Stasiun Cirebon atau yang lebih dikenal sebagai Stasiun Cirebon Kejaksan sempat menuai kontroversi. Bagaimana tidak, kabarpenumpang telah membahas mengenai penamaan stasiun ini yang digadang-gadang akan menggunakan nama baru, yaitu Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi. Namun, dari berbagai pihak ternyata ada ketidaksepakatan mengenai nama stasiun yang digabungkan dengan brand batik asal Cirebon tersebut.
Naming rights yang ada di Stasiun Cirebon sebenarnya sudah terpasang di berbagai titik. Ada yang dipasang di pintu masuk stasiun dan ada pula yang dipasang papan nama di pinggir rel kereta api.
Ada Rencana Perubahan Nama di Stasiun Cirebon, Ternyata Ini Nama Barunya
Namun semua tulisan yang terpasang, tidak jadi untuk di perlihatkan. Lantaran tulisan BT Batik Trusmi kini ditutup menggunakan plester warna merah dan ada pula yang ditutup dengan kain berwarna hitam. Bahkan beberapa hari lalu, tulisan brand tersebut sudah dicabut.
Polemik perubahan nama ini pun akhirnya berujung pada pembatalan. Padahal perubahan nama tersebut sebelumnya muncul akibat kesepakatan kerja sama antara PT KAI dengan salah satu brand batik asal Cirebon, BT Batik Trusmi.

Dari pembatalan tersebut, kekecewaan pun mencuat dari pihak Batik Trusmi. Pemilik BT Batik Trusmi, Sally Giovani, menyayangkan pembatalan tersebut. Menurutnya, keputusan itu diambil secara sepihak oleh PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI).
Kekecewaan yang dirasakan lantaran pembatalan baru disampaikan dua hari menjelang acara peluncuran, padahal sudah ada pembahasan antara kedua belah pihak selama lima bulan. Terlebih hal tersebut, nama stasiun sudah sempat berubah menjadi Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi. Sally menjelaskan bahwa ia sudah 90% mempersiapkan acara termasuk mengundang tamu spesial yang nantinya akan menyemarakkan saat peluncuran nama baru tersebut.
Kerja sama naming rights antara BT Batik Trusmi dan PT KAI sebelumnya menyepakati penamaan BT Batik Tursmi pada Stasiun Cirebon. Launching perubahan nama Stasiun Cirebon menjadi Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi rencananya digelar pada 1 Oktober 2025 lalu.
Namun, kerja sama naming rights itu mendapat kritikan tajam dari masyarakat luas, terutama dari anggota DPRD Kota Cirebon dan para budayawan Cirebon. Hingga akhirnya, PT KAI memutuskan untuk menunda peluncuran perubahan nama Stasiun Cirebon menjadi Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi pada 30 September 2025.
Menurut anggota Komisi III DPRD Kota Cirebon, Umar Stanis Clau menilai, naming rights tersebut adalah monopoli. Dengan munculnya nama BT Batik Trusmi pada Stasiun Cirebon maka UMKM lain yang berbisnis di bidang batik akan tertutup. Karena itu, ia mendukung penolakan dari sejumlah elemen terkait kerja sama tersebut.
Vice President PT KAI Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon, Arie Fathurrochman, menegaskan aspirasi masyarakat menjadi pertimbangan utama. Ia pun menyampaikan permintaan maaf karena penamaan baru tidak mempertimbangkan aspek kultural. Untuk saat ini, nama resmi stasiun kembali menjadi Stasiun Cirebon, dan Daop 3 Cirebon akan mengusulkan perubahan nama resmi ke pusat menjadi Stasiun Cirebon Kejaksan.
Hingga kini, pihak BT Batik Trusmi belum menerima kejelasan tindak lanjut. Informasi terakhir yang didapat Sally, persoalan itu masih dibahas di tingkat pusat PT KAI. Menurutnya, intervensi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta DPRD Kota Cirebon menjadi faktor yang memengaruhi keputusan tersebut.
Selain itu, dari pihak PT KAI sendiri sangat menghargai aspirasi masyarakat yang akan ditampung. Termasuk, adanya aspirasi untuk penambahan kata Kejaksan di belakang nama Stasiun Cirebon hingga menjadi Stasiun Cirebon Kejaksan.
Stasiun Cirebon, Bernilai Strategis dan Menyandang Bangunan Cagar Budaya
