Rikuyu Sokyoku berubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), yang kemudian menjadi cikal bakal PT KAI.

Pada awalnya, jalur kereta api dibangun oleh perusahaan transportasi Belanda, seperti Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) dan Staatsspoorwegen (SS).

Namun, banyak jalur kereta api warisan Hindia Belanda yang tidak beroperasi lagi setelah kemerdekaan. Di era Orde Baru, sebagian besar jalur tersebut dinonaktifkan. Meskipun begitu, pembangunan jalur kereta api di Indonesia terus dilakukan dengan memfokuskan pada pengembangan jaringan rel yang lebih modern dan efisien.

Inilah Jarak Antar Dua Stasiun KRL Jabodetabek yang Disebut ‘Terpendek dan Terpanjang’

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru